
Ekonomi Indonesia Kuat, Tapi Rentan Digoyang Investor Asing!
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
05 June 2019 18:05

Di satu sisi, masyarakat Indonesia wajib bangga dengan besarnya porsi kepemilikan investor asing di pasar saham dan obligasi. Hal tersebut menggambarkan optimisme investor asing terhadap perekonomian Indonesia. Pengakuan bagi Indonesia tersebut sejatinya diberikan juga oleh Bank Dunia dengan keputusannya yang tak memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi.
Namun di sisi lain, besarnya porsi kepemilikan investor asing di pasar saham dan obligasi bisa menjadi sumber masalah. Pasalnya, aliran modal investor asing di pasar saham dan obligasi bisa keluar dengan begitu cepat. Oleh karena itulah aliran modal tipe ini sering disebut dengan istilah hot money. Bisa cepat masuk, namun keluarnya juga bisa cepat.
Perekonomian riil dipengaruhi betul oleh aliran modal investor asing di pasar modal, baik itu saham maupun obligasi. Ketika investor asing masuk ke Indonesia, mereka akan menukarkan mata uang asing seperti dolar AS yang dimilikinya menjadi rupiah lantaran saham dan obligasi di Indonesia hanya bisa dibeli dengan mata uang rupiah (kecuali obligasi berdenominasi mata uang asing; nilainya kecil).
Nah, ketika mereka membawa keluar dananya dari Indonesia, rupiah akan kembali dikonversikan menjadi dolar AS. Hukum permintaan dan penawaran berbicara di sini. Permintaan atas dolar AS meningkat, mendorong nilainya naik (dolar AS terapresiasi dan rupiah melemah).
Pelemahan rupiah akan berdampak negatif bagi Indonesia lantaran barang-barang impor menjadi kian mahal. Investor (domestik dan asing) yang ingin menanamkan dananya di sektor riil juga bisa jadi dibuat berpikir 2 kali sebelum masuk ke tanah air. Ujung-ujungnya, apa lagi akibatnya kalau bukan pertumbuhan ekonomi menjadi lemah.
Oleh karena itu, kepercayaan yang diberikan investor asing terhadap Indonesia harus dijaga betul. Dengan adanya aliran modal yang dibawa investor asing ke Indonesia, pemerintah dan korporasi menjadi mendapatkan suntikan modal yang bisa digunakan untuk melakukan ekspansi dan semakin memacu roda perekonomian.
Namun ketika investor asing kecewa, ya itu tadi, rupiah akan ‘dihukum’ dan roda perekonomian akan tersendat.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/prm)
Namun di sisi lain, besarnya porsi kepemilikan investor asing di pasar saham dan obligasi bisa menjadi sumber masalah. Pasalnya, aliran modal investor asing di pasar saham dan obligasi bisa keluar dengan begitu cepat. Oleh karena itulah aliran modal tipe ini sering disebut dengan istilah hot money. Bisa cepat masuk, namun keluarnya juga bisa cepat.
Perekonomian riil dipengaruhi betul oleh aliran modal investor asing di pasar modal, baik itu saham maupun obligasi. Ketika investor asing masuk ke Indonesia, mereka akan menukarkan mata uang asing seperti dolar AS yang dimilikinya menjadi rupiah lantaran saham dan obligasi di Indonesia hanya bisa dibeli dengan mata uang rupiah (kecuali obligasi berdenominasi mata uang asing; nilainya kecil).
Pelemahan rupiah akan berdampak negatif bagi Indonesia lantaran barang-barang impor menjadi kian mahal. Investor (domestik dan asing) yang ingin menanamkan dananya di sektor riil juga bisa jadi dibuat berpikir 2 kali sebelum masuk ke tanah air. Ujung-ujungnya, apa lagi akibatnya kalau bukan pertumbuhan ekonomi menjadi lemah.
Oleh karena itu, kepercayaan yang diberikan investor asing terhadap Indonesia harus dijaga betul. Dengan adanya aliran modal yang dibawa investor asing ke Indonesia, pemerintah dan korporasi menjadi mendapatkan suntikan modal yang bisa digunakan untuk melakukan ekspansi dan semakin memacu roda perekonomian.
Namun ketika investor asing kecewa, ya itu tadi, rupiah akan ‘dihukum’ dan roda perekonomian akan tersendat.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/prm)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular