IHSG Menguat Kala Bursa Asia Jatuh, Terima Kasih Pak Jokowi!

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
28 June 2019 17:08
Jokowi Effect Jadi Penyelamat
Foto: Presiden Joko Widodo saat mengikuti KTT G20 di Osaka, Jepang ( Biro Pers Sekretariat Presiden/Laily Rachev)
Beruntung, kinerja bursa saham Tanah Air bisa diselamatkan oleh kehadiran Joko Widodo (Jokowi) effect. Kemarin, Mahkamah Konstitusi (MK) membacakan putusan terkait dengan sengketa perselisihan hasil pemilihan umum presiden 2019-2024.

Pembacaan putusan yang dimulai kemarin siang dan berakhir pada malam hari tersebut resmi mengukuhkan kemenangan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma’ruf Amin (Jokowi-Amin).

"Menolak permohonan pemohon (Prabowo-Sandi) untuk seluruhnya," ujar Ketua Majelis Hakim yang juga Ketua MK Anwar Usman di gedung MK, Jakarta, Kamis (27/6/2019).


Jika berkaca kepada sejarah, IHSG selalu memberikan imbal hasil yang menggiurkan di tahun Pemilihan Presiden (Pilpres), dengan catatan bahwa hasil Pilpres sesuai dengan proyeksi dari mayoritas lembaga survei. Pada Pilpres edisi 2019, mayoritas lembaga survei memang sebelumnya menjagokan Jokowi-Amin sebagai pemenang.

Pada tahun 2004, IHSG melejit hingga 44,6%. Kala itu, pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Muhammad Jusuf Kalla memenangkan pertarungan melawan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi (putaran 2).


Pada tahun 2009, IHSG meroket hingga 87%. Pada pertarungan tahun 2009, SBY berhasil mempertahankan posisi RI-1, namun dengan wakil yang berbeda. Ia didampingi oleh Boediono yang sebelumnya menjabat Gubernur Bank Indonesia (BI). SBY-Boediono berhasil mengalahkan 2 pasangan calon yakni Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto dan Jusuf Kalla-Wiranto.

Beralih ke tahun 2014, mantan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berhasil menempati tahta kepemimpinan tertinggi di Indonesia dengan menggandeng Jusuf Kalla sebagai wakilnya. Pada saat itu, IHSG melejit 22,3%.

Sebagai informasi, imbal hasil IHSG sepanjang tahun ini (hingga penutupan perdagangan kemarin) baru sebesar 2,55% sehingga menyisakan upside yang begitu besar jika berkaca kepada performa IHSG di tahun-tahun Pilpres sebelumnya.

Wajar saja jika investor tetap melakukan aksi beli di bursa saham tanah air di tengah-tengah tekanan jual yang menerpa bursa saham utama kawasan Asia. Mereka tak mau kehilangan potensi cuan yang masih begitu besar.

Aksi beli di pasar saham tanah air banyak dilakukan oleh investor asing. Hingga akhir perdagangan, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 607,9 miliar di pasar reguler.

Saham-saham yang banyak diburu investor asing pada hari ini di antaranya: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 219,8 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 199 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 174,5 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 92,4 miliar), dan PT Ciputra Development Tbk/CTRA (Rp 40,8 miliar).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank/tas)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular