Produksi Naik, S&P Naikkan Rating Utang Antam

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
11 July 2019 10:11
Peringkat global PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam dinaikkan.
Foto: Laba Bersih Antam Melesat 540% (CNBC Indonesia TV)
Jakarta, CNBC Indonesia - Peringkat global PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam dinaikkan menjadi B dengan prospek (outlook) positif dari sebelumnya B- dengan outlook positif.

Dalam rilis emiten Rabu kemarin (10/7/19), lembaga pemeringkat global Standard & Poor's (S&P) menaikkan peringkat perusahaan seiring dengan pertumbuhan kinerja produksi dan penjualan komoditas.

"Seiring dengan pertumbuhan kinerja produksi dan penjualan komoditas yang tercermin dari pertumbuhan kinerja keuangan perusahaan yang solid sepanjang periode 12 bulan ke depan," ujar Dirut Antam Arie Prabowo Ariotedjo dalam rilisnya.


Dia mengatakan prospek positif perusahaan mencerminkan dukungan pertumbuhan bisnis perusahaan melalui implementasi proyek hilirisasi serta perkembangan kinerja operasional yang positif dari pabrik chemical grade alumina di Tayan, Kalbar. Pabrik itu dikelola oleh anak usaha Antam yaitu PT Indonesia Chemical Alumina.

Arie mengatakan capaian kinerja keuangan yang tetap solid didukung pertumbuhan kinerja produksi dan penjualan komoditas utama yang berujung pada stabilnya level biaya tunai operasinal.

Kinerja penjualan kuartal I-2019 perseroan mencapai Rp 6,22 triliun, naik 9% dibanding kuartal I-2018, sedangkan laba bersih pada periode yang sama mencapai Rp 171,67 miliar yang masih turun 29% dari Rp 243,29 pada periode yang sama.

Emiten mineral pemerintah tersebut sedang menyelesaikan konstruksi Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim (P3FH) yang telah mencapai 97%, dengan target fase commissioning pada kuartal IV-2019.
Refinitiv mencatat nilai utang Antam senilai Rp 4,5 triliun, terdiri dari utang obligasi Rp 2,1 triliun dan kredit Rp 2,4 triliun. Obligasi I-2011 yang berperingkat idA- dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) itu diterbitkan senilai Rp 3 triliun dalam dua tranche dan sudah jatuh tempo senilai Rp 900 miliar pada 2018.


TIM RISET CNBC INDONESIA


(irv/tas) Next Article Moody's: Rating RI di Baa2 untuk Penerbitan Obligasi Valas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular