
Waskita Raih Kontrak Baru Rp 7,2 T, Sahamnya Amblas
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
11 July 2019 10:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten konstruksi di bawah kendali BUMN Hutama Karya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) membukukan kontrak baru senilai Rp 7,2 triliun hingga Mei 2019.
Nilai kontrak baru tersebut ditopang oleh beberapa proyek yang sedang dikerjakan perseroan yakni Bandara Internasional Juanda, Surabaya, senilai Rp 623 miliar, renovasi Masjid Istiqlal di Jakarta Rp 423 miliar, dan Jalan Tol Becakayu Seksi 2A senilai Rp 773 miliar.
"Selain itu proyek Bandara Internasional Hasanuddin Makassar senilai Rp 422 miliar, dan Rest Area Tol Bakaheuni-Terbanggi Besar Rp 343 miliar," tulis manajemen Waskita Karya, dalam keterangan pers, Kamis (11/7/2019).
Kabar kontrak baru perseroan ini tampaknya belum direspons baik oleh pelaku pasar, khususnya investor lokal yang melakukan aksi jual (net sell), sementara investor asing justru masuk Rp 1,29 miliar, pada perdagangan Kamis ini seperti terangkum dalam data Bursa Efek Indonesia (BEI).
Saham WSKT pada pukul 10.30 WIB, minus 0,5% di level Rp 2.000/saham.
Nilai transaksi mencapai Rp 30,09 miliar dengan volume perdagangan 14,89 juta saham. Dari jumlah volume perdagangan ini, lokal melakukan aksi jual hingga 14,4 juta saham. Khusus Kamis kemarin, asing memborong Rp 3,74 miliar saham WSKT.
Terkait dengan kinerja, potensi arus kas masuk dari aktivitas operasional WSKT diperkirakan mencapai Rp 55 triliun. Arus kas itu berasal dari proyek turnkey Rp 26,5 triliun yang diharapkan selesai tahun ini, serta proyek konvensional Rp 29 triliun yang terdiri dari pekerjaan proyek berbasis progress.
Turnkey project adalah pembayaran dari developer atau pemilik proyek kepada kontraktor dilakukan saat pekerjaan telah selesai seluruhnya atau pada saat proyek serah terima dari pelaksana ke pemilik.
Di sisi lain, manajemen mengungkapkan, perseroan berpotensi memperoleh pengembalian dana talangan tanah sebesar Rp 7,8 triliun. Dengan demikian, tahun ini, WSKT diperkirakan mendapatkan kas masuk sekitar Rp 63 triliun.
Mengacu laporan keuangan Waskita Karya, hingga triwulan pertama 2019, laba bersih perseroan tergerus 52,89% menjadi Rp 716,24 miliar dari Rp 1,52 triliun pada triwulan I-2018.
Pendapatan perseroan pada tiga bulan pertama tahun ini, tercatat turun 29,94% menjadi Rp 8,68 triliun dari Rp 12,39 triliun pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.
(tas) Next Article Waskita Tinggalkan Proyek 'Talangan', Arus Kas Bakal Lancar
Nilai kontrak baru tersebut ditopang oleh beberapa proyek yang sedang dikerjakan perseroan yakni Bandara Internasional Juanda, Surabaya, senilai Rp 623 miliar, renovasi Masjid Istiqlal di Jakarta Rp 423 miliar, dan Jalan Tol Becakayu Seksi 2A senilai Rp 773 miliar.
"Selain itu proyek Bandara Internasional Hasanuddin Makassar senilai Rp 422 miliar, dan Rest Area Tol Bakaheuni-Terbanggi Besar Rp 343 miliar," tulis manajemen Waskita Karya, dalam keterangan pers, Kamis (11/7/2019).
Kabar kontrak baru perseroan ini tampaknya belum direspons baik oleh pelaku pasar, khususnya investor lokal yang melakukan aksi jual (net sell), sementara investor asing justru masuk Rp 1,29 miliar, pada perdagangan Kamis ini seperti terangkum dalam data Bursa Efek Indonesia (BEI).
Saham WSKT pada pukul 10.30 WIB, minus 0,5% di level Rp 2.000/saham.
Terkait dengan kinerja, potensi arus kas masuk dari aktivitas operasional WSKT diperkirakan mencapai Rp 55 triliun. Arus kas itu berasal dari proyek turnkey Rp 26,5 triliun yang diharapkan selesai tahun ini, serta proyek konvensional Rp 29 triliun yang terdiri dari pekerjaan proyek berbasis progress.
Turnkey project adalah pembayaran dari developer atau pemilik proyek kepada kontraktor dilakukan saat pekerjaan telah selesai seluruhnya atau pada saat proyek serah terima dari pelaksana ke pemilik.
Di sisi lain, manajemen mengungkapkan, perseroan berpotensi memperoleh pengembalian dana talangan tanah sebesar Rp 7,8 triliun. Dengan demikian, tahun ini, WSKT diperkirakan mendapatkan kas masuk sekitar Rp 63 triliun.
Mengacu laporan keuangan Waskita Karya, hingga triwulan pertama 2019, laba bersih perseroan tergerus 52,89% menjadi Rp 716,24 miliar dari Rp 1,52 triliun pada triwulan I-2018.
Pendapatan perseroan pada tiga bulan pertama tahun ini, tercatat turun 29,94% menjadi Rp 8,68 triliun dari Rp 12,39 triliun pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.
(tas) Next Article Waskita Tinggalkan Proyek 'Talangan', Arus Kas Bakal Lancar
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular