Bursa Saham Asia Menghijau, IHSG kok Jatuh Nyaris 1%?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
17 June 2019 16:40
Perang Dagang AS-China Bisa Tereskalasi
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Di sisi lain, potensi eskalasi perang dagang AS-China menjadi sentimen negatif yang membebani kinerja bursa saham regional. Hingga kini, rencana pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dengan dengan Presiden China Xi Jinping di gelaran KTT G-20 pada akhir bulan ini di Jepang masih juga belum jelas.

Semakin mendekati akhir bulan Juni, belum ada kepastian bahwa keduanya akan bertemu, walau memang Washington masih ingin kedua pemimpin negara bertemu guna membuka jalan menuju damai dagang.

"Namun belum ada proses formalisasi," ujar Lawrence Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, mengutip Reuters.

Memang, Trump mencoba meredakan situasi dengan menyuarakan optimismenya bahwa pada akhirnya, AS-China akan mampu mengesampingkan segala perbedaan dan meneken kesepakatan dagang.

“Pada akhirnya mereka akan meneken kesepakatan,” kata Trump dalam wawancara dengan Fox News Channel pada hari Jumat (14/6/2019) waktu setempat, dilansir dari Channel News Asia.


Namun tetap saja, perang dagang berpotensi tereskalasi terlebih dahulu lantaran Trump sebelumnya sudah mengancam bahwa dirinya akan membebankan bea masuk tambahan bagi produk impor asal China jika Xi sampai tak menemuinya di sela-sela KTT G-20 nanti.

Perang dagang belum tereskalasi lagi saja, perekonomian China terlihat sudah begitu tertekan. Menjelang akhir pekan kemarin, produksi industri periode Mei 2019 diumumkan hanya tumbuh 5% secara tahunan, di bawah konsensus yang sebesar 5,5%, dilansir dari Trading Economics.

Kemudian, investasi barang modal tercatat hanya tumbuh sebesar 5,6% secara tahunan dalam periode Januari-Mei 2019, di bawah capaian pertumbuhan periode Januari-April 2019 yang sebesar 6,1%. Capaian tersebut juga berada di bawah konsensus yang sebesar 6,1%, dilansir dari Trading Economics.

Mengingat posisi China sebagai negara dengan nilai perekonomian terbesar kedua di dunia, tekanan terhadap perekonomian China pastilah memberi dampak negatif yang relatif signifikan bagi negara-negara lain.

LANJUT KE HALAMAN BERIKUTNYA>>

(ank/tas)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular