Tunggu Kepastian AS-China, Bursa Asia Ditutup Balik Arah

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
24 June 2019 18:03
Indeks Shanghai menguat 0,21%, indeks Hang Seng naik 0,14%, indeks Nikkei naik 0,13%, indeks Kospi menguat terbatas 0,03%.
Foto: Seorang pedagang mata uang bekerja di dekat layar yang menunjukkan nilai tukar mata uang asing di ruang transaksi pertukaran mata uang asing di Seoul, Korea Selatan, Kamis, 7 Februari 2019. Foto AP / Lee Jin-man
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham acuan kawasan Asia berbalik arah (rebound) dan berhasil finis di zona hijau, setelah memulai perdagangan Senin hari ini (24/6/2019) dengan mencatatkan kontraksi.

Indeks Shanghai menguat 0,21%, indeks Hang Seng naik 0,14%, indeks Nikkei naik 0,13%, indeks Kospi menguat terbatas 0,03%, sedangkan indeks Straits Times lain sendiri, anjlok 0,3%.

Sebagian besar bursa saham utama Benua Kuning membukukan reli pada penutupan perdagangan hari ini didorong ekspektasi pelaku pasar terkait dialog dagang lanjutan antara Amerika Serikat (AS) dan China.


Kantor berita Xinhua milik pemerintah China, menyampaikan pada Minggu (23/6/2019) bahwa Presiden China Xi Jinping akan menghadiri KTT G20 di Jepang minggu ini, di mana ini merupakan konfirmasi resmi pertama kehadirannya, dikutip dari Reuters.

Wakil Menteri Perdagangan China Wang Shouwen menyampaikan bahwa Washington dan Beijing harus bersedia melakukan kompromi dalam negosiasi dagang mereka dan tidak hanya menuntut apa yang diinginkan masing-masing pihak.

Kedua belah pihak juga dikabarkan tengah membuat persiapan untuk pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping.

Namun, beberapa analis masih ragu bahwa dua kekuatan ekonomi terbesar dunia tersebut mampu mencapai kesepakatan. Pasalnya ketegangan antara kedua negara tidak lagi berpusat pada pengenaan bea impor, tapi sudah ke pembatasan aktifitas bisnis.

Departemen Perdagangan AS mengatakan pada Jumat (21/6/2019) waktu setempat bahwa pihaknya telah menambahkan beberapa perusahaan dan lembaga milik China dalam 'Daftar Entitas'.

Dari China, surat kabar Global Times menuliskan FedEx Corp kemungkinan akan ditambahkan ke 'Daftar Entitas yang Tidak Dapat Diandalkan' miliki Beijing.

Sebelumnya, FedEx dicurigai mengalihkan paket yang ditujukan untuk Huawei, meskipun kemudian manajemen perusahaan menyampaikan bahwa hal itu dikarenakan kesalahan operasional.

Namun, FedEx memang mengkonfirmasi bahwa semua produk Huawei akan diangkut kecuali untuk pengiriman produk Huawei yang terdaftar dalam 'Daftar Entitas', dilansir Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(dwa/tas) Next Article Kabar Baik China vs Buruk Dari Amerika, Bursa Asia Bervariasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular