Dolar AS Sudah Rp 14.300, Rupiah Terlemah di Asia (Lagi)

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 June 2019 09:32
Dolar AS Sudah Rp 14.300, Rupiah Terlemah di Asia (Lagi)
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Seperti kemarin, rupiah kembali menyandang 'gelar' sebagai mata uang terlemah di Asia. 

Pada Jumat (14/6/2019) pukul 09:20 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.300. Rupiah melemah 0,18% dibandingkan posisi perdagangan kemarin.  

Saat pembukaan pasar, rupiah masih bisa menguat tipis 0,04%. Namun tidak lama kemudian semua berubah. Rupiah berbalik melemah dan pelemahannya semakin dalam. 


Rupiah di Rp 14.300/US$ merupakan yang terlemah sejak 30 Mei. Jika situasi terus seperti ini, maka tidak akan ada happy weekend buat rupiah. Sayang sekali... 




Selain terlemah sejak 30 Mei, nasib rupiah tambah apes karena menjadi mata uang terlemah di Asia. Mayoritas mata uang utama Benua Kuning memang melemah terhadap dolar AS, tetapi rupiah jadi yang paling lemah. Sama seperti penutupan perdagangan kemarin...

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pukul 09:24 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Sepertinya aksi ambil untung (profit taking) masih mendera rupiah. Memang benar rupiah sudah melemah kemarin, bahkan menjadi mata uang terlemah di Asia. Namun itu belum cukup.

Dalam sebulan terakhir, rupiah masih menguat 1,11%. Artinya masih ada keuntungan yang bisa dicairkan oleh investor kapan saja. Gerak rupiah akan selalu dibayangi oleh profit taking


Selain itu, rilis data cadangan devisa kemarin juga rasanya masih terngiang di benak pelaku pasar. Bank Indonesia (BI) mengumumkan cadangan devisa pada Mei sebesar US$ 120,3 miliar. Turun drastis dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 124,3 miliar. 

Cadangan devisa yang anjlok US$ 4 miliar tersebut tampaknya membuat investor cemas. Meski masih memadai, tetapi amunisi BI untuk melakukan stabilisasi nilai tukar menjadi lebih terbatas. Kekhawatiran investor mengenai nasib rupiah ke depan membuat aset-aset berbasis mata uang ini mengalami tekanan jual. 

Sementara dari sisi eksternal, dolar AS memang sedang menguat setelah tertekan cukup lama. Pada pukul 09:25 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) menguat 0,01%. 

Dolar AS memang masih punya ruang untuk terapresiasi. Dalam sebulan terakhir, Dollar Index masih terkoreksi 0,56%. Dolar AS masih relatif murah sehingga menggoda untuk dibeli.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular