Investor Asing Masuk Rp 422 M, IHSG Melejit 1,18%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
29 May 2019 16:41
Investor Asing Masuk Rp 422 M, IHSG Melejit 1,18%
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali perdagangan dengan penguatan sebesar 0,44%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil memperlebar penguatannya menjadi 1,18% pada akhir perdagangan ke level 6.104,11.

IHSG melejit kala mayoritas bursa saham utama kawasan Asia ditransaksikan di zona merah. Untuk informasi, indeks Nikkei anjlok 1,21%, indeks Hang Seng melemah 0,57%, indeks Straits Times terkoreksi 0,34%, dan indeks Kospi jeblok 1,25%.

Panasnya bara perang dagang AS-China menjadi faktor utama yang memantik aksi jual di bursa saham Benua Kuning. Pada hari ini, CNBC International melaporkan bahwa Huawei telah mengambil langkah hukum guna mempercepat penyelesaian gugatan yang diajukannya terhadap pemerintah AS.

Untuk diketahui, pada bulan Maret Huawei mengajukan gugatan terhadap pemerintah AS lantaran menganggap bahwa hukum yang memblokir lembaga-lembaga pemerintah untuk membeli perangkat telekomunikasi dari Huawei tidaklah berlandaskan konstitusi. Hukum yang dimaksud tersebut dikenal dengan nama National Defense Authorization Act (NDAA).



Bagian 889 dari NDAA melarang lembaga-lembaga pemerintah untuk membeli perangkat telekomunikasi dari Huawei dan raksasa telekomunikasi asal China lainnya, ZTE.

Kini, Huawei mengajukan apa yang dikenal dalam istilah hukum sebagai "motion for summary judgement." Intinya, Huawei meminta kepada pengadilan untuk memenangkannya dalam gugatan yang sebelumnya mereka ajukan, atas dasar bahwa sengketa dengan AS menghadirkan kejanggalan terkait hukum (NDAA dan konstitusi AS) dan tidak berlandaskan fakta.

Dengan Huawei yang terus gencar dalam mempertahankan diri dari serangan AS, kesepakatan dagang AS-China nampak akan kian sulit untuk dicapai. Apalagi, pada hari Senin (27/5/2019) Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa pihaknya saat ini tidak siap untuk meneken kesepakatan dagang dengan China.

"Saya rasa mereka mungkin berharap bahwa mereka meneken kesepakatan dagang yang sudah ada di atas meja sebelum mereka mencoba untuk menegosiasikan ulang," kata Trump, dilansir dari Bloomberg.



"Mereka ingin meneken kesepakatan dagang. Saat ini, kami tidak siap untuk melakukannya." ungkap Trump.

Trump kemudian mengatakan bahwa bea masuk yang dikenakan oleh AS terhadap produk impor asal China dapat dinaikkan dengan sangat signifikan dan mudah.

Jika perang dagang menjadi semakin tereskalasi, tentu tekanan terhadap perekonomian kedua negara akan semakin besar. Beberapa hari yang lalu, laba perusahaan industri di China periode Januari-April 2019 diumumkan jatuh hingga 3,4% jika dibandingkan dengan capaian periode yang sama tahun sebelumnya.

Di AS, dalam proyeksi terbarunya tertanggal 24 Mei 2019, The Federal Reserve selaku bank sentral memperkirakan perekonomian hanya tumbuh 1,3% secara kuartalan yang disetahunkan (quarterly annualized) pada kuartal II-2019, jauh melambat dibandingkan capaian pada kuartal sebelumnya yang mencapai 3,2%.

Mengingat posisi AS dan China sebagai 2 negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia, tekanan terhadap perekonomian kedua negara tentu akan membawa dampak negatif bagi laju perekonomian negara-negara lain.

HALAMAN SELANJUTNYA >>>

Aksi beli yang dilakukan investor asing menjadi faktor penting di balik kinclongnya kinerja IHSG pada hari ini. Hingga akhir perdagangan, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 421,8 miliar di pasar reguler.

Sejatinya, kinerja rupiah tak mendukung bagi investor asing untuk masuk ke pasar saham Indonesia. Hingga sore hari, rupiah melemah 0,17% di pasar spot ke level Rp 14.395/dolar AS. Kala rupiah melemah, investor asing berpotensi menanggung yang namanya kerugian kurs sehingga aksi jual menjadi opsi yang paling mungkin diambil.

Nampaknya, investor asing tetap giat masuk ke pasar saham tanah air lantaran sudah melakukan aksi jual yang begitu besar dalam beberapa waktu terakhir. Terhitung sejak awal Mei hingga tanggal 27 Mei, investor asing tercatat sudah membukukan jual bersih senilai Rp 10,3 triliun di pasar reguler. Dalam 18 hari perdagangan di periode tersebut, investor asing tercatat hanya membukukan beli bersih selama 2 kali, sementara sisanya adalah jual bersih.

Aksi jual yang sudah terus-menerus dilakukan tentu membuka ruang bagi investor asing untuk kembali mengoleksi saham-saham di Indonesia dan hal itu dapat kita lihat pada hari ini.


Saham-saham yang banyak dikoleksi investor asing per akhir sesi 2 di antaranya: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 352 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 64,6 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 42 miliar), PT Perusahaan Gas Negara Tbk/PGAS (Rp 33 miliar), dan PT Barito Pacific Tbk/BRPT (Rp 20,7 miliar). Faktor penting lain di balik kinclongnya kinerja IHSG pada hari ini adalah pembagian dividen oleh perusahaan-perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hari ini merupakan hari terakhir (cum date) bagi investor untuk mengoleksi saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) jika ingin mendapatkan dividen. Untuk setiap unit saham UNVR yang dimiliki investor per akhir hari ini, akan dibagikan dividen tunai senilai Rp 775 pada tanggal 18 Juni mendatang.

Sementara itu, cum date untuk saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) adalah tanggal 11 Juni 2019. Untuk setiap unit saham TLKM yang dimiliki investor per akhir tanggal 11 Juni, akan dibagikan dividen tunai senilai Rp 163,8 pada tanggal 27 Juni.

Per akhir sesi 2, harga saham UNVR melejit 2,35%, menjadikannya saham dengan kontribusi terbesar kedua bagi kenaikan IHSG. Sementara itu, harga saham TLKM melejit 2,44%, menjadikannya saham dengan kontribusi terbesar bagi kenaikan IHSG.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular