
Ekonomi di Ambang Resesi, Mata Uang Singapura Malah Menguat
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
12 July 2019 12:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Singapura menguat melawan rupiah pada perdagangan hari ini. Penguatan tersebut hadir di tengah rilis data ekonomi yang sebenarnya kurang apik.
Pada Jumat (12/7/2019) pukul 12:10 WIB, dolar Singapura diperdagangkan di Rp 10.366,03 atau menguat 0,08% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Kemarin, dolar Singapura melemah 0,36%.
Pembacaan awal pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Singapura kuartal II-2019 hanya tumbuh 0,1% year-on-year (YoY), jauh di bawah konsensus yang memprediksi ekspansi 1,1% secara tahunan, dilansir Trading Economics.
Sementara itu,laju pertumbuhan PDB secara kuartalan mengalami kontraksi 3,4%, padahal pada kuartal sebelumnya PDB Negeri Singa mampu tumbuh 3,8%, dilansir Trading Economics. Kontraksi tersebut sekaligus menjadi yang terbesar sejak kuartal-III 2012, perekonomian baru dikatakan mengalami resesi jika mengalami kontraksi dua kuartal beruntun.
Analis Maybank Chua Hak Bin dan Lee Ju Ye menyampaikan bahwa dengan hasil laju PDB terbaru terdapat peluang "resesi teknikal yang dangkal di kuartal ketiga tahun ini," dilansir Business Times.
Dolar Singapura sebenarnya sempat melemah ke Rp 10.343,56, tetapi perlahan mulai bangkit dan justru berbalik menguat. Sementara berhadapan dengan dolar AS, Mata Uang Negeri Merlion ini melemah tipis 0,03%.
Penguatan dolar Singapura di pasar spot juga berdampak pada kurs jual beli di dalam negeri. Berikut beberapa kurs jual beli yang diambil dari situs resmi beberapa bank siang ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Tekanan Dolar Singapura Melunak, Rupiah Bertahan di Rp 10.445
Pada Jumat (12/7/2019) pukul 12:10 WIB, dolar Singapura diperdagangkan di Rp 10.366,03 atau menguat 0,08% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Kemarin, dolar Singapura melemah 0,36%.
Pembacaan awal pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Singapura kuartal II-2019 hanya tumbuh 0,1% year-on-year (YoY), jauh di bawah konsensus yang memprediksi ekspansi 1,1% secara tahunan, dilansir Trading Economics.
Sementara itu,laju pertumbuhan PDB secara kuartalan mengalami kontraksi 3,4%, padahal pada kuartal sebelumnya PDB Negeri Singa mampu tumbuh 3,8%, dilansir Trading Economics. Kontraksi tersebut sekaligus menjadi yang terbesar sejak kuartal-III 2012, perekonomian baru dikatakan mengalami resesi jika mengalami kontraksi dua kuartal beruntun.
Analis Maybank Chua Hak Bin dan Lee Ju Ye menyampaikan bahwa dengan hasil laju PDB terbaru terdapat peluang "resesi teknikal yang dangkal di kuartal ketiga tahun ini," dilansir Business Times.
Dolar Singapura sebenarnya sempat melemah ke Rp 10.343,56, tetapi perlahan mulai bangkit dan justru berbalik menguat. Sementara berhadapan dengan dolar AS, Mata Uang Negeri Merlion ini melemah tipis 0,03%.
Penguatan dolar Singapura di pasar spot juga berdampak pada kurs jual beli di dalam negeri. Berikut beberapa kurs jual beli yang diambil dari situs resmi beberapa bank siang ini.
Bank | Kurs Beli | Kurs Jual |
BCA | 10.347,27 | 10.395,27 |
BRI | 10.309,36 | 10.448,01 |
Mandiri | 10.340,00 | 10.400,00 |
BNI | 10.340,00 | 10.399,00 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Tekanan Dolar Singapura Melunak, Rupiah Bertahan di Rp 10.445
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular