
Makin Banyak Sinyal Pangkas Bunga, Euro Tak Berdaya
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
17 July 2019 21:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang euro kesulitan untuk beranjak naik pada perdagangan Rabu (17/7/19) akibat semakin banyaknya sinyal pemangkasan suku bunga European Central Bank (ECB).
Pada pukul 20:58 WIB, euro diperdagangkan di kisaran US$ 1,1218 atau menguat 0,08% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Pada Selasa kemarin, mata uang 19 negara ini anjlok 0,43%.
Para analis memprediksi euro tidak akan mampu menguat signifikan sebelum pengumuman kebijakan moneter ECB pekan depan, dimana para pembuat kebijakan diperkirakan mengungkap rencana akan adanya stimulus moneter, mengutip CNBC International.
Siang tadi, anggota dewan ECB Benoit Coeure mengatakan pihaknya siap untuk bertindak jika diperlukan untuk mendorong inflasi naik menuju target 2%.
Pernyataan itu semakin menguatkan keyakinan pelaku pasar jika ECB akan menggelontorkan stimulus moneter baik dengan pemangkasan suku bunga dan/atau program pembelian aset (surat berharga) yang dikenal dengan quantitative easing (QE) pada September--dan bahkan bersamaan dengan pengumuman kebijakan moneter pekan depan.
Sebelumnya pada Jumat (12/7/19) pekan lalu, anggota dewan ECB yang juga Gubernur Bank of Italia, mengatakan dalam beberapa pekan ke depan ECB akan terus melakukan penilaian untuk menyesuaikan instrumen kebijakan moneter yang tersedia, sebagaimana dilaporkan Reuters.
Euro pada perdagangan Selasa kemarin merosot tajam setelah data yang dirilis oleh Institut ZEW menunjukkan indeks keyakinan ekonomi Jerman turun ke -24,5 bulan ini dibandingkan bulan sebelumnya -21,1. Indeks ini menggunakan angka 0 sebagai ambang batas, di atas 0 berarti optimistis sementara di bawah 0 atau minus berarti pesimistis.
"Diantara semua negara maju, Jerman merupakan negara yang paling diuntungkan dari munculnya China sebagai raksasa ekonomi dunia, tetapi juga menjadi yang paling rentan jika Tiongkok mengalami pelambatan. Dan ketika ekonomi Jerman ikut melambat, maka zona euro juga akan terpukul" kata Kit Juckes, analis Societe Generale.
Juckes memprediksi mendekati pengumuman kebijakan moneter ECB 25 Juli nanti, euro masih akan diperdagangkan di bawah US$ 1,2.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Trading Cuan Rp 70 Juta, Euro Dulu Dibuang Kini Disayang!
Pada pukul 20:58 WIB, euro diperdagangkan di kisaran US$ 1,1218 atau menguat 0,08% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Pada Selasa kemarin, mata uang 19 negara ini anjlok 0,43%.
Siang tadi, anggota dewan ECB Benoit Coeure mengatakan pihaknya siap untuk bertindak jika diperlukan untuk mendorong inflasi naik menuju target 2%.
Pernyataan itu semakin menguatkan keyakinan pelaku pasar jika ECB akan menggelontorkan stimulus moneter baik dengan pemangkasan suku bunga dan/atau program pembelian aset (surat berharga) yang dikenal dengan quantitative easing (QE) pada September--dan bahkan bersamaan dengan pengumuman kebijakan moneter pekan depan.
Sebelumnya pada Jumat (12/7/19) pekan lalu, anggota dewan ECB yang juga Gubernur Bank of Italia, mengatakan dalam beberapa pekan ke depan ECB akan terus melakukan penilaian untuk menyesuaikan instrumen kebijakan moneter yang tersedia, sebagaimana dilaporkan Reuters.
Euro pada perdagangan Selasa kemarin merosot tajam setelah data yang dirilis oleh Institut ZEW menunjukkan indeks keyakinan ekonomi Jerman turun ke -24,5 bulan ini dibandingkan bulan sebelumnya -21,1. Indeks ini menggunakan angka 0 sebagai ambang batas, di atas 0 berarti optimistis sementara di bawah 0 atau minus berarti pesimistis.
"Diantara semua negara maju, Jerman merupakan negara yang paling diuntungkan dari munculnya China sebagai raksasa ekonomi dunia, tetapi juga menjadi yang paling rentan jika Tiongkok mengalami pelambatan. Dan ketika ekonomi Jerman ikut melambat, maka zona euro juga akan terpukul" kata Kit Juckes, analis Societe Generale.
Juckes memprediksi mendekati pengumuman kebijakan moneter ECB 25 Juli nanti, euro masih akan diperdagangkan di bawah US$ 1,2.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Trading Cuan Rp 70 Juta, Euro Dulu Dibuang Kini Disayang!
Most Popular