Huawei & Konflik Timur Tengah Buat Harga Emas Makin Murah

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
22 May 2019 09:54
Pergerakan harga emas global pada perdagangan Rabu (22/5/2019) pagi masih terbatas dengan kecenderungan melemah.
Foto: Karyawan menunjukkan emas batangan yang dijual di Butik Emas, Sarinah, Jakarta Pusat, Senin (17/9/2018). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan harga emas global pada perdagangan Rabu pagi (22/5/2019) masih terbatas dengan kecenderungan melemah. Risiko eskalasi perang dagang AS-China dan konflik bersenjata Timur Tengah yang semakin surut membuat daya tarik emas ikut melemah di mata investor.

Pada pukul 09:15 WIB, harga emas kontrak pengiriman Juni naik tipis 0,03% ke level US$ 1.273,6/troy ounce, setelah terkoreksi 0,32% kemarin (21/5/2019).

Sementara itu, harga emas di pasar spot turun terbatas 0,09% ke level US$ 1.273,61/troy ounce setelah melemah 0,22% kemarin.



Potensi eskalasi perang dagang AS-China, yang agak surut membuat investor sedikit berani untuk kembali bermain pada instrumen-instrumen berisiko.

Kementerian Perdagangan AS telah memberi izin kepada raksasa teknologi asal China, Huawei untuk membeli produk-produk AS hingga tanggal 19 Agustus 2019. Hal itu dimaksudkan untuk menjaga stabilitas jaringan dan perlindungan terhadap konsumen.

Tentu saja ini merupakan kabar yang baik bagi pelaku pasar. Setidaknya masih ada waktu untuk beradaptasi.

Sebelumnya, investor sempat dibuat khawatir karena pemerintah AS memasukkan Huawei ke dalam daftar hitam karena dianggap mengancam keamanan dan kepentingan nasional.

Huawei, AS, Iran, dan Arab Saudi Buat Harga Emas Makin MurahFoto: Huawei (REUTERS/Thomas Peter)

Masuknya Huawei ke dalam daftar hitam membuat perusahaan AS tidak boleh membeli produk-produk Huawei tanpa adanya izin dari pemerintah. Berlaku pula sebaliknya.

Huawei pun meradang dan menyebut keputusan tersebut dapat menghambat proses negosiasi dagang antara AS dan China.

Benar saja, sekonyong-konyong kabar Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin yang tengah mempersiapkan kunjungan ke Beijing pun hilang dari peredaran. Padahal sebelumnya kabar itu sudah beredar di kalangan pelaku pasar.

Namun karena AS sekarang sudah melunak, masih ada ruang bagi kedua negara untuk kembali berunding.

Presiden AS Donald Trump dan Presiden China, Xi Jinping juga dikabarkan akan melakukan pertemuan di sela-sela konferensi negara G20 di Jepang pada Juli mendatang.


Tidak hanya perang dagang, risiko perang bersenjata di Timur Tengah pun agak surut setelah kabinet Arab Saudi mengeluarkan pernyataan resmi.

Arab Saudi mengatakan bahwa pihaknya "akan mengerahkan seluruh kekuatan untuk mencegah terjadinya perang, dan selalu ada untuk perdamaian," ujar kabinet kerajaan, seperti yang dilansir dari Reuters.

Sebelumnya Iran dan Arab Saudi sempat gontok-gontokan akibat serangan yang terjadi pada dua fasilitas pompa di jaringan pipa milik Aramco.

Kerajaan dinasti Saud menuding Iran sebagai otak yang memberi perintah pada kelompok Houthi Yaman atas serangan tersebut.

Berkurangnya ancaman konflik global membuat emas semakin ditinggalkan oleh investor. Maklum, emas seringkali hanya dijadikan instrumen pelindung nilai (hedging) alih-alih investasi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(taa/tas) Next Article Dahsyat! Harga Emas Bakal Tembus US$ 1.500/troy ounce

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular