'Terbang' Nyaris 126%, Masihkah Saham Bali United Kuat Naik?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
23 June 2019 13:55
'Terbang' Nyaris 126%, Masihkah Saham Bali United Kuat Naik?
IPO Bali United (CNBC Indonesia/Monica Wareza)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pekan ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) kedatangan emiten baru. Emiten ini tidak umum, menjadi yang pertama di 'spesiesnya', yaitu sebuah klub sepakbola. PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA), perusahaan yang menaungi klub Bali United, resmi melantai di BEI pada awal pekan ini.

Sejak penutupan perdagangan awal pekan, saham Bali United meroket hingga 30,4%. Saham Bali United beberapa kali terganjal auto reject atas karena kenaikan harga yang terlalu menjulang.
 




Bahkan kalau dilihat sejak penetapan harga perdana di Rp 175, saham Bali United meroket 120,57%. Saham ini menduduki peringkat kedua di daftar top gainers 17-21 Juni, hanya kalah dari sesama saham IPO yaitu Surya Fajar Capital Tbk (SFAN). 

Sepertinya euforia investor terhadap saham baru ini masih tinggi. Menjadi klub sepakbola pertama di Asia Tenggara yang menjual saham di bursa, Bali United menjadi begitu seksi. Wajar jika investor aktif berburu saham ini. 

Menarik untuk melihat performa saham Bali United selepas pekan pertama yang gilang-gemilang. Apakah masih bisa ngegas lagi? 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Di dunia sepakbola, Bali United bukan yang pertama menjadi perusahaan terbuka. Klub yang bertransformasi menjadi emiten adalah hal biasa di Eropa, kiblat sepakbola dunia. 

Biasanya performa klub di lapangan akan menjadi sentimen positif bagi sahamnya. Ambil contoh Ajax Amsterdam (Belanda). 

Sepanjang musim 2018/2019, saham De Amsterdammers melonjak 52,74%. Hal ini tidak lepas dari prestasi Matthijs de Ligt dan kompatriot yang menjadi juara Eredivise.  

Ajax juga mampu lolos sampai ke semifinal Liga Champions Eropa sebelum dikandaskan Tottenham Hotspur (Inggris). Dalam perjalanan ke babak empat besar, Ajax menekuk klub-klub kelas paus seperti Real Madrid (Spanyol) dan Juventus (Italia). 

 


Pada akhir musim 2017/2018, pendapatan Ajax tercatat EUR 91,9 juta euro (Rp 1,48 triliun dengan kurs saat ini), turun 22,25% dibandingkan musim sebelumnya. Namun dengan penampilan di Liga Champions yang ciamik, kemungkinan besar laporan keuangan Ajax musim 2018/2019 akan membaik. Oleh karena itu, wajar jika investor mengapresiasi dan memborong saham klub. 


(BERLANJUT KE HALAMAN 3)


Jadi, bagaimana dengan saham Bali United? Apakah penampilan Irfan Bachdim dan kolega bisa kembali mendongkrak harga saham? 

Semoga demikian, karena kemarin Serdadu Tridatu behasil menang 1-0 atas PSIS Semarang di lanjutan kompetisi Liga 1 berkat gol tunggal Ilija Spoasojevic. Ini membuat Bali United menduduki peringkat pertama di klasemen sementara, menunggu hasil laga Madura United vs Persib Bandung hari ini. Jika Madura United menang, maka Laskare Sape Kerap bisa kembali memuncaki klasemen dengan selisih gol. 

Sejauh ini kinerja Bali United di lapangan cukup memuaskan, menyapu bersih empat laga pertama. Rekor 100%, selalu menang. Bali United dan Madura United sejauh ini menjadi dua kuda pacu utama menuju gelar juara, seperti Manchester City dan Liverpool di Liga Primer Inggris musim lalu. 

Liga 1 musim ini masih terlalu awal, perjalanan menuju singgasana juara masih panjang. Namun jika Bali United mampu tampil konsisten, maka bukan tidak mungkin trofi jawara Indonesia akan hinggap di Pulau Dewata. Kalau ini terjadi, penampilan Bali United terus positif, maka investor boleh berharap kinerja saham perseroan juga ikut moncer.  

Namun, investor juga patut waspada dengan faktor lain yaitu iklim persepakbolaan nasional. Pengelolaan kompetisi sepakbola domestik yang, ya begitu lah, sudah menjadi kebiasaan yang terus terulang setiap tahun. 


Jadwal yang tidak pasti, uang hadiah yang tak kunjung diterima oleh klub, gaji pemain terlambat (atau mungkin tidak) dibayarkan, kerusuhan antar-suporter, pengaturan skor, dan berbagai masalah masih menghantui kompetisi sepakbola nasional. Masalah-masalah klasik yang tak kunjung tuntas sejak era Perserikatan.

Malangnya, Bali United berada di lingkungan itu. Walau penampilan Bali United bagus, menang terus, arus kas lancar, tetapi kalau kompetisi yang menaunginya masih dapat rapor merah ya susah juga. Bali United bisa ikut terseret kalau ada masalah.


TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Kanjuruhan Rusuh, Saham BOLA Amblas ke Level ARB

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular