Boeing Belum Dapat Pesanan, Masihkah Laku Sahamnya?

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
18 June 2019 14:30
Meski mengalami tekanan yang cukup tinggi, mayoritas analis masih menyarankan untuk membeli emiten satu ini.
Foto: Uji Sistem Baru, Bos Boeing Ikut Naik Pesawat 737 Max
Jakarta, CNBC Indonesia - Pameran industri penerbangan terbesar dunia atau dikenal dengan nama Paris Air Show sedang dilangsungkan sejak kemarin, Senin (17/6/2019), di Paris, Prancis.

Sayangnya, pada hari pertama Paris Air Show, pabrikan asal AS, Boeing tidak membukukan satu pun pesanan baru untuk pesawatnya. Sementara kompetitornya, Airbus milik Uni Eropa, mencatat pesanan untuk 123 pesawat.

CEO Boeing Dennis Muilenburg berkilah bahwa fokus pameran kali ini bukan tentang jumlah pesanan, melainkan kesempatan perusahaan untuk kembali meyakinkan pelanggan dan pemasok bahwa Boeing membuat kemajuan agar dapat menerbangkan kembali Boeing 737 Max yang saat ini sedang 'dikandangkan'.


"Kami akan menerbangkannya kembali pesawat tersebut di udara saat sudah aman - itu adalah hal yang paling penting di sini," ujar Muilenburg, dilansir CNBC International.

Hingga saat ini, pesawat Boeing tipe 737 Max masih dilarang untuk terbang oleh Badan Penerbangan AS (Federal Aviation Agency/FAA) setelah dua kecelakaan mematikan yang menewaskan 346 orang yang dialami oleh Lion Air di Indonesia dan Ethiopian Airlines.

Manajemen perusahaan mengatakan bahwa bulan lalu pembaruan perangkat lunak terkait masalah keselamatan pesawat telah diselesaikan, tetapi FAA masih belum menyetujui perubahan tersebut, dilansir Forbes.

Meski mengalami tekanan yang cukup tinggi, mayoritas analis masih menyarankan untuk membeli emiten yang satu ini. Melansir Refinitiv dari 26 analis, 17 merekomendasikan buy, 7 menyarankan hold, dan sisanya sell.

Artinya masih ada peluang di mata pelaku pasar atas saham Boeing yang tercatat di bursa Wall Street, yakni New York Stock Exchange (NYSE).

Namun pelaku pasar diharapkan tetap berhati-hati sebelum memutuskan keputusan investasi karena tidak hanya kali ini Boeing terseret sentimen negatif kecelakaan pesawat yang berujung menjadi katalis negatif saham perusahaan.

Misalnya pada 8 Maret 2014, pesawat Boeing tipe 777-200ER milik Malaysia Airlines dikabarkan hilang. Selama seminggu itu, harga saham perusahaan anjlok 5,5% ke level US$ 128,54/saham ke US$ 121,89/saham.

Selang setelahnya, 3 bulan kemudian Boeing mencatatkan reli dan naik menjadi US$ 138,25/saham.

Penguatan ini terjadi karena meskipun dilanda tekanan karena kecelakaan dari pesawat keluaran Boeing, perusahaan masih mampu menunjukkan kinerja yang kokoh.

Dalam 2 tahun terakhir, rata-rata laba bersih perusahaan melesat 44,15% secara tahunan. Sedangkan dalam 10 tahun terakhir, keuntungan perusahaan naik 23,36% setiap tahun.

Dengan demikian bisa dikatakan, berinvestasi pada emiten satu ini masih cukup menarik dan terbukti menguntungkan, apalagi jika Boeing 737 dapat kembali terbang. 



Dari grafik di atas terlihat bahwa harga saham perusahaan menunjukkan tren penguatan beberapa tahun terakhir. Berdasarkan perhitungan Tim Riset CNBC Indonesia, jika berinvestasi US$ 1.000 pada saham Boeing 10 tahun yang lalu (2009), maka nilai investasi melonjak lebih dari 7 kali lipat.


Pada 2009, harga saham Boeing per 17 Juni 2009 adalah US$ 48,5/saham, di mana dengan dana investasi US$ 1.000 jumlah unit yang didapatkan sebanyak 21 saham. Dana US$ 1.000 setara dengan Rp 10,30 juta. Pada tahun 2009, kurs dolar masih sekitar Rp 10.389,94 (mengacu data FX.sauder.ubc.ca).

Bagaimana dengan hasil investasinya dalam rupiah?

Patut diingat, terdapat faktor risiko selisih nilai tukar ketika berinvestasi pada saham dengan denominasi selain rupiah, di mana selisih nilai tukar tersebut dapat mengikis atau mendongkrak imbal hasil yang diperoleh.

Senin kemarin, saham Boeing ditutup di harga US$ 354,9/saham, ini berarti dengan jumlah unit saham yang dimiliki 10 tahun lalu sebesar 21 saham Boeing, maka nilai investasi naik menjadi US$ 7.453 atau setara dengan Rp 106,57 juta dengan asumsi kurs saat ini Rp 14.300.

Nilai Rp 106,57 juta itu didapat dengan mengkalikan US$ 7.453 dengan Rp 14.300/US$. Nilai investasinya naik 935% dari Rp 10,30 juta menjadi Rp 106,57 juta.

TIM RISET CNBC INDONESIA


Boeing Belum Dapat Pesanan, Masih Laku Enggak Sahamnya?Foto: Suasana evakuasi kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines Flight ET 302 (AP/Mulugeta Ayene)

(dwa/tas) Next Article Pesawat 737 Max Dilarang Terbang, Cash Flow Boeing Seret

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular