
Spekulasi Pemangkasan Fed Rate 50 Bps Buat Euro Bergerak Liar
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
19 July 2019 19:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang euro melemah cukup signifikan melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (19/5/19) setelah Kamis kemarin menguat cukup tajam. Spekulasi bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi penyebab pergerakan liar mata uang 19 negara ini.
Pada pukul 19:05 WIB, euro diperdagangkan di kisaran 1,1230 atau melemah 0,4% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Pada perdagangan Kamis kemarin euro menguat 0,46%, sehingga pelemahan hari ini hampir menghapus semua penguatan tersebut.
Adalah Presiden The Fed New York John Williams yang memicu spekulasi tersebut. Pada Kamis kemarin Williams mengatakan para bankir harus bertindak cepat dengan kekuatan penuh ketika suku bunga menjadi rendah dan pertumbuhan ekonomi melambat, mengutip CNBC International.
Pelaku pasar merespon ucapan itu, probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 1,75%-2% sempat melesat naik ke kisaran 70% dini hari tadi, padahal sebelum komentar tersebut probabilitasnya di kisaran 30%, berdasarkan data dari perangkat FedWatch milik CME Group. Akibatnya dolar AS langsung jeblok, euro menguat.
Namun, komentar Williams langsung diklarifikasi oleh The Fed New York, Komentar dari bosnya dikatakan bersifat akademis dan bukan tentang arah kebijakan moneter bank sentral paling kuat sedunia ini.
Probabilitas pemangkasan suku bunga 50 bps kembali menurun setelah adanya klarifikasi tersebut. Berdasarkan perangkat FedWatch pada pukul 17:30 WIB berada di kisaran 46%, efeknya dolar bangkit dan euro berbalik melemah.
Euro sebenarnya juga dalam kondisi yang kurang bagus akibat European Central Bank (ECB) diprediksi akan memangkas suku bunganya di bulan September nanti. Dalam beberapa hari terakhir, beberapa pejabat ECB mulai angkat bicara terkait prospek stimulus moneter yang akan diberikan untuk memacu perekonomian.
Pada Jumat (12/7/19) pekan lalu, anggota dewan ECB, yang juga Gubernur Bank of Italia, mengatakan dalam beberapa pekan ke depan ECB akan terus melakukan penilaian untuk menyesuaikan instrumen kebijakan moneter yang tersedia, sebagaimana dilaporkan Reuters.
Sementara siang kemarin anggota dewan ECB Benoit Coeure mengatakan pihaknya siap untuk bertindak jika diperlukan untuk mendorong inflasi naik menuju target 2%.
"ECB kemungkinan akan semakin dovish dalam memberikan panduan kebijakan moneter pada pekan depan, sehingga pelaku pasar akan berekspektasi suku bunga akan lebih rendah lagi" kata Peter Chatwell, analis dari Mizuho, sebagaimana dilansir dari Reuters.
Hasil survei Reuters juga menunjukkan pelaku pasar sudah yakin ECB akan memangkas suku bunganya pada bulan September.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Jadi Korban Keganasan Dolar AS, Euro Anjlok 2% Lebih
Pada pukul 19:05 WIB, euro diperdagangkan di kisaran 1,1230 atau melemah 0,4% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Pada perdagangan Kamis kemarin euro menguat 0,46%, sehingga pelemahan hari ini hampir menghapus semua penguatan tersebut.
Adalah Presiden The Fed New York John Williams yang memicu spekulasi tersebut. Pada Kamis kemarin Williams mengatakan para bankir harus bertindak cepat dengan kekuatan penuh ketika suku bunga menjadi rendah dan pertumbuhan ekonomi melambat, mengutip CNBC International.
Pelaku pasar merespon ucapan itu, probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 1,75%-2% sempat melesat naik ke kisaran 70% dini hari tadi, padahal sebelum komentar tersebut probabilitasnya di kisaran 30%, berdasarkan data dari perangkat FedWatch milik CME Group. Akibatnya dolar AS langsung jeblok, euro menguat.
Namun, komentar Williams langsung diklarifikasi oleh The Fed New York, Komentar dari bosnya dikatakan bersifat akademis dan bukan tentang arah kebijakan moneter bank sentral paling kuat sedunia ini.
Probabilitas pemangkasan suku bunga 50 bps kembali menurun setelah adanya klarifikasi tersebut. Berdasarkan perangkat FedWatch pada pukul 17:30 WIB berada di kisaran 46%, efeknya dolar bangkit dan euro berbalik melemah.
Euro sebenarnya juga dalam kondisi yang kurang bagus akibat European Central Bank (ECB) diprediksi akan memangkas suku bunganya di bulan September nanti. Dalam beberapa hari terakhir, beberapa pejabat ECB mulai angkat bicara terkait prospek stimulus moneter yang akan diberikan untuk memacu perekonomian.
Pada Jumat (12/7/19) pekan lalu, anggota dewan ECB, yang juga Gubernur Bank of Italia, mengatakan dalam beberapa pekan ke depan ECB akan terus melakukan penilaian untuk menyesuaikan instrumen kebijakan moneter yang tersedia, sebagaimana dilaporkan Reuters.
Sementara siang kemarin anggota dewan ECB Benoit Coeure mengatakan pihaknya siap untuk bertindak jika diperlukan untuk mendorong inflasi naik menuju target 2%.
"ECB kemungkinan akan semakin dovish dalam memberikan panduan kebijakan moneter pada pekan depan, sehingga pelaku pasar akan berekspektasi suku bunga akan lebih rendah lagi" kata Peter Chatwell, analis dari Mizuho, sebagaimana dilansir dari Reuters.
Hasil survei Reuters juga menunjukkan pelaku pasar sudah yakin ECB akan memangkas suku bunganya pada bulan September.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Jadi Korban Keganasan Dolar AS, Euro Anjlok 2% Lebih
Most Popular