
Melemah, Menguat, Melemah Lagi, Rupiah Maunya Apa Sih?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
03 July 2019 12:34

Namun, sentimen negatif yang ikut mempengaruhi gerak rupiah dan mata uang Asia adalah ada kabar Bank Sentral AS (The Federal reserves/The Fed) masih pikir-pikir untuk menurunkan suku bunga acuan. Presiden The Fed Cleveland Loretta Mester mengungkapkan dirinya butuh masukan lebih banyak untuk mendukung penurunan Federal Funds Rate.
"Saya memilih untuk mendapatkan lebih banyak informasi sebelum mempertimbangkan perubahan posisi (stance) kebijakan moneter. Belum pasti akan kebijakan ini (penurunan suku bunga) bisa efektif.
Menurunkan suku bunga justru bisa menimbulkan sentimen negatif karena terjadi perlambatan ekonomi sehingga menjadi kontraproduktif. Saya lebih memilih pendekatan yang oportunistis dibandingkan secara proaktif mendorong inflasi dengan menurunkan suku bunga. Artinya, mempertahankan suku bunga acuan di level saat ini sembari mendorong inflasi dan tidak bereaksi berlebihan," jelas Mester.
Pernyataan The Fed yang semakin kurang kalem membuat dolar AS kembali mendapat momentum. Greenback pun mampu bangkit dan balik menekan mata uang dunia, termasuk rupiah.
Kedua, investor juga mencemaskan risiko perang dagang AS-Uni Eropa. Kantor Perwakilan Perdagangan AS (US Trade Representatives/USTR) telah menyelesaikan kajian mengenai produk-produk Uni Eropa yang bisa dikenai bea masuk. Jumlahnya adalah US$ 4 miliar, mencakup zaitun, keju, sampai wiski.
Bea masuk ini merupakan langkah AS untuk menekan Uni Eropa yang dituding terlalu memanjakan perusahaan produsen pesawat terbang, Airbus, dengan gelontoran subsidi. Washington menilai subsidi membuat Airbus mendapat keuntungan lebih dibandingkan pesaingnya, Boeing. Padahal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menyatakan baik Airbus maupun Boeing sama-sama menerima subsidi dari pemerintah masing-masing.
Dunia baru saja bersuka-cita karena AS-China akhirnya mau kembali ke meja perundingan untuk menyelesaikan perang dagang. Namun AS malah menyulut api perang dagang dengan yang lain.
Akibatnya, investor cenderung bermain aman sembari menunggu perkembangan terbaru. Permintaan terhadap aset-aset berisiko di negara berkembang menurun, sehingga melemahkan mata uang Asia termasuk rupiah.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 12:30 WIB:
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
"Saya memilih untuk mendapatkan lebih banyak informasi sebelum mempertimbangkan perubahan posisi (stance) kebijakan moneter. Belum pasti akan kebijakan ini (penurunan suku bunga) bisa efektif.
Menurunkan suku bunga justru bisa menimbulkan sentimen negatif karena terjadi perlambatan ekonomi sehingga menjadi kontraproduktif. Saya lebih memilih pendekatan yang oportunistis dibandingkan secara proaktif mendorong inflasi dengan menurunkan suku bunga. Artinya, mempertahankan suku bunga acuan di level saat ini sembari mendorong inflasi dan tidak bereaksi berlebihan," jelas Mester.
Kedua, investor juga mencemaskan risiko perang dagang AS-Uni Eropa. Kantor Perwakilan Perdagangan AS (US Trade Representatives/USTR) telah menyelesaikan kajian mengenai produk-produk Uni Eropa yang bisa dikenai bea masuk. Jumlahnya adalah US$ 4 miliar, mencakup zaitun, keju, sampai wiski.
Bea masuk ini merupakan langkah AS untuk menekan Uni Eropa yang dituding terlalu memanjakan perusahaan produsen pesawat terbang, Airbus, dengan gelontoran subsidi. Washington menilai subsidi membuat Airbus mendapat keuntungan lebih dibandingkan pesaingnya, Boeing. Padahal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menyatakan baik Airbus maupun Boeing sama-sama menerima subsidi dari pemerintah masing-masing.
Dunia baru saja bersuka-cita karena AS-China akhirnya mau kembali ke meja perundingan untuk menyelesaikan perang dagang. Namun AS malah menyulut api perang dagang dengan yang lain.
Akibatnya, investor cenderung bermain aman sembari menunggu perkembangan terbaru. Permintaan terhadap aset-aset berisiko di negara berkembang menurun, sehingga melemahkan mata uang Asia termasuk rupiah.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 12:30 WIB:
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular