Hore! IHSG Tembus 6.400, Siap Cetak Apresiasi 2 Hari Beruntun

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
10 July 2019 09:33
Hore! IHSG Tembus 6.400, Siap Cetak Apresiasi 2 Hari Beruntun
Foto: Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan hari ini, Rabu (10/7/2019) dengan apresiasi sebesar 0,08% ke level 6.393,19. Pada pukul 09:25 WIB, IHSG sudah memperlebar penguatannya menjadi 0,15% ke level 6.397,95.

Pada pukul 09.32 WIB, IHSG akhirnya menembus level 6.400,30.

Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga sedang ditransaksikan di zona hijau: indeks Hang Seng menguat 0,23%, indeks Straits Times naik 0,48%, dan indeks Kospi bertambah 0,44%.

Sentimen positif yang menyelimuti perdagangan di bursa saham Benua Kuning datang dari aura damai dagang AS-China yang kian terasa. Kemarin (9/7/2019) waktu AS, delegasi AS dan China melakukan pembicaraan via telepon.

Delegasi AS terdiri dari Kepala Perwakilan Dagang Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin, sementara delegasi China terdiri dari Wakil Perdana Menteri Liu He dan Menteri Perdagangan Zhong San.

Hore! Hijau Lagi, IHSG Siap Cetak Apresiasi Dua Hari BeruntunFoto: Wakil Perdana Menteri China Liu He (tengah) berbicara dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin (kanan) dan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer (kiri) di Guesthouse Negara Diaoyutai di Beijing (29/3/2019). (Nicolas Asfouri / Pool via REUTERS)

Menurut seorang pejabat AS, pembicaraan via telepon tersebut dilakukan "untuk melanjutkan negosiasi yang bertujuan menyelesaikan sengketa perdagangan yang belum terselesaikan", dilansir dari CNBC International.

Pejabat tersebut kemudian menambahkan bahwa "kedua belah pihak akan melanjutkan pembicaraan itu sebagaimana mestinya".

Pernyataan dari pejabat AS tersebut kemudian dikonfirmasi sendiri oleh Kementerian Perdagangan China dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada pagi hari ini waktu setempat.


Kesepakatan dagang antara AS dan China menjadi sangat krusial guna menghindarkan perekonomian keduanya dari yang namanya hard landing.

Di AS yang merupakan negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia, belum lama ini Manufacturing PMI periode Juni 2019 diumumkan di level 51,7 oleh Institute for Supply Management (ISM), menandai ekspansi sektor manufaktur terlemah yang pernah dicatatkan AS sejak September 2016 silam.

Sementara di China yang merupakan negara dengan nilai perekonomian terbesar kedua di dunia, dalam enam bulan pertama tahun 2019 data resmi pemerintahnya mencatat bahwa aktivitas manufaktur membukukan kontraksi sebanyak empat kali yakni pada bulan Januari, Februari, Mei, dan Juni.

Sementara itu, sentimen positif lainnya bagi bursa saham Asia datang dari perkembangan terkait dengan RUU ekstradisi yang sempat memantik aksi protes besar-besaran. Kemarin, pemimpin eksekutif Hong Kong Carrie Lam menyatakan bahwa pembahasan RUU ekstradisi 'sudah mati'.

Dengan pernyataan Lam tersebut, diharapkan tak ada lagi aksi protes di Hong Kong sehingga situasi di pasar saham pun menjadi lebih kondusif dan aksi beli bisa dilakukan.

LANJUT KE HALAMAN 2>>

Aksi beli yang dilakukan investor asing ikut berkontribusi dalam membuat IHSG melaju di zona hijau.

Hingga berita ini diturunkan, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 13,8 miliar di pasar reguler. Pada perdagangan kemarin, investor asing juga membukukan beli bersih, yakni senilai Rp 735,7 miliar.


Sejatinya, kinerja rupiah masih tak mendukung bagi investor asing untuk melakukan aksi beli. Kemarin, rupiah melemah 0,14% di pasar spot ke level Rp 14.125/dolar AS. Pada hari ini, rupiah kembali melemah dengan besaran yang sama yakni 0,14% ke level 14.145/dolar AS.

Kala rupiah melemah, investor asing berpotensi menanggung yang namanya kerugian kurs sehingga aksi jual menjadi opsi yang paling mungkin diambil.

Optimisme bahwa AS-China akan segera meneken kesepakatan dagang membuat investor asing tetap menyasar saham-saham di Indonesia. Kala dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia tersebut berhasil meneken kesepakatan dagang, laju perekonomian negara-negara lain, termasuk Indonesia, diharapkan bisa dikerek naik.

Melihat perkembangan yang ada sejauh ini, IHSG berada dalam jalur yang tepat untuk membukukan apresiasi selama dua hari beruntun.

TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular