Juru Selamat Bursa Saham Asia Hari Ini: Bos The Fed

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
12 July 2019 18:14
Seluruh bursa saham utama kawasan Asia kompak mengakhiri perdagangan hari ini di zona hijau.
Foto: Jerome Powell (REUTERS/Erin Scott)
Jakarta, CNBC Indonesia - Seluruh bursa saham utama kawasan Asia kompak mengakhiri perdagangan hari ini, Jumat (12/7/2019) di zona hijau.

Data perdagangan menunjukkan, indeks Nikkei naik 0,2%, indeks Shanghai menguat 0,44%, indeks Hang Seng terapresiasi 0,14%, indeks Straits Times terkerek 0,21%, dan indeks Kospi terapresiasi 0,29%.

Sejatinya, rilis data ekonomi tak mendukung untuk melakukan aksi beli di bursa saham Benua Kuning. Pada hari ini, perekonomian Singapura diketahui membukukan kontraksi hingga 3,4% pada kuartal II-2019 (QoQ annualized), dilansir dari CNBC International. Padahal, konsensus yang dihimpun oleh Reuters memproyeksikan perekonomian Negeri Singa akan tumbuh sebesar 0,1%.


Kemudian di China, ada rilis data perdagangan internasional yang mengecewakan. Sejatinya, ekspor periode Juni 2019 diumumkan hanya jatuh sebesar 1,3% secara tahunan, lebih baik ketimbang konsensus yang memperkirakan kontraksi sebesar 2%, dilansir dari Trading Economics.

Namun, impor diumumkan ambruk hingga 7,3% secara tahunan, jauh lebih dalam ketimbang konsensus yang memperkirakan koreksi sebesar 4,5% saja.

Juru Selamat Bursa Saham Asia Hari Ini: Bos The FedFoto: Jerome Powell (REUTERS/Erin Scott)

Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell hadir menjadi penyelamat bagi bursa saham kawasan Asia. Kemarin (11/7/2019) waktu setempat, bos The Fed memberikan testimoninya di hadapan Senate Banking Committee terkait dengan terkait laporan kebijakan moneter semi tahunan.

Powell mengeluarkan pernyataan yang relatif sama seperti pada hari sebelumnya (10/7/2019) kala memberikan testimoni di hadapan House Financial Services Committee.

Pada saat itu, pesimisnya Powell dalam melihat kondisi perekonomian di masa depan dibuktikan dengan pengulangan kata 'ketidakpastian' (uncertainity) yang begitu sering.

CNBC International mencatat bahwa dalam testimoninya di hadapan anggota kongres, setidaknya 26 kali kata 'ketidakpastian' diucapkan oleh suksesor dari Janet Yellen itu.

'Ketidakpastian' yang diucapkan Powell mengacu kepada berbagai macam hal, seperti prospek perekonomian AS, rendahnya tekanan inflasi, perang dagang AS-China, hingga konsumsi rumah tangga.


Di satu sisi, pengulangan kata 'ketidakpastian' yang begitu sering menunjukkan bahwa laju perekonomian dunia saat ini berikut dengan prospeknya benar-benar sedang lesu.

Namun di sisi lain, terlihat jelas bahwa di saat yang bersamaan Powell memberi sinyal yang kuat terkait dengan pemangkasan tingkat suku bunga acuan.

Kini, optimisme membuncah bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar dalam pertemuannya pada akhir bulan ini.

Juru Selamat Bursa Saham Asia Hari Ini: Bos The FedFoto: Kospi (REUTERS/Kim Hong-Ji)

Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak fed fund futures per 12 Juli 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 50 bps pada pertemuan bulan ini berada di level 21,4%. Sementara itu, probabilitas tingkat suku bunga acuan dipangkas sebesar 25 bps berada di level 78,6%.

Di tengah perang dagang AS-China yang belum juga bisa diselesaikan, tentu pemangkasan tingkat suku bunga acuan, apalagi jika signifikan, merupakan opsi terbaik guna menyelamatkan perekonomian AS dari yang namanya hard landing.

Kala laju perekonomian AS bisa didorong di level yang relatif tinggi, maka laju perekonomian dunia diharapkan bisa dipacu untuk melaju di level yang relatif tinggi juga. Maklum, AS merupakan negara dengan nilai perekonomian terbesar di planet bumi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank/tas) Next Article Hore! The Fed Berniat Pangkas Bunga, Bursa Asia Tancap Gas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular