
Melemah, Menguat, Melemah Lagi, Rupiah Maunya Apa Sih?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
03 July 2019 12:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak galau di perdagangan pasar spot hari ini. Rupiah bolak-balik ke zona merah dan hijau dengan kisaran terbatas.
Pada Rabu (3/7/2019) pukul 12:20 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.140. Rupiah melemah 0,04% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kala pembukaan pasar, rupiah sudah melemah tipis 0,04%. Bahkan kemudian depresiasi rupiah semakin dalam.
Akan tetapi, nasib rupiah kemudian membaik dan sempat menguat meski sangat terbatas. Sayangnya penguatan rupiah tidak mampu bertahan lama, karena kemudian mata uang Tanah Air melemah lagi.
Berikut pergerakan kurs dolar AS terhadap rupiah hingga tengah hari ini:
Rupiah berada di tengah-tengah sentimen positif dan negatif sehingga masih bergerak labil. Sentimen positif bagi rupiah adalah hubungan AS-China yang semakin membaik usai pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di Osaka akhir pekan lalu.
"Kami berjalan di jalur yang benar. Memang rumit dan membutuhkan waktu, tetapi kami ingin menuju ke arah yang benar," kata penasihat Perdagangan Gedung Putih Peter Navarro, dikutip dari Reuters.
Selain itu, tidak seperti kemarin, data-data ekonomi yang dirilis lumayan melegakan. Australia membukukan surplus perdagangan AU$ 5,75 miliar pada Mei, naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu AU$ 4,82 miliar. Bahkan ekspor Negeri Kanguru mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah dengan mencapai AU$ 41,59 miliar.
Kemudian di Jepang, angka Purchasing Manager's Index (PMI) jasa versi Nikkei untuk periode Juni adalah 51,9. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 51,7.
Walau awan gelap perlambatan ekonomi global masih membayangi, tetapi ada harapan. Setidaknya ekonomi dunia tidak lambat-lambat amat.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Pada Rabu (3/7/2019) pukul 12:20 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.140. Rupiah melemah 0,04% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kala pembukaan pasar, rupiah sudah melemah tipis 0,04%. Bahkan kemudian depresiasi rupiah semakin dalam.
Akan tetapi, nasib rupiah kemudian membaik dan sempat menguat meski sangat terbatas. Sayangnya penguatan rupiah tidak mampu bertahan lama, karena kemudian mata uang Tanah Air melemah lagi.
Berikut pergerakan kurs dolar AS terhadap rupiah hingga tengah hari ini:
Rupiah berada di tengah-tengah sentimen positif dan negatif sehingga masih bergerak labil. Sentimen positif bagi rupiah adalah hubungan AS-China yang semakin membaik usai pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di Osaka akhir pekan lalu.
"Kami berjalan di jalur yang benar. Memang rumit dan membutuhkan waktu, tetapi kami ingin menuju ke arah yang benar," kata penasihat Perdagangan Gedung Putih Peter Navarro, dikutip dari Reuters.
Selain itu, tidak seperti kemarin, data-data ekonomi yang dirilis lumayan melegakan. Australia membukukan surplus perdagangan AU$ 5,75 miliar pada Mei, naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu AU$ 4,82 miliar. Bahkan ekspor Negeri Kanguru mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah dengan mencapai AU$ 41,59 miliar.
Kemudian di Jepang, angka Purchasing Manager's Index (PMI) jasa versi Nikkei untuk periode Juni adalah 51,9. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 51,7.
Walau awan gelap perlambatan ekonomi global masih membayangi, tetapi ada harapan. Setidaknya ekonomi dunia tidak lambat-lambat amat.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular