
Analisis Teknikal
Mohon Maaf Nih, Tapi Rupiah Memang Sulit Menguat Hari Ini
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
14 June 2019 12:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah bergerak melemah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini. Mata uang Tanah Air pun terancam gagal mencetak penguatan mingguan.
Pada Jumat (14/6/2019) pukul 11:30 WIB, rupiah berada Rp 14.304/US$ atau melemah 0,2% mengutip data dari investing.com.
Sejak kemarin rupiah kehilangan pijakan untuk menguat setelah Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa Mei turun sampai US$ 4 miliar dari bulan sebelumnya. Hari ini rupiah kembali mendapat sentimen negatif dari data penjualan ritel yang pada April tumbuh 6,7% year-on-year (YoY). Jauh melambat dibandingkan pertumbuhan April yang mencapai 10,1%.
Akibatnya rupiah sulit untuk untuk berbalik menguat. Hal terbaik yang bisa dilakukan hanya memangkas pelemahan.
Analisis Teknikal
Melihat grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR kini berada di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) 5 hari (garis biru) dan di bawah MA20 /rerata 20 hari (garis merah).
Sementara indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) memasuki area negatif yang memberikan gambaran sentimen bearish atau tekanan turun bagi dolar. Namun tekanan tersebut terlihat mulai mereda melihat histogram dalam grafik tersebut yang semakin menyempit.
Pada time frame 1 jam, rupiah kembali bergerak di atas MA 5 (rerata pergerakan 5 jam) dan MA 20 (rerata pergerakan 20 jam).
Indikator Stochastic berada di wilayah jenuh beli (overbought) dalam waktu yang cukup lama sehingga dapat memicu koreksi yang berarti rupiah bisa memangkas pelemahan.
Rupiah sudah melewati resisten (tahanan atas) Rp 14.300 dan kini menjadi support (tahanan bawah) terdekat. Selama bertahan di atas area tersebut rupiah berpeluang melemah ke area Rp 14.330.
Mata uang Garuda memiliki peluang memangkas pelemahan jika menembus kembali ke bawah Rp 14.300 dengan potensi ke Rp 14.280.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Jaga Kestabilan Rupiah, BI-7 D RRR Diprediksi Sulit
Pada Jumat (14/6/2019) pukul 11:30 WIB, rupiah berada Rp 14.304/US$ atau melemah 0,2% mengutip data dari investing.com.
Sejak kemarin rupiah kehilangan pijakan untuk menguat setelah Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa Mei turun sampai US$ 4 miliar dari bulan sebelumnya. Hari ini rupiah kembali mendapat sentimen negatif dari data penjualan ritel yang pada April tumbuh 6,7% year-on-year (YoY). Jauh melambat dibandingkan pertumbuhan April yang mencapai 10,1%.
Analisis Teknikal
![]() Sumber: investing.com |
Melihat grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR kini berada di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) 5 hari (garis biru) dan di bawah MA20 /rerata 20 hari (garis merah).
Sementara indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) memasuki area negatif yang memberikan gambaran sentimen bearish atau tekanan turun bagi dolar. Namun tekanan tersebut terlihat mulai mereda melihat histogram dalam grafik tersebut yang semakin menyempit.
![]() Sumber: investing.com |
Pada time frame 1 jam, rupiah kembali bergerak di atas MA 5 (rerata pergerakan 5 jam) dan MA 20 (rerata pergerakan 20 jam).
Indikator Stochastic berada di wilayah jenuh beli (overbought) dalam waktu yang cukup lama sehingga dapat memicu koreksi yang berarti rupiah bisa memangkas pelemahan.
Rupiah sudah melewati resisten (tahanan atas) Rp 14.300 dan kini menjadi support (tahanan bawah) terdekat. Selama bertahan di atas area tersebut rupiah berpeluang melemah ke area Rp 14.330.
Mata uang Garuda memiliki peluang memangkas pelemahan jika menembus kembali ke bawah Rp 14.300 dengan potensi ke Rp 14.280.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Jaga Kestabilan Rupiah, BI-7 D RRR Diprediksi Sulit
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular