Analisis

Data Inflasi AS Bagus, Rupiah "Beri Jalan" bagi Dolar Menguat

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
12 July 2019 12:08
Inflasi merupakan salah satu acuan Bank Sentral AS menetapkan suku bunga.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia -- Rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (12/7/19), setelah mencapai level terkuat sejak 22 April.

Rilis data inflasi AS yang lebih bagus dari prediksi memberikan sentimen positif bagi dolar AS, dan melihat posisinya di level terlemah dua setengah bulan. Wajar saja jika greenback hari ini menguat.

Inflasi merupakan salah satu acuan Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk menetapkan suku bunga. Jika inflasi semakin tinggi, tentunya menjadi bahan pertimbangan bagi Jerome Powell dkk untuk tidak agresif memangkas suku bunga.



Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan inflasi yang dilihat dari Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) di bulan Juni tumbuh 0,1% month-on-month (MoM) , dan inflasi inti (yang tidak memasukkan sektor makanan dan energi) tumbuh 0,3% MoM.

Rilis tersebut lebih tinggi dari prediksi di Reuters sebesar 0% untuk inflasi dan 0,2% untuk inflasi inti. Selain itu, pertumbuhan inflasi inti di bulan Juni juga menjadi yang tertinggi sejak Januari 2018. Sementara jika dilihat secara tahunan (year-on-year) dan inflasi inti masing-masing tumbuh 1,6% dan 2,1%.

Namun, satu data bagus bukan berarti proyeksi sepanjang tahun ini bisa langsung berubah, sehingga penguatan dolar AS juga terlihat masih belum kokoh, dan ada peluang rupiah kembali menguat di akhir perdagangan nanti.

The Fed sudah menurunkan proyeksi inflasi 2019 menjadi 1,5%, atau mengalami revisi dari proyeksi yang diberikan pada bulan Maret lalu sebesar 1,8%.

Sebagai informasi, The Fed menetapkan target inflasi sebesar 2,0% dan acuannya adalah inflasi berdasarkan Core Personal Consumption Expenditures (PCE) price index. Inflasi PCE di bulan Mei tumbuh sebesar 1,6% year-on-year, dan data terbaru akan dirilis pada 30 Juli nanti.

Pada pukul 11:55 WIB, rupiah diperdagangkan di level Rp 14.079/US$ berdasarkan data investing.com.

Analisis Teknikal

Data Inflasi AS Bagus, Rupiah Beri Jalan Dolar Menguat Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian 
Sumber: investing.com


Melihat grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR kini berada di bawah rerata pergerakan (moving average/MA) 5 hari (garis biru) dan MA20 /rerata 20 hari (garis merah), indikator ini bisa menjadi kabar bagus bagi rupiah.

Indikator rerata pergerakan konvergen dan devergen (MACD) masih di wilayah negatif, tetapi histogramnya masih di wilayah positif.



Data Inflasi AS Bagus, Rupiah Beri Jalan Dolar Menguat Grafik: Rupiah (USD/IDR) 
Sumber: investing.com


Pada time frame 1 jam, rupiah berada di atas MA 5 (rerata pergerakan 5 jam/garis biru) dan di bawah MA 20 (rerata pergerakan 20 jam/garis merah). Indikator Stochastic medatar dan sudah keluar dari wilayah jenuh jual (oversold).

Mata Uang Garuda kembali  di kisaran Rp 14.082, jika kembali ke atas di atas level tersebut rupiah berpeluang melemah ke level Rp 14.115. Sebaliknya, jika bergerak konsisten di bawah Rp 14.082, rupiah berpeluang memangkas penguatan dan menuju level Rp 14.040.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap) Next Article Jaga Kestabilan Rupiah, BI-7 D RRR Diprediksi Sulit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular