Rupiah Kuat di Kurs Tengah BI, Jagoan Asia di Pasar Spot

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
15 July 2019 10:19
Rupiah Kuat di Kurs Tengah BI, Jagoan Asia di Pasar Spot
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat cukup tajam di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Di perdagangan pasar spot, rupiah bahkan menjadi mata uang terkuat di Asia. 

Pada Senin (15/7/2019), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 13.970. Rupiah menguat 0,82% dibandingkan posisi akhir pekan lalu. 

Rupiah di Rp 13.970/US$ adalah yang terbaik sejak 6 Februari. Sementara penguatan 0,82% merupakan apresiasi harian terbaik sejak 21 Juni. 

 

Sementara di pasar spot, rupiah juga perkasa. Pada pukul 10:08 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 13.910 di mana rupiah menguat 0,64%. 

Kala pembukaan pasar, rupiah hanya menguat tipis 0,03%. Namun seiring perjalanan pasar, apresiasi rupiah semakin tinggi. 

Bahkan penguatan 0,64% membawa rupiah jadi mata uang terbaik di Asia. Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 10:10 WIB: 





(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Faktor domestik sepertinya memegang peranan penting dalam penguatan rupiah. Pertama, ada ekspektasi terhadap positifnya data perdagangan internasional yang dirilis hari ini. 

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor terkontraksi alias minus 8,3% year-on-year (YoY). Sementara impor diperkirakan negatif 5,26% YoY dan neraca perdagangan diramal surplus US$ 516 juta. 

Sedangkan konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan ekspor turun 8,7% YoY dan impor terkontraksi 5%. Neraca perdagangan diproyeksikan surplus US$ 690 juta. 

Potensi surplus neraca perdagangan selama dua bulan beruntun menjadi sentimen positif bagi rupiah dan aset-aset berbasis mata uang ini. Artinya ketersediaan valas dari sektor perdagangan semakin membaik. 

Kedua, akhir pekan lalu presiden terpilih periode 2019-2014 Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan mantan rivalnya di Pemilihan Presiden (Pilpres) Prabowo Subianto. Ini adalah pertemuan perdana mereka selepas pesta demokrasi. 

Adem. Suasana yang selama kurang lebih setahun panas kini sudah dingin. Kompetisi politik sudah selesai, dan energi bangsa Indonesia bisa dicurahkan untuk pembangunan. 

Sebelumnya, ketidakpastian dan suhu panas politik menjadi batu sandungan bagi pelaku pasar. Investor belum berani menanamkan modalnya secara agresif di Indonesia, karena faktor tersebut. 

Namun kini ketidakpastian itu sirna. Investor tidak perlu lagi khawatir dengan tensi politik yang meninggi. 


Ketiga, investor sudah memperoleh kejelasan mengenai arah pembangunan selama lima tahun ke depan. Tadi malam, Jokowi memaparkan Visi Indonesia yang berisi lima fokus pembangunan yaitu infrastruktur, sumber daya manusia, investasi, reformasi birokrasi, dan optimalisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 

Lagi-lagi satu ketidakpastian gugur. Investor kini sudah mendapat gambaran seperti apa arah kebijakan pemerintahan Jokowi pada periode keduanya. Tidak terlampau jauh dibandingkan yang pertama, hanya ada penguatan di sana-sini.



TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular