Sustainability Bond BRI: Merawat Bumi dengan Cara Mainstream

Yuni Astutik & Rahajeng Kusumo Hastuti & Irvin Avriano A., CNBC Indonesia
29 May 2019 12:33
Sustainability Bond BRI: Merawat Bumi dengan Cara Mainstream
Jakarta, CNBC Indonesia - Sexy Killers, film indie Indonesia yang viral di Youtube menjelang hari pemilihan presiden kemarin, sukses membuat khalayak terhenyak.

Dengan semangat perlindungan alam dan kehidupan masyarakat marginal, film tersebut menyoroti sisi lain industri batu bara dan ketenagalistrikan, ditambah bumbu politik yang lumrah berada di belakangnya.

Selain mampu membuka mata publik terhadap dampak lain dari kemajuan zaman, dua isu utama yaitu kelestarian alam dan kehidupan bermanusia mampu diramu menjadi satu sajian.

Hal tersebut sekaligus menjadi bukti, sebaik-baiknya industri yang berkembang, masih memiliki risiko besar bila berhadapan isu lingkungan dan acuh tak acuh terhadap isu sosial. Mulai dari risiko hukum, sampai risiko reputasi.

Selain melalui pembawaan film yang apik tadi, dua kepentingan yang disajikan dalam film yaitu kelestarian alam dan kehidupan bermanusia juga dapat dijadikan satu dan dikombinasikan juga untuk pendanaan pasar modal yaitu melalui penerbitan sustainable bond.

Sustainable bond adalah instrumen investasi yang diterbitkan guna menggalang dana dan secara fleksibel dapat digunakan untuk proyek berwawasan lingkungan maupun proyek berdampak sosial yang positif kepada masyarakat.

Jika dirunut, proyek berwawasan lingkungan dan proyek berdampak sosial sudah lebih kerap diterbitkan di pasar modal dengan nama masing-masing green bond dan social bond.

Lantas, karena lebih fleksibel, bankir investasi global lebih menggemari permintaan untuk penerbitan sustainable bond ini dibandingkan dengan kedua jenis obligasi pendahulunya itu dengan alasan utama potensi pasar yang lebih luas.

"Setiap perusahaan besar memiliki departemen sustainability dan fokus pada CSR, dan social bond atau sustainable bond membuka peluang bagi perusahaan untuk leluasa menentukan rentang inisiatif guna penerbitan dana melalui obligasi tersebut," ujar Navindu Katugampola, Head of Green and Sustainability Bond Origination Morgan Stanley, seperti dikutip dari Euromoney.

Katugampola menilai bahwa saat ini korporasi tidak melulu ingin mengerjakan proyek yang ramah lingkungan, tetapi juga ramah terhadap kehidupan karyawan dan rekanan bisnisnya, sehingga fleksibilitas sustainable bond menjadi kekuatan utama dari produk investasi tersebut.

Salah satu penerbit awal adalah kedai kopi mewah Starbucks, yang menerbitkannya pada 2016 silam. Dana US$ 500 juta yang dibidik Starbucks dari penerbitan tersebut rencananya diperuntukkan untuk kelestarian alam saja.

Namun, seiring dengan adanya fokus tambahan perseroan pada pembiayaan petani kopi yang menjadi klien perusahaan, maka Starbucks sepakat merealisasikan penerbitan sustainable bond korporasi pertama di Amerika Serikat.

Karena itu, perluasan bidang investasi yang bertujuan memberikan dampak luas kepada bumi dan manusia tersebut melalui bond ini sangat luas karena mencakup sosial-ekonomi yang sangatlah luas.

Beberapa di antara bidang yang dapat disalurkan pendanaan dari sustainable bond adalah program yang mengurangi label ketidaksetaraan gender, bisnis inklusif, perempuan yang memiliki UKM, UKM pembiayaan mikro, agribisnis, dan pembiayaan bagi anak muda.

NEXT

Sustainability Bond BRI: Merawat Bumi dengan Cara MainstreamFoto: Sustainable Development Goals (dok: Wikipedia)
Lembaga keuangan pembangunan asal Belanda yaitu The Netherlands Development Finance Company (FMO), telah menerbitkan sustainable bond sejak 2013. Perusahaan ini sekaligus menjadi salah satu pencetus pasarnya.

Di Asean, baru dua perusahaan yang pernah menerbitkan sustainable bond. Pertama adalah Kasikornbank asal Thailand (Kbank) senilai US$ 100 juta pada Oktober 2018 dan kedua adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) senilai US$ 500 juta.

Bank BRI menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang menerbitkan global sustainable bond. Sebelumnya perusahaan Indonesia baru menerbitkan green bond, seperti PT Sarana Multi Infrastruktur dan PT Bank OCBC NISP Tbk.
 
PenerbitNegaraMata uangJumlah (juta) (Juta)Sifat
PNB Merdeka Ventures Sdn BhdMalaysiaMYR2,000483.9Green
Segi Astana Sdn BhdMalaysiaMYR415100.4Green
Sindicatum Renewable Energy Co Pte LtdSingapuraINRN.A.-Green
UiTM Solar Power Sdn BhdMalaysiaMYR24058.07Green
Sindicatum Renewable Energy Co Pte LtdThailandBahtN.A.-Green
Kasikornbank Public Company LimitedThailandUS$100100Sustainable Bond
B. Grimm Power Public Company LimitedThailandBaht5,000157.13Green
Rizal Commercial Banking CorporationFilipinaPeso15,000471.4Green
Pasukhas Green Assets Sdn BhdMalaysiaMYR20048Green
Bank Rakyat Indonesia Tbk, PTIndonesia US$500500Sustainable Bond
Total   1919.3 
Sumber: The ASEAN Capital Markets Forum, diolah

Menjadi pelopor tak membuat Bank BRI kesulitan akan pasar. Bahkan surat utang ini laris manis hingga kelebihan permintaan mencapai US$ 4,1 miliar. Dengan nilai total obligasi yang ditawarkan sebesar US$ 500 juta, maka tingkat oversubscription mencapai lebih dari 8x.

Dengan tenor 5 tahun, bond Bank BRI memiliki kupon 3,95%. Dengan kupon tersebut maka spread bila dengan dibandingkan US Treasury hanya 168 bps atau 35 bps lebih tinggi dari global bond Pemerintah RI.

Ini merupakan spread yang menggiurkan yang pernah dicapai oleh perusahaan publik di Indonesia. Rendahnya spread tersebut sekaligus mencerminkan rendahnya risiko gagal bayar.

Wajar, karena Bank BRI telah masuk peringkat layak investasi (investment grade) dari Fitch Rating dan Moody's. Beberapa pekan setelah emisi bond, lembaga pemeringkat Standard and Poors (S&P) juga menaikan rating Bank BRI menjadi layak investasi.

S&P terkenal paling pelit dan paling sulit memberikan rating layak investasi dibandingkan lembaga rating layak. Namun, kenaikan peringkat dari S&P sekaligus menjadi cap paten akan kelayakan investasi bagi Bank BRI.

Faktor lain yang membuat laris manis adalah permintaan investor, terutama dari negara maju, sangat besar. Isu keberlanjutan usaha, termasuk didalamnya isu lingkungan dan sosial telah menjadi concern negara maju dalam beberapa tahun terakhir.

Tentunya, sangat banyak investor yang ingin dunia ini berubah lebih ramah lingkungan dan lebih memberdayakan masyarakat. Investor kakap ini bisa berkontribusi dengan cara yang sangat mainstream, yakni membeli sustainable bond.

Melengkapi credit rating, sustainable bond juga melalui proses persetujuan yang ketat yang dipahami oleh investor. Pendaftaran bond ini harus mematuhi empat prinsip utama yaitu rencana penggunaan dana, proses seleksi dan evaluasi pada proyek, evaluasi penggunaan dana, dan pelaporan.

Empat prinsip tersebut harus konsisten dengan standar dari beberapa lembaga seperti International Capital Markets Association dan ASEAN Sustainability Bond Standards. Perusahaan yang ingin menerbitkan bond ini, wajib mengeluarkan sustainability bond framework yang kemudian direview oleh pihak independen agar konsisten dengan standar yang sudah ada.

BRI juga akan mengevaluasi proyek yang dicalonkan untuk pembiayaan dan pembiayaan kembali, yang sesuai dengan standar ICMA dan ASEAN, yang berdampak positif bagi lingkungan dan sosial. Selain itu, BRI telah mengembangkan pendekatan dua langkah untuk evaluasi proyek dan seleksi.

Ada tim yang bertanggung jawab untuk meninjau dan menyetujui pembiayaan atau pembiayaan kembali, yang mencakup Enterprise Risk & Portfolio Management Division, Asset and Liabilities Management Division dan Treasury Business Division

Setiap pinjaman untuk tujuan pembiayaan kembali akan terbatas pada pembiayaan tidak lebih dari tiga tahun. 
 
TahunMata uang asalJumlah (juta)US$ (juta)Sifat
2013EUR500562Sustainable Bond
2015EUR500562Sustainable Bond
2017EUR500562Sustainable Bond
2016SEK2,700290Sustainable Bond
2018US$500500Green
   2476 
Sumber: The Netherlands Development Finance Company (FMO), diolah.

NEXT Penerbitan sustainability bond merupakan salah satu alternatif sumber pendanaan BRI untuk segmen UMKM. Langkah ini juga bisa memperkuat BRI di segmen UMKM, hingga Desember 2018 penyaluran kredit di segmen ini telah mencapai 76,92% dari total kredit BRI.

Pada kuartal I-2019, pinjaman mikro BRI naik 13,2% menjadi Rp 284,1 triliun, dibandingkan kuartal I-2018 senilai Rp 251,2 triliun, dengan kontributor paling besar dari Kupedes sebesar Rp 210,7 triliun. Kontributor besar kedua dari Mikro KUR sebesar Rp 69 triliun, dan Kupedes Rakyat Rp 4,4 triliun.

Jumlah debitur mikro pun naik 6,3% pada kuartal I-2019 menjadi 10,2 juta, dibandingkan kuartal I-2018 sebanyak 9,6 juta.

Sementara untuk pinjaman Usaha Kecil dan Menengah (UKM), pada kuartal I-2018 BRI mencatatkan total pinjaman untuk usaha mikro sebesar Rp 180,8 triliun, dengan rincian small komersial Rp 166,3 triliun, retail KUR Rp 14,5 triliun.

Dengan persebaran Jawa (tidak termasuk Jakarta) 34%, Jakarta 23,2%, Indonesia bagian tengah dan timur 24,3%, serta Sumatera 18,5%.

Untuk usaha menengah, sepanjang kuartal I-2019 senilai Rp 18,8 triliun, naik 1,2% dibandingkan periode yang sama tahunlalu Rp 18,6 triliun.

Sebanyak 32,9% dari sektor perdagangan, hotel dan peristirahatan, 17,7% dari konstruksi, 17% dari agribisnis, industri manufaktur 16,8%, transportasi 6,1%, sektor jasa 4,5%, layanan sosial 2,2%, listrik, gas dan air 1,2%, dan pertambangan 1,6%.

Tahun ini BRI menargetkan pertumbuhan pinjaman sebesar 12,4%, yang dimotori oleh pinjaman mikro. Komposisi pinjaman mikro perlahan bertumbuh dan mencapai 34,9%, sesuai dengan rencana jangka panjang BRI yang kembali fokus pada bisnis mikro.

Insentif OJK
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mendorong sustainability financing termasuk di dalamnya sustainability bond. Otoritas ini telah menerbitkan aturan mengenai penerbitan green bond, termasuk insentifnya.

"Pada dasarnya kami terus mendorong program sustainable finance di Indonesia. Industri jasa keuangan memiliki peran penting untuk menyediakan pembiayaan pembangunan infrastruktur melalui instrumen keuangan berbasis sustainable financing ataupun green financing seperti skema green bonds," ujar Sekar Putri Djarot, Juru Bicara OJK, Kamis (18/4/2019).

Insentif yang dimaksud bisa berupa program pengembangan kompetensi sumber daya manusia, penganugerahan sustainable finance award, dan insentif lain.

Tentunya insentif ini hanya sweetener, karena dengan permintaan yang besar dan spread yang rendah seperti sustainble bond Bank BRI, tentu ini menjadi yang faktor utama bagi lembaga lain untuk melakukan emisi serupa.

Apalagi, niat perusahaan-perusahan untuk merawat bumi serta kehidupan bermanusia di dalamnya sudah dimulai dengan penerbitan obligasi berwawasan tersebut.

"Bringing power of the global capital markets to reinforce your corporate sustainability efforts," ujar Drew Wolff, CFO Starbucks ketika masih menjadi VP Treasurer pada 2017 silam.

Untuk itulah, seluruh perusahaan, baik di Indonesia maupun global, harus melestarikan langkah penerbitan obligasi berwawasan tersebut supaya dapat berkontribusi terhadap zaman.


TIM RISET CNBC INDONESIA 

Sustainability Bond BRI: Merawat Bumi dengan Cara MainstreamFoto: Oman Sumarna seorang seniman pahat menyelesaikan karyanya di Sanggar Primitif, Sawangan, Depok, Jawa Barat, Jumat (11/1/2018). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular