
Ada Apa Ini? Kenapa Rupiah Terlemah Kedua di Asia?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 July 2019 12:21

Antisipasi itu yang membuat rupiah melemah hari ini. Tidak cuma rupiah, hampir seluruh mata uang utama Asia juga terdepresiasi.
Namun memang rupiah menjadi salah satu yang terlemah di Asia. Rupiah berada di posisi kedua dari bawah di klasemen mata uang Asia, hanya lebih baik dari yen Jepang.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 12:15 WIB:
Pelaku pasar kini ragu apakah The Fed bakal memangkas suku bunga acuan secara agresif atau tidak. Pasalnya, pernyataan sangat dovish dari Presiden The Fed New York John Williams telah diluruskan.
"Ini adalah pidato akademik, mengutip hasil kajian selama 20 tahun. Bukan kemungkinan arah kebijakan di rapat FOMC mendatang," tegas The Fed New York dalam keterangan tertulis.
Akhir pekan lalu, Williams menyatakan bahwa perekonomian AS butuh stimulus baru. Bank sentral tidak bisa diam sambil menunggu ekonomi memburuk baru mengambil kebijakan.
"Lebih baik mengambil langkah preventif daripada menunggu bencana terjadi. Saat Anda sudah menghabiskan begitu banyak stimulus, yang harus dilakukan selanjutnya adalah menurunkan suku bunga dengan segera saat tanda-tanda perlambatan ekonomi sudah terlihat," jelas Williams akhir pekan lalu, seperti dikutip dari Reuters.
Namun karena pernyataan itu batal demi hukum, pelaku pasar jadi pikir-pikir. Sepertinya penurunan suku bunga acuan 25 bps lebih masuk akal ketimbang 50 bps.
Mengutip CME Fedwatch, probabilitas pemangkasan Federal Funds Rate 50 bps pada 31 Juli 'hanya' 22,5%. Jauh di bawah kemungkinan penurunan 25 bps yaitu 77,5%. Padahal akhir pekan lalu, peluang penurunan 50 bps lebih tinggi.
Situasi ini menguntungkan bagi dolar AS. Dengan penurunan suku bunga acuan yang tidak terlampau agresif, berinvestasi di mata uang Negeri Paman Sam tidak rugi-rugi amat. Ini yang membuat dolar AS berhasil menekan mata uang Asia, termasuk rupiah.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Namun memang rupiah menjadi salah satu yang terlemah di Asia. Rupiah berada di posisi kedua dari bawah di klasemen mata uang Asia, hanya lebih baik dari yen Jepang.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 12:15 WIB:
Pelaku pasar kini ragu apakah The Fed bakal memangkas suku bunga acuan secara agresif atau tidak. Pasalnya, pernyataan sangat dovish dari Presiden The Fed New York John Williams telah diluruskan.
"Ini adalah pidato akademik, mengutip hasil kajian selama 20 tahun. Bukan kemungkinan arah kebijakan di rapat FOMC mendatang," tegas The Fed New York dalam keterangan tertulis.
Akhir pekan lalu, Williams menyatakan bahwa perekonomian AS butuh stimulus baru. Bank sentral tidak bisa diam sambil menunggu ekonomi memburuk baru mengambil kebijakan.
"Lebih baik mengambil langkah preventif daripada menunggu bencana terjadi. Saat Anda sudah menghabiskan begitu banyak stimulus, yang harus dilakukan selanjutnya adalah menurunkan suku bunga dengan segera saat tanda-tanda perlambatan ekonomi sudah terlihat," jelas Williams akhir pekan lalu, seperti dikutip dari Reuters.
Namun karena pernyataan itu batal demi hukum, pelaku pasar jadi pikir-pikir. Sepertinya penurunan suku bunga acuan 25 bps lebih masuk akal ketimbang 50 bps.
Mengutip CME Fedwatch, probabilitas pemangkasan Federal Funds Rate 50 bps pada 31 Juli 'hanya' 22,5%. Jauh di bawah kemungkinan penurunan 25 bps yaitu 77,5%. Padahal akhir pekan lalu, peluang penurunan 50 bps lebih tinggi.
Situasi ini menguntungkan bagi dolar AS. Dengan penurunan suku bunga acuan yang tidak terlampau agresif, berinvestasi di mata uang Negeri Paman Sam tidak rugi-rugi amat. Ini yang membuat dolar AS berhasil menekan mata uang Asia, termasuk rupiah.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Next Page
Harga Minyak Ikut Bebani Rupiah
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular