Jokowi 2 Periode Bawa IHSG jadi Runner Up Asia

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
29 June 2019 13:19
Surplus Neraca Dagang dan Kemenangan Jokowi Dongkrak IHSG
Foto: ist
Sentimen positif dari dalam negeri berhasil mendongkrak kinerja IHSG, dimana Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa neraca dagang Indonesia membukukan surplus senilai US$ 210 juta, sangat bertolak belakang dibandingkan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memproyeksikan defisit senilai US$ 1,29 miliar.

Surplus yang di luar perkiraan membuat defisit neraca dagang Indonesia secara kumulatif (Januari-Mei) menyusut menjadi m enyusut menjadi US$ 2,14 miliar, cukup jauh di bawah defisit pada periode Januari-Mei 2018 yang senilai US$ 2,86 miliar.

Di lain pihak, pelaku pasar awalnya optimis terkait pertemuan kembali Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 di Osaka,Jepang.

Namun, sentimen optimis itu segera berbalik arah ketika kedua pemimpin negara malah masih bersikap dingin.

Trump menyampaikan bahwa pertemuan kali ini setidaknya akan produktif, meski ia tidak menjanjikan untuk mengangkat bea masuk yang telah atau akan dikenakan atas impor barang dari Negeri Tiongkok, dilansir Reuters.

Sementara itu, berbicara di hadapan pemimpin negara-negara BRICS (Brazil, Russia, India, China dan South Africa) lainnya, Xi memperingatkan mengenai langkah proteksionis yang diadopsi oleh beberapa negara maju.

"Semua ini menghancurkan arus perdagangan global... Hal ini juga mempengaruhi kepentingan bersama dari negara-negara kita, serta menghantui perdamaian dan stabilitas di seluruh dunia," kata Xi, dilansir dari Reuters.

Namun, kecemasan tersebut diselamatkan ketika Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan menolak seluruh permohonan kubu capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Putusan MK memperkuat hasil perhitungan suara Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang memenangkan pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin.

Jokowi yang melanjutkan periode pemerintahannya tentunya menjadi kabar bagus bagi pasar, arah kebijakan Istana Negara tentunya tidak akan banyak berubah. Satu ketidakpastian sudah hilang di pasar, karena pemerintah sekarang tinggal menjalankan roda perekonomian untuk memacu pertumbuhan ekonomi.

Presiden Jokowi sudah menyatakan akan mengambil kebijakan "gila" untuk kepentingan negara, dan tentunya untuk memacu perekonomian agar tumbuh lebih tinggi.

TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/hps)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular