Kabar dari MH Thamrin Bikin Dag-Dig-Dug, IHSG Jadi Loyo

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
16 July 2019 16:46
Nantikan Kabar dari MH Thamrin
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Sayang, IHSG tak bisa memanfaatkan momentum yang ada. Kekhawatiran bahwa Bank Indonesia (BI) belum akan memangkas tingkat suku bunga acuan pada pertemuan bulan ini menjadi faktor yang memantik aksi jual di pasar saham tanah air.

Walau ada sinyal yang luar biasa kuat dari The Fed terkait dengan pemangkasan tingkat suku bunga acuan, hingga kini sinyal serupa belum bisa didapati dari BI. Hingga kini, MH Thamrin (kantor pusat BI) belum buka suara lagi terkait dengan peluang dipangkasnya BI 7-day Reverse Repo Rate.

Hal ini sejatinya bisa dimaklumi. Menjelang Rapat Dewan Gubernur (RDG), ada yang namanya black period di mana para pejabat bank sentral menutup mulutnya rapat-rapat terkait arah kebijakan suku bunga acuan.

Sebagai informasi, RDG BI pada bulan ini akan digelar pada tanggal 17 dan 18 Juli, esok.

Sekadar mengingatkan, selepas menggelar pertemuan selama dua hari pada bulan lalu, BI memutuskan untuk mempertahankan 7-Day Reverse Repo Rate di level 6%. Dalam konferensi persnya, Gubernur BI Perry Warjiyo terlihat jelas masih galau dalam memangkas tingkat suku bunga acuan di masa depan.


Perry menyebutkan bahwa pihaknya masih akan mencermati kondisi pasar keuangan global utamanya terkait perang dagang AS-China dan posisi Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) sebelum memangkas tingkat suku bunga acuan.

“…sementara kebijakan suku bunga kami sampaikan kami cermati kondisi pasar global dan NPI dalam pertimbangkan (pemangkasan) suku bunga,” kata Perry di Gedung BI, Kamis (20/6/2019).

Padahal, saat ini perekonomian Indonesia jelas membutuhkan stimulus moneter. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017, target pertumbuhan ekonomi dipatok di level 5,1%.

Tak puas sampai di situ, pemerintah seolah menyombongkan diri dengan menaikkan target menjadi 5,2% dalam APBNP 2017. Padahal, biasanya target justru diturunkan dari yang dicanangkan di APBN. Kenyataannya, realisasi pertumbuhan ekonomi hanyalah 5,07%.

Untuk tahun 2018, pemerintah tidak mengajukan APBNP ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Dalam APBN 2018, pertumbuhan ekonomi dipatok di level 5,4% dan yang terealisasi hanyalah 5,17%.

Untuk diketahui, pertumbuhan ekonomi periode kuartal I-2019 diumumkan di level 5,07% secara tahunan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), jauh lebih rendah dibandingkan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia sebesar 5,19% YoY.

Belum adanya kisi-kisi dari MH Thamrin terkait pemangkasan tingkat suku bunga acuan membuat pelaku pasar saham tanah air memilih untuk melepas posisinya sembari menantikan perkembangan yang akan datang.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank/tas)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular