
Wow! Jelang Libur Lebaran, Asing Serbu Pasar Saham RI
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
31 May 2019 11:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini bisa dibilang sangat menggembirakan. Dibuka menguat 0,11%, IHSG terus memperlebar penguatannya seiring dengan berjalannya waktu. Pada pukul 10:50 WIB, IHSG sudah melejit 0,95% ke level 6.161,96.
Investor asing memegang peranan penting dalam membuat IHSG bergerak dengan nyaman di zona hijau. Jelang libur Lebaran, investor asing melakukan aksi beli yang sangat besar di pasar saham Indonesia. Hingga berita ini diturunkan, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 511,8 miliar di pasar reguler.
Di satu sisi, kinerja rupiah sedang mendukung bagi investor asing untuk masuk ke pasar saham Indonesia. Hingga berita ini diturunkan, rupiah menguat 0,1% di pasar spot ke level Rp 14.380/dolar AS. Kala rupiah menguat, investor asing akan terhindar dari yang namanya kerugian kurs sehingga wajar jika aksi beli mereka lakukan di pasar saham tanah air.
Selain itu, investor asing giat masuk ke pasar saham tanah air lantaran sudah melakukan aksi jual yang begitu besar dalam beberapa waktu terakhir. Terhitung sejak awal Mei hingga tanggal 27 Mei, investor asing tercatat sudah membukukan jual bersih senilai Rp 10,3 triliun di pasar reguler. Dalam 18 hari perdagangan di periode tersebut, investor asing tercatat hanya membukukan beli bersih selama 2 kali, sementara sisanya adalah jual bersih.
Aksi jual yang sudah terus-menerus dilakukan tentu membuka ruang bagi investor asing untuk kembali mengoleksi saham-saham di Indonesia dan hal itu dapat kita lihat pada hari ini.
Saham-saham yang banyak dikoleksi investor asing pada hari ini di antaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 99,9 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 96,7 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 84,8 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 71,1 miliar), dan PT Astra International Tbk/ASII (Rp 22,5 miliar). Kinclongnya kinerja rupiah ditopang oleh optimisme bahwa The Federal Reserve selaku bank sentral AS akan memangkas tingkat suku bunga acuan pada tahun ini. Optimisme ini datang seiring dengan rilis data ekonomi AS yang relatif mengecewakan.
Kemarin, pembacaan kedua untuk angka pertumbuhan ekonomi AS periode kuartal-I 2019 diumumkan di level 3,1% (quarterly annualized). Memang lebih tinggi dibandingkan konsensus yang dihimpun Dow Jones sebesar 3%, namun lebih rendah ketimbang angka pada pembacaan awal yang sebesar 3,2%.
Dengan adanya perlambatan ekonomi, muncul harapan bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan. Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 30 Mei 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps pada tahun ini berada di level 32,6%. Untuk pemangkasan sebesar 50 bps, probabilitasnya bahkan mencapai 35,7%.
Sementara itu, probabilitas bahwa tingkat suku bunga acuan akan dipertahan di level 2,25%-2,5% sepanjang tahun ini hanya sebesar 10,7%.
Praktis, rupiah mendapatkan energi untuk mengalahkan dolar AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Investor asing memegang peranan penting dalam membuat IHSG bergerak dengan nyaman di zona hijau. Jelang libur Lebaran, investor asing melakukan aksi beli yang sangat besar di pasar saham Indonesia. Hingga berita ini diturunkan, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 511,8 miliar di pasar reguler.
Di satu sisi, kinerja rupiah sedang mendukung bagi investor asing untuk masuk ke pasar saham Indonesia. Hingga berita ini diturunkan, rupiah menguat 0,1% di pasar spot ke level Rp 14.380/dolar AS. Kala rupiah menguat, investor asing akan terhindar dari yang namanya kerugian kurs sehingga wajar jika aksi beli mereka lakukan di pasar saham tanah air.
Selain itu, investor asing giat masuk ke pasar saham tanah air lantaran sudah melakukan aksi jual yang begitu besar dalam beberapa waktu terakhir. Terhitung sejak awal Mei hingga tanggal 27 Mei, investor asing tercatat sudah membukukan jual bersih senilai Rp 10,3 triliun di pasar reguler. Dalam 18 hari perdagangan di periode tersebut, investor asing tercatat hanya membukukan beli bersih selama 2 kali, sementara sisanya adalah jual bersih.
Saham-saham yang banyak dikoleksi investor asing pada hari ini di antaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 99,9 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 96,7 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 84,8 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 71,1 miliar), dan PT Astra International Tbk/ASII (Rp 22,5 miliar). Kinclongnya kinerja rupiah ditopang oleh optimisme bahwa The Federal Reserve selaku bank sentral AS akan memangkas tingkat suku bunga acuan pada tahun ini. Optimisme ini datang seiring dengan rilis data ekonomi AS yang relatif mengecewakan.
Kemarin, pembacaan kedua untuk angka pertumbuhan ekonomi AS periode kuartal-I 2019 diumumkan di level 3,1% (quarterly annualized). Memang lebih tinggi dibandingkan konsensus yang dihimpun Dow Jones sebesar 3%, namun lebih rendah ketimbang angka pada pembacaan awal yang sebesar 3,2%.
Dengan adanya perlambatan ekonomi, muncul harapan bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan. Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 30 Mei 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps pada tahun ini berada di level 32,6%. Untuk pemangkasan sebesar 50 bps, probabilitasnya bahkan mencapai 35,7%.
Sementara itu, probabilitas bahwa tingkat suku bunga acuan akan dipertahan di level 2,25%-2,5% sepanjang tahun ini hanya sebesar 10,7%.
Praktis, rupiah mendapatkan energi untuk mengalahkan dolar AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular