
Internasional
Di Tengah Restrukturisasi, Deutsche Bank Catat Rugi Rp 12,9 T
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
30 October 2019 17:14

Jakarta, CNBC Indonesia - Deutsche Bank melaporkan kerugian bersih yang lebih parah dari ekspektasi pasar pada hari Rabu (30/10/2019). Kerugian itu terjadi di tengah langkah restrukturisasi besar-besaran yang dilakukan bank Jerman itu.
Deutsche melaporkan kerugian bersih 832 juta euro atau US$ 924 juta (sekitar Rp 12,9 triliun, estimasi kurs Rp 14.000) untuk kuartal ketiga 2019. Analis memproyeksikan kerugian bank hanya 778 juta euro, menurut data dari Refinitiv.
Sebelumnya pada kuartal ketiga 2018, bank mencatatkan laba bersih 229 juta euro. Namun bank mulai mencatatkan rugi pada kuartal kedua tahun ini yaitu sebesar 3,15 miliar euro.
Sementara itu, total pendapatan bersih bank pada kuartal ketiga 2019 adalah 5,3 miliar euro. Lebih rendah dari 6,2 miliar euro pada periode yang sama tahun lalu.
Sedangkan angka rasio ekuitas umum tingkat 1 (CET1) adalah sebesar 13,4% pada kuartal ketiga, turun dari 14% pada periode yang sama tahun lalu. Total biaya non-bunga adalah 5,8 miliar euro di kuartal ketiga dibandingkan 5,6 miliar euro setahun lalu.
Namun begitu, chief financial officer Deutsche Bank James von Moltke mengatakan bahwa hasil ini sejalan dengan proyeksi bank.
"Hasil kami di kuartal ini sepenuhnya sejalan dengan rencana kami. Kami pikir, kami sedang mengeksekusi dengan baik perubahan strategis yang kami umumkan pada musim panas," katanya, seperti dikutip dari CNBC International.
"Kerugian bersih kami sedikit lebih baik daripada perencanaan internal kami dan rasio modal kami stabil di 13,4% secara kuartal-ke-kuartal, sesuai yang kami tetapkan." Tambahnya.
Bank juga mengatakan jumlah aset yang dikelolanya naik menjadi 754 miliar euro di kuartal ketiga atau 9% dari tahun lalu.
Awal tahun ini, Deutsche Bank melakukan restrukturisasi besar-besaran dikarenakan tengah menghadapi krisis keuangan akibat berbagai hambatan termasuk menghadapi beberapa kasus yang membuatnya harus membayar denda miliaran dolar, meningkatnya persaingan pasar, penurunan pangsa pasar di bisnis perbankan komersial dan investasi, serta serangkaian perubahan dalam manajemennya.
CEO Deutsche Bank Christian Sewing, pada awal tahun ini mengatakan bahwa upaya restrukturisasi yang dilakukan termasuk meninggalkan bisnis ekuitas globalnya, mengurangi investasi perbankan dan memangkas ribuan pekerja. Deutsche berencana untuk mengurangi hingga 18.000 pekerja di seluruh dunia pada tahun 2022.
Pada akhir kuartal ketiga 2019 lalu, Deutsche Bank mengatakan memiliki 89.958 karyawan. Jumlah ini telah berkurang 5% dari tahun lalu.
Saham Deutsche Bank telah anjlok sekitar 16% dari tahun lalu.
(sef/sef) Next Article Beda dengan Asia, Bursa Eropa Dibuka Meriah di Awal Pekan!
Deutsche melaporkan kerugian bersih 832 juta euro atau US$ 924 juta (sekitar Rp 12,9 triliun, estimasi kurs Rp 14.000) untuk kuartal ketiga 2019. Analis memproyeksikan kerugian bank hanya 778 juta euro, menurut data dari Refinitiv.
Sebelumnya pada kuartal ketiga 2018, bank mencatatkan laba bersih 229 juta euro. Namun bank mulai mencatatkan rugi pada kuartal kedua tahun ini yaitu sebesar 3,15 miliar euro.
Sedangkan angka rasio ekuitas umum tingkat 1 (CET1) adalah sebesar 13,4% pada kuartal ketiga, turun dari 14% pada periode yang sama tahun lalu. Total biaya non-bunga adalah 5,8 miliar euro di kuartal ketiga dibandingkan 5,6 miliar euro setahun lalu.
Namun begitu, chief financial officer Deutsche Bank James von Moltke mengatakan bahwa hasil ini sejalan dengan proyeksi bank.
"Hasil kami di kuartal ini sepenuhnya sejalan dengan rencana kami. Kami pikir, kami sedang mengeksekusi dengan baik perubahan strategis yang kami umumkan pada musim panas," katanya, seperti dikutip dari CNBC International.
"Kerugian bersih kami sedikit lebih baik daripada perencanaan internal kami dan rasio modal kami stabil di 13,4% secara kuartal-ke-kuartal, sesuai yang kami tetapkan." Tambahnya.
Bank juga mengatakan jumlah aset yang dikelolanya naik menjadi 754 miliar euro di kuartal ketiga atau 9% dari tahun lalu.
Awal tahun ini, Deutsche Bank melakukan restrukturisasi besar-besaran dikarenakan tengah menghadapi krisis keuangan akibat berbagai hambatan termasuk menghadapi beberapa kasus yang membuatnya harus membayar denda miliaran dolar, meningkatnya persaingan pasar, penurunan pangsa pasar di bisnis perbankan komersial dan investasi, serta serangkaian perubahan dalam manajemennya.
CEO Deutsche Bank Christian Sewing, pada awal tahun ini mengatakan bahwa upaya restrukturisasi yang dilakukan termasuk meninggalkan bisnis ekuitas globalnya, mengurangi investasi perbankan dan memangkas ribuan pekerja. Deutsche berencana untuk mengurangi hingga 18.000 pekerja di seluruh dunia pada tahun 2022.
Pada akhir kuartal ketiga 2019 lalu, Deutsche Bank mengatakan memiliki 89.958 karyawan. Jumlah ini telah berkurang 5% dari tahun lalu.
Saham Deutsche Bank telah anjlok sekitar 16% dari tahun lalu.
(sef/sef) Next Article Beda dengan Asia, Bursa Eropa Dibuka Meriah di Awal Pekan!
Most Popular