Ini Strategi OJK agar Penyaluran Kredit Bank Tetap Kencang

Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
10 July 2019 10:07
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki strategi dalam menjaga pertumbuhan kredit perbankan.
Foto: Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso saat berdiskusi dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2019. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki strategi dalam menjaga pertumbuhan kredit perbankan. Salah satunya, dengan memberikan arahan kepada perbankan untuk melakukan pembiayaan terhadap sektor berorientasi ekspor sesuai fokus Pemerintah seperti, kegiatan-kegiatan ekspor seperti ikan, pertambangan, dan crude palm oil (CPO).

"Sektor yang kita dorong prioritas adalah sektor yang orientasi ekspor atau sektor yang memberikan substitusi impor, karena kita harus meng-create banyak dolar dan juga tidak mengeluarkan dolar untuk impor barang-barang yang bisa kita buat di Indonesia," kata Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, Selasa (10/7/2019).

Selain memberikan arahan untuk pembiayaan di sektor berorientasi ekspor, OJK juga memberi guideline ke sektor yang dapat memperluas lapangan kerja juga sektor yang ramah lingkungan. Lebih detail lagi, kata Wimboh, ialah sektor pariwisata.

"Kita punya 10 destinasi pariwisata. Dari 10 destinasi pariwisata ini kita memberikan berbagai insentif yang dilakukan oleh pemerintah, perijinan yang dipercepat, dan juga bahkan kalau pembebasan tanah dalam rangka proyek-proyek tersebut boleh dibiayai dengan kredit asal satu tahun kemudian sudah dibangun," paparnya.


Kondisi penyaluran kredit perbankan di akhir tahun 2018, menurut Wimboh, sudah semakin membaik mencapai hampir 12%. Pertumbuhan tersebut jauh lebih tinggi dari pertumbuhan kredit di tahun 2017 sebesar 8%. Di tahun ini, penyaluran kredit ditargetkan sebesar 12% plus minus 1.

Wimboh menambahkan penentuan sektor-sektor prioritas tersebut juga mempertimbangkan untuk tidak menimbulkan dampak inflasi. Penyaluran kredit didorong untuk kredit yang bersifat produktif, seperti, kredit investasi dan modal kerja.

Beberapa tahun ke belakang kredit infrastruktur memang mendominasi, kata Wimboh. Infrastruktur itu menciptakan efek ganda sehingga menciptakan produktivitas. Tidak heran bila banyak negara maju tetap membangun jalan tol atau jalur rel di mana-mana.

"Terus membangun karena ini yang bisa meng-create pendapatan domestik dan juga bisa meng-create produktivitas dan persaingan untuk barang-barang ekspor." tuturnya.

Simak video Bos OJK bicara soal strategi dorong kredit di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]



(roy/roy) Next Article Ekonomi Dunia Lesu, Bos OJK: Kita Tak Tahu di Mana Bottom-nya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular