OECD: Perang Dagang AS-China adalah Musuh Pertumbuhan Global
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
20 May 2019 17:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China menghentikan pemulihan ekonomi global dan terus membahayakan investasi dan pertumbuhan.
Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangungan (Organisation for Economic Cooperation and Development/OECD) Angel Gurria, Senin (20/5/2019).
"Kita berada di tengah pemulihan ketika semua keputusan tentang perdagangan ini dimulai dan (perang dagang) tidak hanya menghambat pemulihan, ini pada dasarnya telah memicu perlambatan, dan potensi kerugian yang lebih besar masih ada," katanya kepada CNBC International.
"Semua orang bertaruh hari ini ... pada kesepakatan antara China dan AS, tetapi masalahnya adalah bahwa di depan itu ketegangan semakin besar dan, masalah kedua, adalah dampak besar dari ketegangan ini, menjadi semakin jelas," katanya kepada Joumanna Bercetche dari CNBC International di awal Forum Musim Semi OECD di Paris.
Tema-tema utama untuk forum tahun ini ada di seputaran tantangan hingga kerja sama internasional dan prospek ekonomi global, hingga masa depan pekerjaan dan perdagangan serta kompetisi di era digital. Ketegangan perdagangan global yang meningkat antara China dan AS kemungkinan akan mendominasi forum.
Hubungan antara kedua negara ekonomi terbesar dunia itu memburuk awal bulan ini ketika Presiden Trump mengumumkan akan menaikkan tarif impor terhadap US$ 200 miliar barang China dari 10% menjadi 25%. China merespons dengan menaikkan tarif atas barang-barang AS sebesar US$ 60 miliar.
Pembicaraan untukĀ mengakhiri perang dagang antara China-AS diyakini telah menghadang jalan dan sementara itu, data terbaru untuk April menunjukkan aktivitas konsumen dan industri melambat di AS dan China. Trump menegaskan tarif impor atas barang-barang China telah berdampak, dan menyebabkan perusahaan memindahkan produksi dari China ke Vietnam.
Eropa juga telah diancam dengan tarif impor AS yang akan menghukum industri mobilnya, meskipun tarif tersebut belum dikenakan. Mengutip CNBC International, Trump, Jumat, mengatakan Uni Eropa memperlakukan AS "lebih buruk dari China, mereka hanya lebih kecil."
Gurria mengatakan ketegangan perdagangan berdampak pada pertumbuhan dan investasi danĀ telah membuat OECD memangkas hampir 1% dari prediksi pertumbuhan globalnya dalam 12 bulan terakhir. Setahun yang lalu, organisasi ini memperkirakan pertumbuhan 3,9% pada 2019, sekarang pertumbuhan diperkirakan hanya 3,1%.
Lembaga ini akan merilis prospek ekonomi terbaru pada hari Selasa.
"Ketidakpastian adalah musuh terbesar pertumbuhan dan ketika Anda tidak memiliki investasi karena ketidakpastian perdagangan, maka tentu saja sebagai patokan, pertumbuhan akan turun dan inilah yang terjadi dalam periode waktu yang relatif singkat. Ini benar-benar pemandangan yang sangat buruk hari ini, ini merupakan sumber keprihatinan yang sangat besar," katanya.
Saksikan video mengenai proyeksi pertumbuhan global dari OECD berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm) Next Article Telisik Turunnya Harga Emas di Saat Meredanya Konflik Global
Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangungan (Organisation for Economic Cooperation and Development/OECD) Angel Gurria, Senin (20/5/2019).
"Kita berada di tengah pemulihan ketika semua keputusan tentang perdagangan ini dimulai dan (perang dagang) tidak hanya menghambat pemulihan, ini pada dasarnya telah memicu perlambatan, dan potensi kerugian yang lebih besar masih ada," katanya kepada CNBC International.
Tema-tema utama untuk forum tahun ini ada di seputaran tantangan hingga kerja sama internasional dan prospek ekonomi global, hingga masa depan pekerjaan dan perdagangan serta kompetisi di era digital. Ketegangan perdagangan global yang meningkat antara China dan AS kemungkinan akan mendominasi forum.
Hubungan antara kedua negara ekonomi terbesar dunia itu memburuk awal bulan ini ketika Presiden Trump mengumumkan akan menaikkan tarif impor terhadap US$ 200 miliar barang China dari 10% menjadi 25%. China merespons dengan menaikkan tarif atas barang-barang AS sebesar US$ 60 miliar.
Pembicaraan untukĀ mengakhiri perang dagang antara China-AS diyakini telah menghadang jalan dan sementara itu, data terbaru untuk April menunjukkan aktivitas konsumen dan industri melambat di AS dan China. Trump menegaskan tarif impor atas barang-barang China telah berdampak, dan menyebabkan perusahaan memindahkan produksi dari China ke Vietnam.
Eropa juga telah diancam dengan tarif impor AS yang akan menghukum industri mobilnya, meskipun tarif tersebut belum dikenakan. Mengutip CNBC International, Trump, Jumat, mengatakan Uni Eropa memperlakukan AS "lebih buruk dari China, mereka hanya lebih kecil."
![]() |
Gurria mengatakan ketegangan perdagangan berdampak pada pertumbuhan dan investasi danĀ telah membuat OECD memangkas hampir 1% dari prediksi pertumbuhan globalnya dalam 12 bulan terakhir. Setahun yang lalu, organisasi ini memperkirakan pertumbuhan 3,9% pada 2019, sekarang pertumbuhan diperkirakan hanya 3,1%.
Lembaga ini akan merilis prospek ekonomi terbaru pada hari Selasa.
"Ketidakpastian adalah musuh terbesar pertumbuhan dan ketika Anda tidak memiliki investasi karena ketidakpastian perdagangan, maka tentu saja sebagai patokan, pertumbuhan akan turun dan inilah yang terjadi dalam periode waktu yang relatif singkat. Ini benar-benar pemandangan yang sangat buruk hari ini, ini merupakan sumber keprihatinan yang sangat besar," katanya.
Saksikan video mengenai proyeksi pertumbuhan global dari OECD berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm) Next Article Telisik Turunnya Harga Emas di Saat Meredanya Konflik Global
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular