
Berkat Bos The Fed, Bursa Saham Asia Kompak Cetak Penguatan
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
11 July 2019 17:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Seluruh bursa saham utama kawasan Asia kompak ditutup di zona hijau pada perdagangan hari ini: indeks Nikkei naik 0,51%, indeks Shanghai menguat 0,08%, indeks Hang Seng melejit 0,81%, indeks Straits Times terapresiasi 0,3%, dan indeks Kospi melesat 1,06%.
Sentimen positif bagi bursa saham Benua Kuning datang dari rilis risalah (minutes of meeting) pertemuan The Federal Reserve (The Fed) edisi Juni 2019.
Melalui risalah ini, semakin terkonfirmasi bahwa The Fed memiliki intensi untuk memangkas tingkat suku bunga acuan dalam waktu dekat. Para pejabat bank sentral Negeri Paman Sam memandang bahwa pemangkasan tingkat suku bunga acuan perlu dieksekusi guna menjaga laju perekonomian.
"Beberapa anggota melihat bahwa pemangkasan federal funds rate dalam waktu dekat dapat membantu meminimalisir dampak dari guncangan terhadap ekonomi di masa depan," tulis risalah rapat The Fed, dilansir dari CNBC International.
Lebih lanjut, testimoni Gubernur The Fed Jerome Powell semakin mengukuhkan optimisme bahwa tingkat suku bunga acuan akan segera dipangkas. Kemarin (10/7/2019) waktu setempat, Powell memberikan testiomi di hadapan House Financial Services Committee terkait laporan kebijakan moneter semi tahunan.
Pesimisnya Powell dalam melihat kondisi perekonomian di masa depan dibuktikan dengan pengulangan kata 'ketidakpastian' (uncertainty) yang begitu sering. CNBC International mencatat bahwa dalam testimoninya di hadapan anggota kongres, setidaknya 26 kali kata 'ketidakpastian' diucapkan oleh suksesor dari Janet Yellen itu.
'Ketidakpastian' yang diucapkan Powell mengacu kepada berbagai macam hal, seperti prospek perekonomian AS, rendahnya tekanan inflasi, perang dagang AS-China, hingga konsumsi rumah tangga.
Lantas, Powell memberi sinyal yang kuat terkait dengan pemangkasan tingkat suku bunga acuan dan kini, optimisme kembali membuncah bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 50 bps dalam pertemuannya pada akhir bulan ini.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak fed fund futures per 11 Juli 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 50 bps pada pertemuan bulan ini berada di level 32,8%. Kemarin sore waktu Indonesia, probabilitasnya berada di angka 0%. Sementara itu, probabilitas tingkat suku bunga acuan dipangkas sebesar 25 bps berada di level 67,2%.
Di tengah perang dagang AS-China yang belum juga bisa diselesaikan, tentu pemangkasan tingkat suku bunga acuan, apalagi jika signifikan, merupakan opsi terbaik guna menyelamatkan perekonomian AS dari yang namanya hard landing.
Kala laju perekonomian AS bisa didorong di level yang relatif tinggi, maka laju perekonomian dunia diharapkan bisa dipacu untuk melaju di level yang relatif tinggi juga. Maklum, AS merupakan negara dengan nilai perekonomian terbesar di planet bumi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Alert! Bursa Saham Eropa 'Kebakaran'...
Sentimen positif bagi bursa saham Benua Kuning datang dari rilis risalah (minutes of meeting) pertemuan The Federal Reserve (The Fed) edisi Juni 2019.
Melalui risalah ini, semakin terkonfirmasi bahwa The Fed memiliki intensi untuk memangkas tingkat suku bunga acuan dalam waktu dekat. Para pejabat bank sentral Negeri Paman Sam memandang bahwa pemangkasan tingkat suku bunga acuan perlu dieksekusi guna menjaga laju perekonomian.
Lebih lanjut, testimoni Gubernur The Fed Jerome Powell semakin mengukuhkan optimisme bahwa tingkat suku bunga acuan akan segera dipangkas. Kemarin (10/7/2019) waktu setempat, Powell memberikan testiomi di hadapan House Financial Services Committee terkait laporan kebijakan moneter semi tahunan.
Pesimisnya Powell dalam melihat kondisi perekonomian di masa depan dibuktikan dengan pengulangan kata 'ketidakpastian' (uncertainty) yang begitu sering. CNBC International mencatat bahwa dalam testimoninya di hadapan anggota kongres, setidaknya 26 kali kata 'ketidakpastian' diucapkan oleh suksesor dari Janet Yellen itu.
'Ketidakpastian' yang diucapkan Powell mengacu kepada berbagai macam hal, seperti prospek perekonomian AS, rendahnya tekanan inflasi, perang dagang AS-China, hingga konsumsi rumah tangga.
Lantas, Powell memberi sinyal yang kuat terkait dengan pemangkasan tingkat suku bunga acuan dan kini, optimisme kembali membuncah bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 50 bps dalam pertemuannya pada akhir bulan ini.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak fed fund futures per 11 Juli 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 50 bps pada pertemuan bulan ini berada di level 32,8%. Kemarin sore waktu Indonesia, probabilitasnya berada di angka 0%. Sementara itu, probabilitas tingkat suku bunga acuan dipangkas sebesar 25 bps berada di level 67,2%.
Di tengah perang dagang AS-China yang belum juga bisa diselesaikan, tentu pemangkasan tingkat suku bunga acuan, apalagi jika signifikan, merupakan opsi terbaik guna menyelamatkan perekonomian AS dari yang namanya hard landing.
Kala laju perekonomian AS bisa didorong di level yang relatif tinggi, maka laju perekonomian dunia diharapkan bisa dipacu untuk melaju di level yang relatif tinggi juga. Maklum, AS merupakan negara dengan nilai perekonomian terbesar di planet bumi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Alert! Bursa Saham Eropa 'Kebakaran'...
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular