
Kurs Rupiah Babak Belur, IHSG 'Kurang Nyawa'
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
26 June 2019 12:55

Investor asing memegang peranan penting dalam mengerek IHSG naik ke zona hijau pada hari ini. Per akhir sesi satu, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 80,8 miliar di pasar reguler.
Aksi beli tetap dilakukan oleh investor asing walau kinerja rupiah sedang tak mendukung. Hingga siang hari, rupiah melemah 0,35% di pasar spot ke level Rp 14.170/dolar AS.
Kala rupiah melemah, investor asing berpotensi menanggung yang namanya kerugian kurs sehingga aksi jual di pasar saham menjadi skenario yang paling mungkin terjadi.
Namun, hal tersebut nyatanya tak terjadi pada hari ini. Tampaknya, investor asing melihat bahwa prospek rupiah masih relatif kinclong kedepannya.
Pada hari Senin (24/6/2019), Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa ekspor periode Mei 2019 jatuh sebesar 8,99% secara tahunan, sementara impor jatuh 17,71%. Alhasil, neraca dagang membukukan surplus senilai US$ 210 juta, sangat bertolak belakang dibandingkan konsnesus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memproyeksikan defisit senilai US$ 1,29 miliar.
Dengan adanya surplus yang mengejutkan di bulan Mei, defisit neraca dagang Indonesia secara kumulatif pada periode Januari-Mei 2019 menyusut menjadi US$ 2,14 miliar, cukup jauh di bawah defisit pada periode Januari-Mei 2018 yang senilai US$ 2,86 miliar.
Lantas, ada harapan bahwa defisit transaksi berjalan/Current Account Deficit (CAD) untuk keseluruhan tahun 2019 akan bisa ditekan menjadi lebih rendah ketimbang capaian tahun 2018. Pada tahun lalu, CAD tercatat sebesar 2,98% dari PDB.
Jika berbicara mengenai rupiah, transaksi berjalan merupakan hal yang sangat penting lantaran menggambarkan pasokan devisa yang tidak mudah berubah (dari aktivitas ekspor-impor barang dan jasa). Hal ini berbeda dengan pos transaksi finansial yang bisa cepat berubah karena datang dari aliran modal portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.
Namun tetap saja, pelemahan rupiah pada hari ini membuat aksi beli yang dilakukan oleh investor asing menjadi kurang maksimal sehingga IHSG pun ‘kurang nyawa’.
Saham-saham yang banyak diburu investor asing pada hari ini di antaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 102,2 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 43,8 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 35,8 miliar), PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 8,6 miliar), dan PT Ace Hardware Indonesia Tbk/ACES (Rp 6 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas)
Aksi beli tetap dilakukan oleh investor asing walau kinerja rupiah sedang tak mendukung. Hingga siang hari, rupiah melemah 0,35% di pasar spot ke level Rp 14.170/dolar AS.
Kala rupiah melemah, investor asing berpotensi menanggung yang namanya kerugian kurs sehingga aksi jual di pasar saham menjadi skenario yang paling mungkin terjadi.
Pada hari Senin (24/6/2019), Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa ekspor periode Mei 2019 jatuh sebesar 8,99% secara tahunan, sementara impor jatuh 17,71%. Alhasil, neraca dagang membukukan surplus senilai US$ 210 juta, sangat bertolak belakang dibandingkan konsnesus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memproyeksikan defisit senilai US$ 1,29 miliar.
Dengan adanya surplus yang mengejutkan di bulan Mei, defisit neraca dagang Indonesia secara kumulatif pada periode Januari-Mei 2019 menyusut menjadi US$ 2,14 miliar, cukup jauh di bawah defisit pada periode Januari-Mei 2018 yang senilai US$ 2,86 miliar.
Lantas, ada harapan bahwa defisit transaksi berjalan/Current Account Deficit (CAD) untuk keseluruhan tahun 2019 akan bisa ditekan menjadi lebih rendah ketimbang capaian tahun 2018. Pada tahun lalu, CAD tercatat sebesar 2,98% dari PDB.
Jika berbicara mengenai rupiah, transaksi berjalan merupakan hal yang sangat penting lantaran menggambarkan pasokan devisa yang tidak mudah berubah (dari aktivitas ekspor-impor barang dan jasa). Hal ini berbeda dengan pos transaksi finansial yang bisa cepat berubah karena datang dari aliran modal portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.
Namun tetap saja, pelemahan rupiah pada hari ini membuat aksi beli yang dilakukan oleh investor asing menjadi kurang maksimal sehingga IHSG pun ‘kurang nyawa’.
Saham-saham yang banyak diburu investor asing pada hari ini di antaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 102,2 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 43,8 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 35,8 miliar), PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 8,6 miliar), dan PT Ace Hardware Indonesia Tbk/ACES (Rp 6 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas)
Pages
Most Popular