Huawei kok Bisa Masuk di Bakrie Telecom, Gimana Ceritanya?
Monica Wareza, CNBC Indonesia
10 July 2019 14:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL) menyatakan PT Huawei Tech Investment akan menjadi pemegang saham terbesar perusahaan setelah seluruh proses restrukturisasi perusahaan selesai, termasuk rampungnya proses konversi obligasi wajib konversi (OWK) yang dipegang sejumlah kreditor.
Sebelumnya Huawei sudah menjadi pemegang saham Bakrie Telecom setelah melakukan konversi utang menjadi saham melalui OWK pada 2017 silam.
Lalu bagaimana ceritanya Huawei Tech Investment, anak usaha Huawei di Indonesia, bisa menjadi pemegang saham di perusahaan telekomunikasi milik Grup Bakrie ini?
Pemegang Saham Bakrie Telecom per Maret 2019
Pemegang Saham Bakrie Telecom per Maret 2016
Sumber: Laporan keuangan
Mengacu laporan keuangan per Maret 2019, Huawei Tech Investment sudah memegang saham BTEL saat ini sebesar 16,83%, sama dengan Maret 2018.
Pemegang saham lainnya yakni PT Mahindo Agung Sentosa 13,16%, PT Era Bhakti Persada 5,47% Reiffesen Bank International s/a Best Quality Global Limited 6,02%, dan PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) 0,12%.
Investor publik memegang saham BTEL sebesar 57,96%
Mengutip pemberitaan dari CNN Indonesia, pada 2016, Bakrie Telecom memiliki total utang mencapai Rp 11,6 triliun. Oleh karena tak sanggup membayar, salah satu langkah yang diambil perusahaan ialah dengan mengkonversi utang ini menjadi OWK dengan harga Rp 200/saham.
Jumlah utang yang akan dikonversi menjadi OWK ini bernilai Rp 7,6 triliun yang terdiri dari 50 kreditor. Nah, salah satu kreditornya adalah Huawei Tech Investment, perusahaan yang bergerak di bidang peralatan dan pelayanan jaringan dan telekomunikasi yang memiliki kantor pusat di Shenzhen, Guangdong, China.
Jumlah utang BTEL ke Huawei bernilai sebesar Rp 1,23 triliun dan akhirnya dikonversi menjadi kepemilikan saham sebanyak 6,18 miliar saham dengan persentase 16,83%. Konversi telah dilakukan pada 1 Maret 2017.
Namun, kreditor perusahaan saat ini bukan hanya Huawei.
Perusahaan juga tengah dalam proses penyelesaian Chapter 15 di New York, AS, atas hasil Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) BTEL atas Wesel Senior yang nilainya mencapai US$ 380 juta atau setara Rp 5,32 triliun.
Untuk menyelesaikan utang ini, perusahaan juga akan menggunakan skema yang sama yakni mengonversi menjadi OWK dengan batas konversi hingga 2024.
Chief Financial Officer Bakrie Telecom Aditya Irawan menjelaskan bahwa jika pun nanti seluruh kreditor menyelesaikan konversi, tetap saja Huawei masih akan menjadi pemegang saham mayoritas di perusahaan.
"Masa konversi OWK sampai 2024, andaikata semua melakukan konversi 45%, termasuk Huawei di dalamnya, Huawei nanti jadi 9%. Wesel senior itu jumlahnya setara dengan 23%, yang lainnya itu pemegang OWK lainnya. Paling besar tetap Huawei," kata Aditya di Bakrie Tower, Jakarta, Selasa (9/7/2019).
Terkait dengan Huawei sebagai pemegang saham, manajemen BTEL menegaskan bahwa Huawei dan Bakrie Telecom akan melakukan kajian-kajian terlebih dahulu sebelum berinvestasi di dalam perseroan atau bekerja sama.
"Terlebih Huawei adalah perusahaan teknologi yang sangat besar dan terkemuka di dunia. Perseroan juga akan menjajaki potensi kerja sama dengan pemegang OWK lainnya setelah mereka mengkonversi OWK dan menjadi pemegang saham di perseroan, termasuk di antaranya adalah perusahaan-perusahaan tower provider," tulis manajemen BTEL dalam keterangan tertulis hasil paparan publik.
Saham Bakrie Telecom mati suri, bagaimana nasib investor?
[Gambas:Video CNBC]
(tas) Next Article Setahun Suspensi, Bakrie Telecom Terancam Didepak Bursa
Sebelumnya Huawei sudah menjadi pemegang saham Bakrie Telecom setelah melakukan konversi utang menjadi saham melalui OWK pada 2017 silam.
Lalu bagaimana ceritanya Huawei Tech Investment, anak usaha Huawei di Indonesia, bisa menjadi pemegang saham di perusahaan telekomunikasi milik Grup Bakrie ini?
PT Huawei Tech Investment | 16,83% |
PT Mahindo Agung Sentosa | 13,16% |
PT Era Bhakti Persada | 5,47% |
Reiffesen Bank International s/a Best Quality Global Limited | 6,02% |
PT Bakrie & Brothers Tbk. | 0,12%, |
Publik | 57,96% |
Pemegang Saham Bakrie Telecom per Maret 2016
PT Mahindo Agung Sentosa | 16,35% |
PT Bakrie Global Ventura | 8,19% |
PT Bakrie & Brothers Tbk. | 0,14% |
Reiffesen Bank International s/a Best Quality Global Limited | 7,24% |
Publik | 57,96%, |
Mengacu laporan keuangan per Maret 2019, Huawei Tech Investment sudah memegang saham BTEL saat ini sebesar 16,83%, sama dengan Maret 2018.
Pemegang saham lainnya yakni PT Mahindo Agung Sentosa 13,16%, PT Era Bhakti Persada 5,47% Reiffesen Bank International s/a Best Quality Global Limited 6,02%, dan PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) 0,12%.
Investor publik memegang saham BTEL sebesar 57,96%
![]() |
Mengutip pemberitaan dari CNN Indonesia, pada 2016, Bakrie Telecom memiliki total utang mencapai Rp 11,6 triliun. Oleh karena tak sanggup membayar, salah satu langkah yang diambil perusahaan ialah dengan mengkonversi utang ini menjadi OWK dengan harga Rp 200/saham.
Jumlah utang yang akan dikonversi menjadi OWK ini bernilai Rp 7,6 triliun yang terdiri dari 50 kreditor. Nah, salah satu kreditornya adalah Huawei Tech Investment, perusahaan yang bergerak di bidang peralatan dan pelayanan jaringan dan telekomunikasi yang memiliki kantor pusat di Shenzhen, Guangdong, China.
Jumlah utang BTEL ke Huawei bernilai sebesar Rp 1,23 triliun dan akhirnya dikonversi menjadi kepemilikan saham sebanyak 6,18 miliar saham dengan persentase 16,83%. Konversi telah dilakukan pada 1 Maret 2017.
Namun, kreditor perusahaan saat ini bukan hanya Huawei.
Perusahaan juga tengah dalam proses penyelesaian Chapter 15 di New York, AS, atas hasil Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) BTEL atas Wesel Senior yang nilainya mencapai US$ 380 juta atau setara Rp 5,32 triliun.
Untuk menyelesaikan utang ini, perusahaan juga akan menggunakan skema yang sama yakni mengonversi menjadi OWK dengan batas konversi hingga 2024.
Chief Financial Officer Bakrie Telecom Aditya Irawan menjelaskan bahwa jika pun nanti seluruh kreditor menyelesaikan konversi, tetap saja Huawei masih akan menjadi pemegang saham mayoritas di perusahaan.
"Masa konversi OWK sampai 2024, andaikata semua melakukan konversi 45%, termasuk Huawei di dalamnya, Huawei nanti jadi 9%. Wesel senior itu jumlahnya setara dengan 23%, yang lainnya itu pemegang OWK lainnya. Paling besar tetap Huawei," kata Aditya di Bakrie Tower, Jakarta, Selasa (9/7/2019).
Terkait dengan Huawei sebagai pemegang saham, manajemen BTEL menegaskan bahwa Huawei dan Bakrie Telecom akan melakukan kajian-kajian terlebih dahulu sebelum berinvestasi di dalam perseroan atau bekerja sama.
"Terlebih Huawei adalah perusahaan teknologi yang sangat besar dan terkemuka di dunia. Perseroan juga akan menjajaki potensi kerja sama dengan pemegang OWK lainnya setelah mereka mengkonversi OWK dan menjadi pemegang saham di perseroan, termasuk di antaranya adalah perusahaan-perusahaan tower provider," tulis manajemen BTEL dalam keterangan tertulis hasil paparan publik.
Saham Bakrie Telecom mati suri, bagaimana nasib investor?
[Gambas:Video CNBC]
(tas) Next Article Setahun Suspensi, Bakrie Telecom Terancam Didepak Bursa
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular