Analisis Teknikal

Euro Terseret Penurunan Yield Obligasi Jerman

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 July 2019 16:04
Jika data AS yang dirilis pukul 19:30 WIB ini buruk, peluang suku bunga dipangkas akan semakin besar.
Ilustrasi Euro (REUTERS/Thomas Hodel)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang euro melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) memasuki perdagangan sesi Eropa. Penurunan imbal hasil (yield) obligasi Jerman turut menyeret mata uang 19 negara ini.

Pada pukul 15:41 WIB, euro diperdagangkan di kisaran US$ 1,1266, mengutip kuotasi MetaTrader 5.

Yield obligasi Jerman tenor 10 tahun terus mengalami penurunan, bahkan pada hari ini sudah mencapai -0,4%. Para analis memprediksi yield akan terus menurun akibat Cristine Lagarde yang menjadi calon kuat menjadi Presiden European Central Bank (ECB) menggantikan Mario Draghi bulan Oktober nanti.

Largarde diprediksi akan melakukan pelonggaran moneter, baik itu dengan menurunkan suku bunga atau program quantitative easing (pembelian aset/surat berharga).

Mario Draghi sebelum mengakhiri masa jabatannya juga diprediksi akan melakukan pelonggaran moneter. HSBC meramal ECB akan memangkas suku bunga di bulan September dan Desember masing-masing 10 basis poin, Goldman Sachs memperkirakan di bulan September 20 basis poin.

Goldman Sachs dan Morgan Stanley juga melihat ECB akan menggelontorkan kembali quantitative easing. Commerzbank dan Morgan Stanley bahkan memprediksi ECB akan memangkas suku bunga sebesar 10 basis poin di bulan ini, mengutip bloomberg.com.

Meski banyak yang meramal akan ada pelonggaran moneter oleh ECB, tetapi nyatanya euro masih cukup kuat. Hal tersebut terjadi akibat Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang juga diperkirakan akan memangkas suku bunga, bahkan secara agresif.

Rilis data tenaga kerja AS malam ini akan bisa jadi memberikan gambaran apakah The Fed akan memangkas bunga pada 31 Juli (1 Agustus waktu Indonesia) atau masih akan mempertahankannya.

Data tenaga kerja merupakan salah satu acuan The Fed dalam menetapkan suku bunga. Jika data yang dirilis pukul 19:30 WIB ini buruk, peluang suku bunga dipangkas akan semakin besar.


Analisis Teknikal

Grafik: EUR/USD Harian
Sumber: MetaTrader 5

Pada grafik harian, euro yang disimbolkan EUR/USD tertahan di bawah level kunci US$ 1,1310, dan juga di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis merah), MA 21 hari (garis hijau), dan MA 125 (garis biru).

Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) berada di zona positif tetapi mulai bergerak turun.

Grafik: EUR/USD 30 Menit
Sumber: MetaTrader 5


Pada time frame 30 menit, euro bergerak di bawah MA 8 dan MA 21, dan MA 125. Indikator Stochastic bergerak turun dan sudah memasuki wilayah jenuh jual (oversold).



Euro sudah menembus ke bawah US$ 1,1280 dan kini menjadi resisten terdekat. Selama tertahan di bawah resisten euro berpeluang turun ke US$ 1,1255, atau lebih dalam ke level US$ 1,1230.

Sementara jika berbalik menguat dan menembus ke atas US$ 1,1280, mata uang 19 negara ini memiliki potensi naik ke level kunci US$ 1,1310. Hanya penembusan ke atas level kunci tersebut yang dapat membuka peluang kenaikan ke area US$ 1,1335.

TIM RISET CNBC INDONESIA 
(pap/pap) Next Article Ekonomi AS Makin Terpuruk, Euro Berbalik Menguat 0,5%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular