
6 Gerai Giant Tutup, Bursa Minta Penjelasan ke HERO
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
24 June 2019 19:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta penjelasan tertulis terkait keputusan emiten ritel, PT Hero Supermarket Tbk (HERO) yang menutup enam gerai supermarket Giant pada akhir Juli 2019. Jawaban tertulis dinantikan otoritas bursa paling lambat pada Rabu, 26 Juni 2019.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna Setia memberikan kesempatan kepada emiten dengan kode saham HERO itu menyampaikan jawaban secara komprehensif melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia.
"Kita memberikan kesempatan mereka (HERO) menyiapkan jawabannya, karena kita ingin jawaban komperhansif, paling lambat 3 hari bursa sesuai dengan kesempatan yang sama diberikan kepada perusahaan tercatat yang lain," kata Nyoman, saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (24/6/2019).
Nyoman menambahkan, beberapa informasi yang diminta Bursa Efek Indonesia meliputi kebenaran pemberitaan terkait penutupan gerai. Selain itu, BEI juga ingin melihat bagaimana pengembangan bisnis HERO ke depan, termasuk kemungkinan potensi terganggunya going concern HERO paska penutupan gerai.
"Pertama kebenaran berita yang berhubungan dengan penutuapn gerai, dari situ tentunya mendapatkan penjelasan rencana ke depan seperti apa," katanya.
Apabila HERO tidak menyampaikan keterbukaan informasi hingga Rabu, BEI akan melakukan komunikasi secara berkelanjutan dan tetap meminta hingga perseroan menyampaikan keterangan kepada publik. "Kita approach pasti, karena ini informasi yang penting," imbuh dia.
Sebagai informasi, Giant akan menutup enam gerai di Cinere Mall, Mampang, Pondok Timur, Jatimakmur, Cibubur, dan Wisma Asri. Giant adalah bagian dari Hero Supermarket Tbk (HERO). Perusahaan ini berdiri pada 1971.
Menilik kinerja keuangan, sepanjang 2018 perseron mencatat kerugian yang meningkat cukup tajam, nilainya mencapai Rp 1,25 triliun dari Rp 191,41 miliar pada 2017.
Sepanjang 2018 perseroan harus menerima kenyataan pendapatan turun 0,49% menjadi Rp 12,97 triliun dari Rp 13,03 pada 2017. Padahal, beban usaha perseroan turun 3,29% menjadi Rp 9,27 triliun.
Hingga berita ini ditulis, pihak manajemen HERO juga belum memberikan tanggapan melalui pertanyaan tertulis yang sudah disampaikan CNBC Indonesia kepada manajemen.
(hoi/hoi) Next Article Hero Grup Tutup 6 Gerai Giant
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna Setia memberikan kesempatan kepada emiten dengan kode saham HERO itu menyampaikan jawaban secara komprehensif melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia.
"Kita memberikan kesempatan mereka (HERO) menyiapkan jawabannya, karena kita ingin jawaban komperhansif, paling lambat 3 hari bursa sesuai dengan kesempatan yang sama diberikan kepada perusahaan tercatat yang lain," kata Nyoman, saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (24/6/2019).
Nyoman menambahkan, beberapa informasi yang diminta Bursa Efek Indonesia meliputi kebenaran pemberitaan terkait penutupan gerai. Selain itu, BEI juga ingin melihat bagaimana pengembangan bisnis HERO ke depan, termasuk kemungkinan potensi terganggunya going concern HERO paska penutupan gerai.
"Pertama kebenaran berita yang berhubungan dengan penutuapn gerai, dari situ tentunya mendapatkan penjelasan rencana ke depan seperti apa," katanya.
Apabila HERO tidak menyampaikan keterbukaan informasi hingga Rabu, BEI akan melakukan komunikasi secara berkelanjutan dan tetap meminta hingga perseroan menyampaikan keterangan kepada publik. "Kita approach pasti, karena ini informasi yang penting," imbuh dia.
Sebagai informasi, Giant akan menutup enam gerai di Cinere Mall, Mampang, Pondok Timur, Jatimakmur, Cibubur, dan Wisma Asri. Giant adalah bagian dari Hero Supermarket Tbk (HERO). Perusahaan ini berdiri pada 1971.
Menilik kinerja keuangan, sepanjang 2018 perseron mencatat kerugian yang meningkat cukup tajam, nilainya mencapai Rp 1,25 triliun dari Rp 191,41 miliar pada 2017.
Sepanjang 2018 perseroan harus menerima kenyataan pendapatan turun 0,49% menjadi Rp 12,97 triliun dari Rp 13,03 pada 2017. Padahal, beban usaha perseroan turun 3,29% menjadi Rp 9,27 triliun.
Hingga berita ini ditulis, pihak manajemen HERO juga belum memberikan tanggapan melalui pertanyaan tertulis yang sudah disampaikan CNBC Indonesia kepada manajemen.
(hoi/hoi) Next Article Hero Grup Tutup 6 Gerai Giant
Most Popular