
Bos OJK: Perbaikan Peringkat S&P akan Tarik Dana Asing
Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
06 June 2019 11:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan peringkat utang Indonesia menjadi BBB oleh Standard and Poor's (S&P) bisa menjadi penarik lebih banyak investasi asing.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan kenaikan peringkat ini bisa jadi momentum untuk menarik foreign direct investment (FDI) dan memperkuat portofolio investasi.
Momentum ini tepat untuk membangun ekonomi di dalam negeri, terutama untuk pembangunan daerah. Wimboh mencontohkan adanya tol Trans Jawa seharusnya bisa memacu industri manufaktur untuk investasi di sekitarnya, sehingga arus barangnya bisa lebih lancar dan menurunkan biaya logistik.
Ditambah dengan kenaikan rating oleh S&P, maka Indonesia bisa semakin mendapatkan kepercayaan investor untuk masuk. Ditambah lagi Indonesia telah membangun infrastruktur secara masif.
"Artinya level competitiveness Indonesia meningkat lebih tinggi. Kami ingin banyak investasi bersifat FDI yang masuk, untuk memperkuat portofolio investasi," kata Wimboh belum lama ini.
Banyaknya investasi yang masuk ke Indonesia semakin memuluskan rencana pemerintah untuk meningkatkan ekspor dan substitusi impor. Pembangunan industri dari hulu ke hilir pun bisa terus berjalan, dan memenuhi rantai pasok.
"Jadi negara menghemat dolar Amerika Serikat (AS) dan digunakan untuk cadangan devisa," katanya.
Meningkatnya cadangan devisa juga bisa berimbas pada perluasan lapangan kerja dengan cepat. Dia mengakui peran sektor keuangan sangat besar untuk mewujudkannya.
"Makanya kami memberikan ruang yang lebih luas untuk mendorong prioritas tersebut, habis lebaran harus cepat digarap," tegas Wimboh.
Sebelumnya S&P menaikan peringkat pemerintah Indonesia ke BBB dengan alasan prospek pertumbuhan yang kuat dan kebijakan fiskal yang prudent. Selain itu, peringkat Indonesia di IMD World Competitiveness Ranking 2019 juga naik 11 tingkat, dari 43 pada tahun lalu menjadi 32. Hal ini, tuturnya bisa dimanfaatkan untuk ke depan.
(hps) Next Article Mengukur Pergerakan Pasar Keuangan Usai Rating Naik
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan kenaikan peringkat ini bisa jadi momentum untuk menarik foreign direct investment (FDI) dan memperkuat portofolio investasi.
Momentum ini tepat untuk membangun ekonomi di dalam negeri, terutama untuk pembangunan daerah. Wimboh mencontohkan adanya tol Trans Jawa seharusnya bisa memacu industri manufaktur untuk investasi di sekitarnya, sehingga arus barangnya bisa lebih lancar dan menurunkan biaya logistik.
Ditambah dengan kenaikan rating oleh S&P, maka Indonesia bisa semakin mendapatkan kepercayaan investor untuk masuk. Ditambah lagi Indonesia telah membangun infrastruktur secara masif.
Banyaknya investasi yang masuk ke Indonesia semakin memuluskan rencana pemerintah untuk meningkatkan ekspor dan substitusi impor. Pembangunan industri dari hulu ke hilir pun bisa terus berjalan, dan memenuhi rantai pasok.
"Jadi negara menghemat dolar Amerika Serikat (AS) dan digunakan untuk cadangan devisa," katanya.
Meningkatnya cadangan devisa juga bisa berimbas pada perluasan lapangan kerja dengan cepat. Dia mengakui peran sektor keuangan sangat besar untuk mewujudkannya.
"Makanya kami memberikan ruang yang lebih luas untuk mendorong prioritas tersebut, habis lebaran harus cepat digarap," tegas Wimboh.
Sebelumnya S&P menaikan peringkat pemerintah Indonesia ke BBB dengan alasan prospek pertumbuhan yang kuat dan kebijakan fiskal yang prudent. Selain itu, peringkat Indonesia di IMD World Competitiveness Ranking 2019 juga naik 11 tingkat, dari 43 pada tahun lalu menjadi 32. Hal ini, tuturnya bisa dimanfaatkan untuk ke depan.
(hps) Next Article Mengukur Pergerakan Pasar Keuangan Usai Rating Naik
Most Popular