Ingin Perang Dagang Untungkan RI? Ini Saran Bos OJK

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
10 June 2019 15:48
Eskalasi perang dagang kian meningkat, pesan itu mengemuka dalam pertemuan G-20 di Jepang beberapa waktu lalu.
Foto: wimboh OJK (CNBC Indonesia/Rahajeng KH)
Jakarta, CNBC Indonesia - Eskalasi perang dagang kian meningkat, pesan itu mengemuka dalam pertemuan G-20 di Jepang beberapa waktu lalu.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa keuangan Wimboh Santoso menyatakan, Indonesia bisa mengambil peluang dari perang dagang dua ekonomi terbesar dunia itu dengan terus meningkatkan daya saing di kancah global. 

Pasalnya, kata Wimboh, perang dagang antara Amerika Serikat dan China tak bisa dihindari. "Perang dagang dengan China itu adalah default given, silakan. Tapi kita bagaimana bisa memanfaatkan momentum ini bagi kita," ungkap Wimboh saat ditemui di sela acara Halalbihalal BI-OJK di Menara Radius Prawiro, Kompleks Bank Indonesia, Jakarta, Senin (10/6/2019). 

Ia menjelaskan, dengan meningkatkan daya saing, bukan tidak mungkin, produk-produk asal Indonesia bisa mensubstitusikan berbagai produk asal Negeri Tirai Bambu itu. "Kalau tidak beli dari China ya beli saja dari Indonesia. Tinggal bagaimana competitiveness kita, bisa membuat barang-barang ekspor kita itu me-replace demand-demand di dunia ini," ungkap dia. 

Meski demikian, sejumlah pekerjaan rumah kata Wimboh mesti dibenahi. Seperti sektor-sektor yang bisa menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru, antara lain; perikanan, manufaktur, pertambangan, hingga menggenjot sektor pariwisata. 

"Kita harus restrukturisasi ekonomi kita. Turisme, kita suruh mereka datang ke Indonesia. Perikanan, kita ekspor. Manufacturing, kita buat supaya kita bisa menjaga competitiveness kita," tegas dia. 

Di sisi lain, kata Wimboh sentimen positif berhembus dari lembaga pemeringkat utang tingkat dunia yakni Standard and Poor's (S&P) yang menaikkan peringkat surat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB dengan proyeksi (outlook) stabil pada akhitr Mei lalu menandai perekonomian Indonesia masih dinilai cukup baik.

Hal ini kata dia bisa menjadi modal bagi Indonesia meningkatkan daya saing dan tentunya akan berdampak positif bagi iklim investasi di Indonesia. 

"Dengan kepercayaan yang lebih bagus ini, competitiveness index kita lebih tinggi, artinya risiko kita bisa dipersepsikan lebih rendah dan otomatis hanya yang lebih confident lagi, untuk melakukan bisnis di Indonesia, terutama yang kita harapkan adalah foreign direct investment (FDI), yang ini upayanya harus kita genjot serius," pungkasnya. 


(roy/roy) Next Article Negosiasi di Meja Panjang, Tawar Menawar Tarif Impor AS-China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular