
Ada Apa Ini? Kenapa Rupiah Terlemah Kedua di Asia?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 July 2019 12:21

Selain urusan suku bunga acuan, rupiah juga terbeban oleh perkembangan harga minyak dunia. Pada pukul 11:52 WIB, harga minyak jenis brent dan light sweet melonjak masing-masing 1,23% dan 0,72%.
Ketegangan di Timur Tengah membuat harga minyak melambung. Seperti diwartakan oleh Reuters, Garda Revolusioner Iran menangkap kapal tanker berbendera Inggris di wilayah Teluk. Ini merupakan balasan atas langkah Inggris yang menahan kapal Iran di wilayah Gibraltar.
Tidak hanya itu, pantauan Refinitiv menunjukkan kapal berbendera Liberia yang dioperasikan maskapai Inggris terpantau berubah arah menuju perairan Iran. Ada dugaan kapal tersebut 'diarahkan'.
"Penahanan ini tidak bisa diterima. Kebebasan navigasi harus dijaga dan setiap kapal bisa bergerak bebas di wilayah tersebut," tegas Jeremy Hunt, Menteri Luar Negeri Inggris, yang juga merupakan calon perdana menteri pengganti Theresa May.
Masalah ini sudah sampai di telinga AS, sang polisi dunia. Presiden AS Donald Trump menyatakan bakal berbicara dengan London untuk membahas isu tersebut.
"Mereka (Iran) jangan melakukan hal yang bodoh. Jika melakukan itu, maka mereka harus membayar lebih dari yang dibayar pihak-pihak sebelumnya," tegas Trump, dikutip dari Reuters.
Risiko gesekan di Timur Tengah bisa saja menyebabkan gangguan produksi dan distribusi minyak ke pasar global. Kala pasokan dari Timur Tengah terganggu, maka fundamental pasar minyak dunia akan terpengaruh karena kawasan ini merupakan produsen emas hitam terbesar di dunia. Jadi tidak heran setiap kali Timur Tengah memanas, maka harga minyak bakal bergerak ke utara.
Kenaikan harga minyak merupakan sentimen negatif bagi rupiah. Sebab, Indonesia adalah negara net importir minyak yang harus mengimpor demi memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Saat harga minyak naik, tentu biaya impor komoditas ini menjadi mahal. Akibatnya, neraca perdagangan dan transaksi berjalan akan semakin terbeban.
Pasokan devisa dari ekspor-impor barang dan jasa seret, sehingga fundamental rupiah menjadi rapuh. Rupiah pun rentan melemah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Ketegangan di Timur Tengah membuat harga minyak melambung. Seperti diwartakan oleh Reuters, Garda Revolusioner Iran menangkap kapal tanker berbendera Inggris di wilayah Teluk. Ini merupakan balasan atas langkah Inggris yang menahan kapal Iran di wilayah Gibraltar.
Tidak hanya itu, pantauan Refinitiv menunjukkan kapal berbendera Liberia yang dioperasikan maskapai Inggris terpantau berubah arah menuju perairan Iran. Ada dugaan kapal tersebut 'diarahkan'.
Masalah ini sudah sampai di telinga AS, sang polisi dunia. Presiden AS Donald Trump menyatakan bakal berbicara dengan London untuk membahas isu tersebut.
"Mereka (Iran) jangan melakukan hal yang bodoh. Jika melakukan itu, maka mereka harus membayar lebih dari yang dibayar pihak-pihak sebelumnya," tegas Trump, dikutip dari Reuters.
Risiko gesekan di Timur Tengah bisa saja menyebabkan gangguan produksi dan distribusi minyak ke pasar global. Kala pasokan dari Timur Tengah terganggu, maka fundamental pasar minyak dunia akan terpengaruh karena kawasan ini merupakan produsen emas hitam terbesar di dunia. Jadi tidak heran setiap kali Timur Tengah memanas, maka harga minyak bakal bergerak ke utara.
Kenaikan harga minyak merupakan sentimen negatif bagi rupiah. Sebab, Indonesia adalah negara net importir minyak yang harus mengimpor demi memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Saat harga minyak naik, tentu biaya impor komoditas ini menjadi mahal. Akibatnya, neraca perdagangan dan transaksi berjalan akan semakin terbeban.
Pasokan devisa dari ekspor-impor barang dan jasa seret, sehingga fundamental rupiah menjadi rapuh. Rupiah pun rentan melemah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular