Obligasi Baru di Semester-II Diramal Rp 80 T, Ini Pemicunya

Monica Wareza, CNBC Indonesia
16 July 2019 14:36
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memperkirakan nilai penerbitan obligasi pada semester kedua tahun ini akan lebih ramai.
Foto: US Treasury, Bond, Obligasi (Ilustrasi Obligasi)
Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga rating PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memperkirakan nilai penerbitan obligasi pada semester kedua tahun ini akan lebih ramai ketimbang paruh pertama 2019 yakni mencapai Rp 70 triliun-Rp 80 triliun yang didorong penerbitan obligasi sektor konstruksi dan infrastruktur.

Direktur Utama Pefindo Salyadi Saputra mengatakan tren yang terjadi di sepanjang semester pertama 2019 masih melanjutkan kondisi di paruh kedua tahun lalu. Sepinya penerbitan obligasi pada paruh pertama tahun ini masih terdampak tingkat suku bunga acuan yang tahun lalu naik ke 6%.

Masih Sepi, Penerbitan Obligasi Semester II-2019 BIsa Capai RFoto: Direktur Utama Pefindo, Salyadi Saputra (CNBC Indonesia/ Yanurisa Ananta)

Tingginya suku bunga membuat emiten obligasi harus berfikir ulang untuk memberikan yield atau imbal hasil kepada investor yang tentu mempertimbangkan beban bunga (cost fo fund) mereka.


"Saya rasa tetap perbankan dan pembiayaan [issuers paling besar]. Infrastruktur ini perusahaan konstruksi lagi rencana penerbitan emisi. Tapi yang akan jadi booster [pendorong] adalah infrastruktur related," kata Salyadi di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/7/2019).

Tingginya penerbitan obligasi dari sektor infrastruktur saat ini dipengaruhi oleh dengan kebijakan presiden untuk mendorong pembangunan infrastruktur.

Dengan demikian, tak hanya korporasi sektor konstruksi yang akan menerbitkan surat utang, namun perbankan yang juga menyalurkan pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur juga akan mencari sumber pendanaan jangka panjang seperti obligasi.

Data per akhir Juni 2019 menunjukkan, Pefindo masih memiliki mandat pemeringkatan untuk penerbitan obligasi korporasi senilai Rp 37,12 triliun.

Mayoritas penerbitan obligasi yang ditangani pemeringkatannya oleh Pefindo masih berasal dari perbankan senilai Rp 10,40 triliun, pembiayaan (multifinance) Rp 8,31 triliun dan listrik Rp 3,33 triliun.

Hingga akhir tahun ini, Pefindo memperkirakan nilai penerbitan obligasi senilai Rp 135,2 triliun. Adapun pada semester I-2019 masih berjumlah sebesar Rp 52,5 triliun, sedang penerbitan MTN (surat utang jangka menengah) nilainya masih mencapai Rp 5,9 triliun.

Mayoritas penerbitan surat utang ini masih didominasi oleh lembaga keuangan dan pembiayaan dengan porsi masing-masing Rp 36,62 triliun dan Rp 22,60 triliun.

Sebagai perbandingan, sebelumnya Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) memprediksi penerbitan obligasi korporasi bisa mencapai Rp 120 triliun-Rp 130 triliun hingga akhir tahun ini akibat ekspektasi optimistis terhadap prospek penurunan suku bunga acuan.

Simak ulasan sektor terbanyak penerbit obligasi.

[Gambas:Video CNBC]

(tas) Next Article Jawara Penjamin Emisi Obligasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular