Karyawan Tinggal 10, Bakrie Telecom Berjuang Bertahan Hidup

Monica Wareza, CNBC Indonesia
10 July 2019 11:32
PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) yang saat ini masih dililit dengan setumpuk utang tak ada habisnya, ternyata masih memiliki masalah keberlangsungan bisnis.
Foto: Esia/Detikcom
Jakarta, CNBC Indonesia- PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) yang saat ini masih dililit dengan setumpuk utang tak ada habisnya, ternyata masih memiliki masalah keberlangsungan bisnis perusahaan. Rencananya, perusahaan mengembangkan bisnis untuk bisnis penyiaran televisi satelit, meski rencana ini masih dalam tahap pengkajian.

Direktur Bakrie Telecom Andi Pravidia Saliman mengatakan rencana ini akan menggandeng stasiun TV free to air (FTA) milik yang terafiliasi dengan perusahaan. Namun tentu saja terlebih dahulu perusahaan harus merampungkan seluruh restrukturisasi yang masih diproses.

"Lagi coba gali peluang di bisnis konten dan studio, bisnis film dan TV karena ke depan akan ada peluang digital FTA akan masuk ke sana. Sebelum ke sana utang perlu diselesaikan. Ada OWK juga harus diselesaikan dulu biar bisa bangun bisnis baru," kata Andi di Bakrie Tower, Jakarta, Selasa (9/7/2019).


Lebih lanjut, Chief Financial Officer Bakrie Telecom Aditya Irawan menjelaskan bahwa bisnis ini akan bergerak di bidang penyediaan infrastuktur untuk penyiaran televisi digital. Karena biasanya perusahaan televisi tak memiliki infrastruktur antara lain studio, tower, dan jaringan sendiri.

"Kami akan melakukan pengembangan dari sisi jaringannya," tambah dia.

Nantinya perusahaan akan bekerja sama menggandeng perusahaan pemilik menara telekomunikasi. Hal ini dimungkinkan mengingat sampai saat ini penggunaan menara telekomunikasi masih terbatas pemanfaatannya untuk komunikasi.

Belum jelas kapan akan dimulai, namun diakui Aditya bahwa pengembangan bisnis ini masih menuggu regulasi dari pemerintah terkait dengan penyiaran TV digital.

Ditambah lagi dengan penyelesaian utang perusahaan yang masih belum ada titik terangnya. Saat ini perusahaan tengah mengupayakan untuk menyelesaikan proses Chapter 15 di New York Amerika Serikat atas hasil Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) BTEL atas wesel senior senilai total US$ 350 juta.

Perusahaan memberikan penawaran untuk dilakukan proses exchange offer untuk menawarkan pertukaran wesel senior yang saat ini dimiliki oleh kreditur dengan wesel baru yang terdiri dari 70% obligasi wajib konversi (OWK) dan 30% porsi tunai.

Upaya ini masih jalan ditempat, lantaran perusahaan telah menargetkan untuk bisa menyelesaikan proses ini di akhir tahun lalu. Namun karena molor maka target diperpanjang hingga akhir tahun ini.


Hingga saat ini masih belum ada perkembangan dari pergantian utang menjadi kepemilikan saham di perusahaan telekomunikasi milik grup Bakrie ini.

Paling baru dan terakhir kali dilakukan perusahaan dilakukan adalah konversi OWK senilai Rp 1,2 triliun menjadi 6,18 miliar lembar saham BTEL pada 1 Maret 2017. Saat ini Huawei memiliki 16,83% saham.

[Gambas:Video CNBC]


(dob) Next Article Nasib BTEL: Aset Cuma Rp 4,5 M, tapi Utang Rp 9,67 T

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular