
Jelang Musim Haji, Riyal di Level Terlemah Setahun Terakhir
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
15 July 2019 18:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Riyal tidak sanggup membendung kekuatan rupiah pada perdagangan Senin (15/7/19), mata uang Arab Saudi ini jeblok hingga ke level terlemah dalam satu tahun terakhir. Hal ini tentunya menjadi kabar bagus bagi jamaah yang akan berangkat ke Tanah Suci di musim haji 2019 ini.
Pada pukul 17:30 WIB, riyal diperdagangkan di kisaran Rp 3.710 atau melemah 0,59% di pasar spot, mengutip data dari Refinitiv. Sebelumnya riyal bahkan menyentuh level Rp 3.702 atau terlemah sejak 8 Juni 2018. Dalam dua hari perdagangan terakhir, riyal juga jeblok masing-masing 0,48% dan 0,43%.
Rupiah hari ini mendapat tenaga dari dari pertemuan Presiden Jokowi dengan Prabowo Subianto yang membuat suasana politik dalam negeri menjadi lebih adem. Selain investor sudah memperoleh kejelasan mengenai arah pembangunan selama lima tahun ke depan.
Tadi malam, Jokowi memaparkan Visi Indonesia yang berisi lima fokus pembangunan yaitu infrastruktur, sumber daya manusia, investasi, reformasi birokrasi, dan optimalisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Surplus neraca dagang Indonesia juga menjadi sentimen positif, meski masih di bawah konsensus tetapi setidaknya bisa mengurangi defisit current account.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekspor turun 8,98% YoY sementara impor malah naik 2,8% YoY. Ini membuat neraca perdagangan masih surplus meski tidak setinggi perkiraan, yaitu 'hanya' US$ 200 juta.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor terkontraksi alias minus 8,3% year-on-year (YoY). Sementara impor diperkirakan negatif 5,26% YoY dan neraca perdagangan diramal surplus US$ 516 juta.
Berikut tabel pergerakan riyal melawan rupiah di pasar spot sepanjang bulan Juli, berdasarkan data Refinitiv.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Harga Minyak Melonjak, Riyal Lompati Rupiah
Pada pukul 17:30 WIB, riyal diperdagangkan di kisaran Rp 3.710 atau melemah 0,59% di pasar spot, mengutip data dari Refinitiv. Sebelumnya riyal bahkan menyentuh level Rp 3.702 atau terlemah sejak 8 Juni 2018. Dalam dua hari perdagangan terakhir, riyal juga jeblok masing-masing 0,48% dan 0,43%.
Tadi malam, Jokowi memaparkan Visi Indonesia yang berisi lima fokus pembangunan yaitu infrastruktur, sumber daya manusia, investasi, reformasi birokrasi, dan optimalisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Surplus neraca dagang Indonesia juga menjadi sentimen positif, meski masih di bawah konsensus tetapi setidaknya bisa mengurangi defisit current account.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekspor turun 8,98% YoY sementara impor malah naik 2,8% YoY. Ini membuat neraca perdagangan masih surplus meski tidak setinggi perkiraan, yaitu 'hanya' US$ 200 juta.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor terkontraksi alias minus 8,3% year-on-year (YoY). Sementara impor diperkirakan negatif 5,26% YoY dan neraca perdagangan diramal surplus US$ 516 juta.
Berikut tabel pergerakan riyal melawan rupiah di pasar spot sepanjang bulan Juli, berdasarkan data Refinitiv.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Harga Minyak Melonjak, Riyal Lompati Rupiah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular