Sustainability Bond BRI: Merawat Bumi dengan Cara Mainstream

Yuni Astutik & Rahajeng Kusumo Hastuti & Irvin Avriano A., CNBC Indonesia
29 May 2019 12:33
Fokus Pada UMKM
Foto: Direktur Utama Bank BRI Suprajarto menghadiri program Berkelanjutan dan Naik Kelas Untuk Petani dan UMKM Kopi di Kecamatan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi (25/01). (Ist BRI)
Penerbitan sustainability bond merupakan salah satu alternatif sumber pendanaan BRI untuk segmen UMKM. Langkah ini juga bisa memperkuat BRI di segmen UMKM, hingga Desember 2018 penyaluran kredit di segmen ini telah mencapai 76,92% dari total kredit BRI.

Pada kuartal I-2019, pinjaman mikro BRI naik 13,2% menjadi Rp 284,1 triliun, dibandingkan kuartal I-2018 senilai Rp 251,2 triliun, dengan kontributor paling besar dari Kupedes sebesar Rp 210,7 triliun. Kontributor besar kedua dari Mikro KUR sebesar Rp 69 triliun, dan Kupedes Rakyat Rp 4,4 triliun.

Jumlah debitur mikro pun naik 6,3% pada kuartal I-2019 menjadi 10,2 juta, dibandingkan kuartal I-2018 sebanyak 9,6 juta.

Sementara untuk pinjaman Usaha Kecil dan Menengah (UKM), pada kuartal I-2018 BRI mencatatkan total pinjaman untuk usaha mikro sebesar Rp 180,8 triliun, dengan rincian small komersial Rp 166,3 triliun, retail KUR Rp 14,5 triliun.

Dengan persebaran Jawa (tidak termasuk Jakarta) 34%, Jakarta 23,2%, Indonesia bagian tengah dan timur 24,3%, serta Sumatera 18,5%.

Untuk usaha menengah, sepanjang kuartal I-2019 senilai Rp 18,8 triliun, naik 1,2% dibandingkan periode yang sama tahunlalu Rp 18,6 triliun.

Sebanyak 32,9% dari sektor perdagangan, hotel dan peristirahatan, 17,7% dari konstruksi, 17% dari agribisnis, industri manufaktur 16,8%, transportasi 6,1%, sektor jasa 4,5%, layanan sosial 2,2%, listrik, gas dan air 1,2%, dan pertambangan 1,6%.

Tahun ini BRI menargetkan pertumbuhan pinjaman sebesar 12,4%, yang dimotori oleh pinjaman mikro. Komposisi pinjaman mikro perlahan bertumbuh dan mencapai 34,9%, sesuai dengan rencana jangka panjang BRI yang kembali fokus pada bisnis mikro.

Insentif OJK
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mendorong sustainability financing termasuk di dalamnya sustainability bond. Otoritas ini telah menerbitkan aturan mengenai penerbitan green bond, termasuk insentifnya.

"Pada dasarnya kami terus mendorong program sustainable finance di Indonesia. Industri jasa keuangan memiliki peran penting untuk menyediakan pembiayaan pembangunan infrastruktur melalui instrumen keuangan berbasis sustainable financing ataupun green financing seperti skema green bonds," ujar Sekar Putri Djarot, Juru Bicara OJK, Kamis (18/4/2019).

Insentif yang dimaksud bisa berupa program pengembangan kompetensi sumber daya manusia, penganugerahan sustainable finance award, dan insentif lain.

Tentunya insentif ini hanya sweetener, karena dengan permintaan yang besar dan spread yang rendah seperti sustainble bond Bank BRI, tentu ini menjadi yang faktor utama bagi lembaga lain untuk melakukan emisi serupa.

Apalagi, niat perusahaan-perusahan untuk merawat bumi serta kehidupan bermanusia di dalamnya sudah dimulai dengan penerbitan obligasi berwawasan tersebut.

"Bringing power of the global capital markets to reinforce your corporate sustainability efforts," ujar Drew Wolff, CFO Starbucks ketika masih menjadi VP Treasurer pada 2017 silam.

Untuk itulah, seluruh perusahaan, baik di Indonesia maupun global, harus melestarikan langkah penerbitan obligasi berwawasan tersebut supaya dapat berkontribusi terhadap zaman.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

Sustainability Bond BRI: Merawat Bumi dengan Cara MainstreamFoto: Oman Sumarna seorang seniman pahat menyelesaikan karyanya di Sanggar Primitif, Sawangan, Depok, Jawa Barat, Jumat (11/1/2018). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
(dob/dob)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular