
Limbung! Deutsche Bank Dikabarkan Restrukturisasi Massal
tahir saleh, CNBC Indonesia
07 July 2019 00:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Para eksekutif Deutsche Bank menghadapi akhir pekan yang kritis ketika mereka berencana menggelar pertemuan guna membahas program restrukturisasi massal yang kemungkinan akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang.
Pertemuan ini dikabarkan akan membahas pengurangan hingga 20.000 pekerjaan di bank tersebut dan besaran dana hingga 50 miliar euro atau US$ 56,3 miliar (setara dengan Rp 794 triliun, asumsi kurs Rp 14.100/US$) yang akan masuk dalam kategori aset 'bad bank', alias aset berisiko tinggi.
Dua sumber CNBC International mengatakan bahwa dewan pengawas Deutsche Bank, yang bertikai, dijadwalkan bertemu pada hari Minggu ini (7/7/2019), demi membahas program restrukturisasi bank asal Jerman ini. Jika terealisasi, maka langkah ini bisa membuat divisi ekuitas Deutsche Bank di AS dipangkas secara substansial, atau bahkan ditutup.
Program restrukturisasi ini juga dilaporkan dapat menelan biaya hingga 5 miliar euro (sekitar Rp 80 triliun, asumsi Rp 16.000/euro), yang dapat mendorong Deutsche Bank kembali berkinerja negatif tahun ini.
Beberapa sumber CNBC juga mengungkapkan bahwa ketidakpastian seputar rencana restrukturisasi ini pun memicu sejumlah karyawan mengirim email perpisahan sebelum mereka memulai akhir pekan untuk memperingati Hari Kemerdekaan di AS.
Namun, restrukturisasi tampaknya kian santer ketika bank ini mengumumkan pada Jumat kemarin bahwa Chief Investment Banking Garth Ritchie setuju untuk mundur, dan sumber CNBC juga memberitahu bahwa Chief Regulatory Officer, Sylvie Matherat juga bersiap undur diri.
Saham Deutsche sudah naik 16% selama sebulan terakhir, berbalik arah dari level terendah sepanjang masa yang dialami pada awal Juni lalu setelah CEO Christian Sewing menegaskan adanya upaya "pemotongan" pada rapat para pemegang saham yang kontroversial.
Namun, dalam beberapa tahun, terjadi penurunan harga saham dari saat ini dari 7 euro, dibandingkan dengan level harga puncak mereka sebelum didera sentimen ini yakni 112 euro.
(tas) Next Article Di Tengah Restrukturisasi, Deutsche Bank Catat Rugi Rp 12,9 T
Pertemuan ini dikabarkan akan membahas pengurangan hingga 20.000 pekerjaan di bank tersebut dan besaran dana hingga 50 miliar euro atau US$ 56,3 miliar (setara dengan Rp 794 triliun, asumsi kurs Rp 14.100/US$) yang akan masuk dalam kategori aset 'bad bank', alias aset berisiko tinggi.
Dua sumber CNBC International mengatakan bahwa dewan pengawas Deutsche Bank, yang bertikai, dijadwalkan bertemu pada hari Minggu ini (7/7/2019), demi membahas program restrukturisasi bank asal Jerman ini. Jika terealisasi, maka langkah ini bisa membuat divisi ekuitas Deutsche Bank di AS dipangkas secara substansial, atau bahkan ditutup.
![]() |
Program restrukturisasi ini juga dilaporkan dapat menelan biaya hingga 5 miliar euro (sekitar Rp 80 triliun, asumsi Rp 16.000/euro), yang dapat mendorong Deutsche Bank kembali berkinerja negatif tahun ini.
Beberapa sumber CNBC juga mengungkapkan bahwa ketidakpastian seputar rencana restrukturisasi ini pun memicu sejumlah karyawan mengirim email perpisahan sebelum mereka memulai akhir pekan untuk memperingati Hari Kemerdekaan di AS.
Namun, restrukturisasi tampaknya kian santer ketika bank ini mengumumkan pada Jumat kemarin bahwa Chief Investment Banking Garth Ritchie setuju untuk mundur, dan sumber CNBC juga memberitahu bahwa Chief Regulatory Officer, Sylvie Matherat juga bersiap undur diri.
Saham Deutsche sudah naik 16% selama sebulan terakhir, berbalik arah dari level terendah sepanjang masa yang dialami pada awal Juni lalu setelah CEO Christian Sewing menegaskan adanya upaya "pemotongan" pada rapat para pemegang saham yang kontroversial.
Namun, dalam beberapa tahun, terjadi penurunan harga saham dari saat ini dari 7 euro, dibandingkan dengan level harga puncak mereka sebelum didera sentimen ini yakni 112 euro.
Jatuhnya harga saham Deutsche mencerminkan dampak jangka panjang dari kabar yang menyelimuti perusahaan dalam beberapa tahun, salah satunya terkait dengan tuduhan pencucian uang.
Ditambah lagi gagalnya pembicaraan merger dengan saingan domestik mereka, Commerzbank, sehingga berefek pada sentimen ke bank ini.
Namun, Direktur Investasi AJ Bell, Russ Mold mencermati program restrukturisasi ini dalam risetnya, terutama soal aset bad bank tadi yang dirasa kurang cocok angkanya.
"Deutsche Bank punya kapitalisasi pasar sebesar 14,5 miliar euro, meliputi investasi, perbankan swasta dan komersial, serta bisnis manajemen aset, 187 miliar euro dalam bentuk tunai, dan 54 miliar euro dalam bentuk aset keuangan," kata Mold dalam risetnya pada Jumat, dikutip CNBC International.
"Jika investor saat ini berpikir bahwa semua itu pantas [Deutsche] mendapat penilaian [kapitalisasi pasar] hanya 14,5 miliar euro, mengapa aset 'bad bank' [risiko tinggi] yang diduga bernilai lebih dari 50 miliar euro, terlepas dari nilai buku resmi mereka, mungkin?"
Menurut dia investor cenderung tetap skeptis terhadap rencana restrukturisasi bank tersebut, mengingat angka-angka keuangan tampaknya tidak bertambah. "[faktornya] kegagalan akhir dari inisiatif pemotongan biaya pada 2012 dan 2015 guna membantu harga saham dan kerugian yang diderita akibat langkah meningkatkan modal pada 2014 dan 2017, "pungkasnya.
Deutsche Bank menolak mengomentari laporan tersebut, menurut reporter CNBC Annette Weisbach dan Elliot Smith.
Pada awal Desember 2018, CNBC juga memberitakan terjadi penggerebekan beberapa kantor Deutsche Bank di Frankfurt, Jerman, oleh pihak kepolisian. Dua anggota staf Deutsche Bank dicurigai membantu klien mendirikan perusahaan cangkang untuk mencuci uang yang diperoleh dari kegiatan kriminal.
Pada 2016, lebih dari 900 pelanggan dengan volume bisnis 311 juta euro (Rp 5,1 triliun) diperkirakan telah diurus oleh anak perusahaan Deutsche Bank yang berbasis di British Virgin Islands, kata jaksa, dikutip CNBC.
Sejak 2015, Deutsche Bank juga telah mengalami stress test yang gagal di AS, sehingga beberapa upaya dilakukan bank ini untuk merestrukturisasi, melakukan perubahan kepemimpinan, dan mengalami penurunan peringkat.
Namun, Direktur Investasi AJ Bell, Russ Mold mencermati program restrukturisasi ini dalam risetnya, terutama soal aset bad bank tadi yang dirasa kurang cocok angkanya.
"Deutsche Bank punya kapitalisasi pasar sebesar 14,5 miliar euro, meliputi investasi, perbankan swasta dan komersial, serta bisnis manajemen aset, 187 miliar euro dalam bentuk tunai, dan 54 miliar euro dalam bentuk aset keuangan," kata Mold dalam risetnya pada Jumat, dikutip CNBC International.
"Jika investor saat ini berpikir bahwa semua itu pantas [Deutsche] mendapat penilaian [kapitalisasi pasar] hanya 14,5 miliar euro, mengapa aset 'bad bank' [risiko tinggi] yang diduga bernilai lebih dari 50 miliar euro, terlepas dari nilai buku resmi mereka, mungkin?"
Menurut dia investor cenderung tetap skeptis terhadap rencana restrukturisasi bank tersebut, mengingat angka-angka keuangan tampaknya tidak bertambah. "[faktornya] kegagalan akhir dari inisiatif pemotongan biaya pada 2012 dan 2015 guna membantu harga saham dan kerugian yang diderita akibat langkah meningkatkan modal pada 2014 dan 2017, "pungkasnya.
Deutsche Bank menolak mengomentari laporan tersebut, menurut reporter CNBC Annette Weisbach dan Elliot Smith.
Pada awal Desember 2018, CNBC juga memberitakan terjadi penggerebekan beberapa kantor Deutsche Bank di Frankfurt, Jerman, oleh pihak kepolisian. Dua anggota staf Deutsche Bank dicurigai membantu klien mendirikan perusahaan cangkang untuk mencuci uang yang diperoleh dari kegiatan kriminal.
![]() |
Pada 2016, lebih dari 900 pelanggan dengan volume bisnis 311 juta euro (Rp 5,1 triliun) diperkirakan telah diurus oleh anak perusahaan Deutsche Bank yang berbasis di British Virgin Islands, kata jaksa, dikutip CNBC.
Sejak 2015, Deutsche Bank juga telah mengalami stress test yang gagal di AS, sehingga beberapa upaya dilakukan bank ini untuk merestrukturisasi, melakukan perubahan kepemimpinan, dan mengalami penurunan peringkat.
(tas) Next Article Di Tengah Restrukturisasi, Deutsche Bank Catat Rugi Rp 12,9 T
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular