Harga Minyak Muncrat, Saham Emiten Migas Malah Amblas

tahir saleh, CNBC Indonesia
03 July 2019 11:39
Harga saham emiten pertambangan minyak dan gas (migas) di Bursa Efek Indonesia anomali.
Foto: dok.Pertamina
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten pertambangan minyak dan gas (migas) di Bursa Efek Indonesia anomali. Ketika harga minyak mentah dunia mulai menguat setelah OPEC melanjutkan pemangkasan produksi, saham emiten sektor ini mayoritas melemah pada Rabu ini (3/7/2019).

Data perdagangan BEI pukul 11.20 WIB menunjukkan, empat saham emiten migas amblas, sementara dua emiten lainnya masih mencatatkan penguatan.

- PT Elnusa Tbk (ELSA) -2,60% Rp 374/saham, year to date (ytd) 9%
- PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) -3,49 Rp 830/saham, ytd 21%
- PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) - 1,59% Rp 62/sahan, ytd 24%
- PT Surya Essa Perkasa Tbk (ESSA) - 1,94% Rp 304/saham, ytd -6%
- PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS) +3,28% Rp 252, ytd -3,08%
- PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) +4% Rp 52/saham, ytd 4%

Saham migas dengan penurunan terdalam hari ini yakni Medco yang amblas 3,49%, investor asing bahkan sudah keluar dari saham ini hingga Rp 35 miliar sejak awal tahun hingga saat ini (year to date/ytd) di semua pasar.

Elnusa ditempat kedua dengan pelemahan hingga 2,6% dan asing juga keluar hingga Rp 72 miliar.


Saham Energi juga banyak dilepas asing hingga Rp 20 miliar sejak awal tahun dengan pelemahan saham hari ini sebesar 1,59%.

Adapun saham Radiant Utama naik 3,28% di level Rp 252/saham dengan jumlah investor asing yang masuk sejak awal tahun Rp 267 juta. Di sisi lain, saham migas yang juga naik yakni Astrindo Nusantara (dulu Benakat) yang naik 4% di level Rp 52/saham, dengan jumlah investor asing yang masuk mencapai Rp 56 miliar di semua pasar.

Pelemahan sebagian besar saham emiten migas terjadi di tengah tren penguatan harga minyak mentah dunia.



Setelah ditutup melemah lebih dari 4% pada perdagangan Selasa kemarin (2/7/2019), harga minyak mulai berbalik arah menguat. Anjloknya harga minyak kemarin disebabkan oleh data aktivitas industri manufaktur yang buruk di sejumlah negara.


Namun rencana negara-negara pengekspor minyak (OPEC) dan sekutunya untuk memperpanjang masa pemangkasan pasokan selama 9 bulan masih memberi dorongan ke atas pada harga si emas hitam.

Pada perdagangan hari Rabu (3/7/2019) pukul 08:30 WIB, harga minyak Brent kontrak pengiriman September naik 0,88% ke level US$ 62,95/barel. Adapun harga light sweet (WTI) menguat 0,78% menjadi US$ 56,68/barel. Sehari sebelumnya, Brent dan WTI ditutup amblas masing-masing sebesar 4,09% dan 4,81%.

Proyeksi tren harga minyak dunia.
[Gambas:Video CNBC]

(tas) Next Article Ladang Minyak Aramco Diserang, Bagaimana Saham Emiten Migas?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular