
Rating Utang RI Naik, OJK: Kesempatan Buat Narik Investasi
Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
05 June 2019 17:34

Jakarta, CNBC Indonesia- Peringkat utang Indonesia naik menjadi BBB oleh Standard and Poor's (S&P). Artinya Indonesia berada di atas level layak investasi sehingga bisa menjadi momentum untuk menarik foreign direct invesment (FDI) dan memperkuat portofolio investasi.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan kenaikan rating oleh S&P bisa membuat Indonesia semakin mendapatkan kepercayaan investor untuk masuk. Ditambah lagi Indonesia telah membangun infrastruktur secara masif.
Selain itu, tuturnya, peringkat Indonesia di IMD World Competitiveness Ranking 2019 juga naik 11 tingkat, dari 43 pada tahun lalu menjadi 32. Hal ini, tuturnya bisa dimanfaatkan untuk ke depan.
"Artinya level competitiveness Indonesia meningkat lebih tinggi. Kami ingin banyak investasi bersifat FDI yang masuk, untuk memperkuat portofolio investasi," kata Wimboh di kediamannya, Rabu (05/06/2019).
Momentum ini menurutnya tepat untuk membangun ekonomi di dalam negeri, terutama untuk pembangunan daerah. Wimboh mencontohkan adanya tol Trans Jawa seharusnya bisa memacu industri manufaktur untuk investasi di sekitarnya, sehingga arus barangnya bisa lebih lancar dan menurunkan biaya logistik.
Dengan begitu, rencana pemerintah untuk meningkatkan ekspor dan subtitusi impor bisa terlaksana. Adanya subtitusi impor bisa membuat negara menghemat dolar Amerika Serikat (AS) dan digunakan untuk cadangan devisa.
"Sehingga kita bisa lebih banyak menciptakan dolar untuk devisa, dan menghemat dolar untuk kita hemat, dan bisa memperluas lapangan kerja dengan cepat. Peran sektor keuangan sangat besar, makanya kami memberikan ruang yang lebih luas untuk mendorong prioritas tersebut, habis lebaran harus cepat digarap," tegas Wimboh.
Sebelumnya S&P menaikan peringkat pemerintah Indonesia ke BBB dengan alasan prospek pertumbuhan yang kuat dan kebijakan fiskal yang prudent.
(dob/dob) Next Article Dampak Covid-19, Makin Banyak Negara Tidak Mampu Bayar Utang
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan kenaikan rating oleh S&P bisa membuat Indonesia semakin mendapatkan kepercayaan investor untuk masuk. Ditambah lagi Indonesia telah membangun infrastruktur secara masif.
Selain itu, tuturnya, peringkat Indonesia di IMD World Competitiveness Ranking 2019 juga naik 11 tingkat, dari 43 pada tahun lalu menjadi 32. Hal ini, tuturnya bisa dimanfaatkan untuk ke depan.
Momentum ini menurutnya tepat untuk membangun ekonomi di dalam negeri, terutama untuk pembangunan daerah. Wimboh mencontohkan adanya tol Trans Jawa seharusnya bisa memacu industri manufaktur untuk investasi di sekitarnya, sehingga arus barangnya bisa lebih lancar dan menurunkan biaya logistik.
Dengan begitu, rencana pemerintah untuk meningkatkan ekspor dan subtitusi impor bisa terlaksana. Adanya subtitusi impor bisa membuat negara menghemat dolar Amerika Serikat (AS) dan digunakan untuk cadangan devisa.
"Sehingga kita bisa lebih banyak menciptakan dolar untuk devisa, dan menghemat dolar untuk kita hemat, dan bisa memperluas lapangan kerja dengan cepat. Peran sektor keuangan sangat besar, makanya kami memberikan ruang yang lebih luas untuk mendorong prioritas tersebut, habis lebaran harus cepat digarap," tegas Wimboh.
Sebelumnya S&P menaikan peringkat pemerintah Indonesia ke BBB dengan alasan prospek pertumbuhan yang kuat dan kebijakan fiskal yang prudent.
(dob/dob) Next Article Dampak Covid-19, Makin Banyak Negara Tidak Mampu Bayar Utang
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular