Tambah Modal, Bank UOB Rilis Obligasi Subordinasi Rp 100 M

tahir saleh, CNBC Indonesia
18 June 2019 17:35
PT Bank UOB Indonesia menawarkan obligasi subordinasi dengan nama Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank UOB Indonesia.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank UOB Indonesia menawarkan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank UOB Indonesia dengan target dana yang akan dihimpun mencapai Rp 2 triliun. Untuk Tahap I, besaran Obligasi Subordinasi yang dirilis sebesar Rp 100 miliar.

Dalam prospektus yang dipublikasikan Selasa ini (18/6/2019), obligasi subordinasi ini diterbitkan tanpa warkat dengan tenor 7 tahun. Besaran kupon obligasi ini belum ditentukan oleh perseroan bersama penjamin pelaksana emisi. 

UOB Indonesia menunjuk dua penjamin pelaksana emisi efek (underwriters) yakni PT Indo Premier Sekuritas dan PT UOB Kay Hian Sekuritas (terafiliasi), sementara penjamin emisi lainnya akan ditentukan kemudian. Wali amanat ditunjuk yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.


Obligasi subordinasi atau subdebt adalah obligasi yang memiliki peringkat prioritas lebih rendah dibandingkan obligasi lain yang diterbitkan oleh penerbit jika suatu hari terjadinya likuidasi.

Dalam hal ini, perseroan tidak dapat melakukan pembelian kembali (buyback) untuk sebagian atau seluruh obligasi subordinasi ini. Perseroan sudah mendapatkan peringkat dari Fitch Ratings atas obligasi ini yakni AA (double A).

Masa penawaran awal obligasi ini dimulai pada 18-21 Juni dan perkiraan tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bisa dikantongi pada 27 Juni mendatang sehingga bisa dilakukan masa penawaran umum bisa dimulai pada 1-2 Juli mendatang. Perseroan menjadwalkan tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia pada 8 Juli 2019.

Manajemen UOB, dalam prospektus itu, menyatakan dana hasil obligasi ini akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dan mendukung perkembangan aset produktif.

"Obligasi ini juga akan diperhitungkan sebagai modal pelengkap [tier 2] serta peningkatan komposisi struktur [perhimpunan dana jangka panjang sesuai aturan OJK," tulis manajemen.

Mengacu data laporan pemegang saham, saham UOB per 31 Maret lalu dipegang oleh UOB International Investment Private Ltd Singapura 68,94%., United Overseas Bank Ltd, Singapura 30,06%, Yayasan Kesejahteraan Nusantara 1%, dan lainnya (27 pihak) 0,0012%.

Aset UOB Indonesia hingga akhir Desember 2018 mencapai Rp 103,68 triliun, bertambah dari tahun 2017 sebesar Rp 95,24 triliun. Laba tahun berjalan pada 2018 sebesar Rp 511,36 miliar, naik dari 2017 sebesar Rp 77,52 miliar.




(roy) Next Article Strategi Bisnis Bank UOB Indonesia di Masa pandemi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular