
Bayar Utang & Perbaiki Kinerja Keuangan, SMCB Jual Tanah
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
26 June 2019 14:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja emiten semen nasional masih menghadapi tekanan berat di tengah kondisi pasar yang belum membaik. Hal ini juga dialami anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) yang masih tertekan sejak tahun lalu.
Aulia Mulki Oemar, Presiden Direktur Semen Bangun Indonesia menyatakan, ada beberapa strategi yang akan ditempuh untuk memperbaiki struktur keuangan perusahaan, di antaranya adalah dengan mendivestasi aset tanah milik perseroan yang tidak produktif.
Nilainya aset tanah yang dilepas diperkirakan di bawah Rp 100 miliar yang berlokasi di Jawa Tengah, Jawa Barat dan akan dilepas pada tahun ini.
"Melihat fixed aset tahun ini cukup besar, pertama kita akan melepas aset tanah yang tidak produktif yang divestasinya menghasilkan cash yang akan kami lakukan untuk membayar utang ke depan," kata Aulia Mulki, saat paparan publik di Grand Sheraton, Jakarta, Rabu (26/6/2019).
Diketahui, posisi utang perseroan hingga Mei 2019 sebesar Rp 9 triliun. Mengacu laporan keuangan perseroan pada triwulan pertama tahun ini, Semen Bangun Indonesia membukukan pendapatan Rp 2,17 triliun, lebih rendah dari tahun sebelumnya Rp 2,20 triliun.
Secara akumulatif dari Januari hingga Mei, volume penjualan tercatat turun 2,85% menjadi 3,92 juta ton dari tahun lalu 4,04 juta ton. Penurunan disebabkan karena situasi pasar yang belum kondusif.
Namun demikian, pada tiga bulan pertama 2019, SBI berhasil menurunkan tingkat kerugian 63% menjadi Rp 123 miliar dari periode sebelumnya rugi Rp 332 miliar. Sementara pada 2018, rugi tahun berjalan tercatat sebesar Rp 828 miliar, meningkat dari dari sebelumnya Rp 758 miliar.
Aulia optimistis pada semester kedua volume penjualan akan meningkat seiring adanya stimulus fiskal dan konsistensi pemerintah membangun infrastruktur.
"Kami optimitis semester kedua lebih baik, kebijakan pemerintah menurunkan PPnBM properti dari 5% menjadi 1% akan membantu industri properti dan membantu industri semen semen sebagai pendukung," jelas Aulia.
(hps/hps) Next Article Perusahaan Jepang Caplok 15% Saham Anak Usaha Semen Indonesia
Aulia Mulki Oemar, Presiden Direktur Semen Bangun Indonesia menyatakan, ada beberapa strategi yang akan ditempuh untuk memperbaiki struktur keuangan perusahaan, di antaranya adalah dengan mendivestasi aset tanah milik perseroan yang tidak produktif.
Nilainya aset tanah yang dilepas diperkirakan di bawah Rp 100 miliar yang berlokasi di Jawa Tengah, Jawa Barat dan akan dilepas pada tahun ini.
"Melihat fixed aset tahun ini cukup besar, pertama kita akan melepas aset tanah yang tidak produktif yang divestasinya menghasilkan cash yang akan kami lakukan untuk membayar utang ke depan," kata Aulia Mulki, saat paparan publik di Grand Sheraton, Jakarta, Rabu (26/6/2019).
Secara akumulatif dari Januari hingga Mei, volume penjualan tercatat turun 2,85% menjadi 3,92 juta ton dari tahun lalu 4,04 juta ton. Penurunan disebabkan karena situasi pasar yang belum kondusif.
Namun demikian, pada tiga bulan pertama 2019, SBI berhasil menurunkan tingkat kerugian 63% menjadi Rp 123 miliar dari periode sebelumnya rugi Rp 332 miliar. Sementara pada 2018, rugi tahun berjalan tercatat sebesar Rp 828 miliar, meningkat dari dari sebelumnya Rp 758 miliar.
Aulia optimistis pada semester kedua volume penjualan akan meningkat seiring adanya stimulus fiskal dan konsistensi pemerintah membangun infrastruktur.
"Kami optimitis semester kedua lebih baik, kebijakan pemerintah menurunkan PPnBM properti dari 5% menjadi 1% akan membantu industri properti dan membantu industri semen semen sebagai pendukung," jelas Aulia.
(hps/hps) Next Article Perusahaan Jepang Caplok 15% Saham Anak Usaha Semen Indonesia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular