Bursa Saham Asia Menghijau, IHSG kok Jatuh Nyaris 1%?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
17 June 2019 16:40
Faktor Domestik Ikut Bebani IHSG
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Lebih lanjut, faktor domestik ikut berkontribusi dalam membuat IHSG menutup hari di zona merah. Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa per akhir Mei 2019, cadangan devisa bertengger di angka US$ 120,3 miliar atau ambruk hingga US$ 4 miliar jika dibandingkan dengan posisi per akhir April 2019.

BI menyebut bahwa penyebab turunnya cadangan devisa pada bulan lalu adalah tingginya kebutuhan dolar AS untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berkurangnya penempatan valas perbankan di bank sentral guna mengantisipasi siklus pembayaran dividen beberapa perusahaan asing.


Dengan menipisnya cadangan devisa, amunisi yang dimiliki BI untuk menstabilkan rupiah kala terdapat guncangan menjadi berkurang sehingga mata uang Garuda akan lebih rentan.

Pada perdagangan hari ini, rupiah melemah 0,07% di pasar spot ke level Rp 14.330/dolar AS. Terhitung sejak angka cadangan devisa dirilis pada hari Kamis (13/6/2019) lalu, rupiah selalu mencetak depresiasi.

Pelemahan rupiah pada akhirnya membuat investor asing melego saham-saham di tanah air. Hingga akhir perdagangan, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 206,4 miliar di pasar saham tanah air (pasar reguler).

Kala rupiah terus melemah, investor asing berpotensi menanggung yang namanya kerugian kurs sehingga wajar jika aksi jual dilakukan di pasar saham tanah air.

Saham-saham yang banyak dilego investor asing pada perdagangan hari ini di antaranya: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 88,6 miliar), PT Media Nusantara Citra Tbk/MNCN (Rp 47,4 miliar), PT Bank Danamon Tbk/BDMN (Rp 45,8 miliar), PT Jasa Marga Tbk/JSMR (Rp 38,3 miliar), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 28,1 miliar).

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/tas)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular