
Saham MU Anjlok 4,52% dalam Sebulan, Saatnya #GlazersOut?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
23 June 2019 11:34

Hal lain yang membuat investor (dan fans) gusar adalah manajemen United seakan tidak peka dengan perkembangan tersebut. United malah melepas Ander Herrera dengan gratis ke Paris St Germain karena kontraknya habis.
Padahal Herrera adalah salah satu pemain yang tampil cukup apik. Namun proses negosiasi perpanjangan kontrak yang buntu membuatnya pergi dengan cuma-cuma.
Cara United menangani kontrak pemain menjadi tanda tanya besar. CEO Ed Woodward dan rekan rela mengguyur Alexis Sanchez dengan gaji GBP 500.000 (Rp 9,84 miliar dengan kurs saat ini) per pekan. Sedangkan peran Herrera di tim lebih vital ketimbang penyerang asal Cile tersebut.
Sebagian pihak menilai situasi semacam ini bisa terjadi karena United tidak memiliki direktur olahraga. Masalah rekrutmen ditangani langsung oleh Woodward, yang sepertinya lebih memilih pertimbangan komersial ketimbang kebutuhan tim.
Selepas era Sir Alex Ferguson, hanya beberapa rekrutan United yang bisa dianggap sukses. Contoh paling umum tentu De Gea, disusul oleh Herrera. Kemudian yang hit and miss ada Juan Mata, Romelu Lukaku, atau Anthony Martial. Kalau yang gagal total ya Alexis.
Mengutip Metro, Woodward sebenarnya sempat mencari sosok untuk mengisi slot direktur olahraga. Beberapa nama yang mencuat antara lain Darren Fletcher, Patrice Evra, sampai Rio Ferndinand. Ketiganya pernah mengabdi di United sebagai pemain.
Namun, mengutip Daily Mail, Woodward tak kunjung menemukan figur yang tepat. Oleh karena itu, eks bankir JP Morgan tersebut masih akan menangani urusan transfer United pada musim panas ini.
Melihat jejak rekam Woodward dalam hal transfer pemain, investor dan fans bisa jadi kebat-kebit. Sebab itu tadi, kebanyakan pemain yang didatangkan Woodward ternyata tidak meyakinkan. Bahkan Pogba yang sempat menjadi pemain termahal dunia belum bisa mengangkat prestasi United, hanya menaikkan penjualan jersey.
Ya, itu yang menjadi kekhawatiran. Woodward dipandang terlalu melihat United sebagai sebuah entitas bisnis. Rekrutmen pemain lebih banyak menggunakan pendekatan cuan ketimbang mendongrak performa di lapangan.
Perkembangan ini membuat tagar #GlazersOut menjadi salah satu trending topic di media sosial. Keluarga Glazer adalah pemilik United sejak 2005 sampai saat ini, yang mempercayakan posisi CEO kepada Woodward.
Di tangan Malcolm Glazer, United memang menjadi klub paling menguntungkan di dunia. Bahkan beberapa kali memuncaki daftar klub terkaya versi Forbes.
Namun seiring perjalanan waktu, fans melihat Glazer hanya menjadikan United sebagai mesin uang. Ambisi untuk mengukir prestasi semakin memudar. Selagi masih untung, berada di posisi enam pun tidak masalah.
Padahal penampilan di lapangan akan menentukan cuan atau tidaknya sebuah klub sepakbola. Sekarang mungkin United masih menjadi entitas bisnis yang menguntungkan. Namun kalau tidak ada perbaikan dari sisi hasil di lapangan, maka fundamental klub akan semakin rapuh dan keuntungan bakal tergerus seiring berjalannya waktu.
So, apakah memang sudah saatnya #GlazersOut...?
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Padahal Herrera adalah salah satu pemain yang tampil cukup apik. Namun proses negosiasi perpanjangan kontrak yang buntu membuatnya pergi dengan cuma-cuma.
Cara United menangani kontrak pemain menjadi tanda tanya besar. CEO Ed Woodward dan rekan rela mengguyur Alexis Sanchez dengan gaji GBP 500.000 (Rp 9,84 miliar dengan kurs saat ini) per pekan. Sedangkan peran Herrera di tim lebih vital ketimbang penyerang asal Cile tersebut.
Sebagian pihak menilai situasi semacam ini bisa terjadi karena United tidak memiliki direktur olahraga. Masalah rekrutmen ditangani langsung oleh Woodward, yang sepertinya lebih memilih pertimbangan komersial ketimbang kebutuhan tim.
Selepas era Sir Alex Ferguson, hanya beberapa rekrutan United yang bisa dianggap sukses. Contoh paling umum tentu De Gea, disusul oleh Herrera. Kemudian yang hit and miss ada Juan Mata, Romelu Lukaku, atau Anthony Martial. Kalau yang gagal total ya Alexis.
Mengutip Metro, Woodward sebenarnya sempat mencari sosok untuk mengisi slot direktur olahraga. Beberapa nama yang mencuat antara lain Darren Fletcher, Patrice Evra, sampai Rio Ferndinand. Ketiganya pernah mengabdi di United sebagai pemain.
Namun, mengutip Daily Mail, Woodward tak kunjung menemukan figur yang tepat. Oleh karena itu, eks bankir JP Morgan tersebut masih akan menangani urusan transfer United pada musim panas ini.
Melihat jejak rekam Woodward dalam hal transfer pemain, investor dan fans bisa jadi kebat-kebit. Sebab itu tadi, kebanyakan pemain yang didatangkan Woodward ternyata tidak meyakinkan. Bahkan Pogba yang sempat menjadi pemain termahal dunia belum bisa mengangkat prestasi United, hanya menaikkan penjualan jersey.
Ya, itu yang menjadi kekhawatiran. Woodward dipandang terlalu melihat United sebagai sebuah entitas bisnis. Rekrutmen pemain lebih banyak menggunakan pendekatan cuan ketimbang mendongrak performa di lapangan.
Perkembangan ini membuat tagar #GlazersOut menjadi salah satu trending topic di media sosial. Keluarga Glazer adalah pemilik United sejak 2005 sampai saat ini, yang mempercayakan posisi CEO kepada Woodward.
Di tangan Malcolm Glazer, United memang menjadi klub paling menguntungkan di dunia. Bahkan beberapa kali memuncaki daftar klub terkaya versi Forbes.
Namun seiring perjalanan waktu, fans melihat Glazer hanya menjadikan United sebagai mesin uang. Ambisi untuk mengukir prestasi semakin memudar. Selagi masih untung, berada di posisi enam pun tidak masalah.
Padahal penampilan di lapangan akan menentukan cuan atau tidaknya sebuah klub sepakbola. Sekarang mungkin United masih menjadi entitas bisnis yang menguntungkan. Namun kalau tidak ada perbaikan dari sisi hasil di lapangan, maka fundamental klub akan semakin rapuh dan keuntungan bakal tergerus seiring berjalannya waktu.
So, apakah memang sudah saatnya #GlazersOut...?
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Most Popular