
BI Beberkan Penyebab Defisit Dagang yang Bengkak ke US$ 2,5 M
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
17 May 2019 11:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Neraca perdagangan Indonesia pada April 2019 mengalami defisit sangat dalam sebesar US$ 2,5 miliar. Defisit ini disebabkan oleh capaian impor yang masih lebih tinggi dari ekspor.
Pada periode tersebut ekspor tercatat US$ 12,6 miliar atau turun 13,1% year on year. Sedangkan impor mencapai US$ 15,10 miliar atau turun 6,58%.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengatakan, defisit yang besar dan dalam ini disebabkan oleh tekanan eksternal. Memanasnya Amerika Serikat dan China mengurangi volume perdagangan dunia yang tentunya mempengaruhi ekspor Indonesia.
Bahkan, kondisi global ini sangat menekan bagi pasar keuangan dan pertumbuhan ekonomi nasional yang tidak sesuai harapan BI.
"Kita alami kemarin angka trade balance defisit US$ 2,5 miliar. Trade dunia yang melambat ke ekspor kita dan langsung mengena kepada kegiatan ekonomi Indonesia," ujar Dody di Gedung BI, Jakarta, Jumat (17/5/2019).
Untuk pertumbuhan ekonomi, tidak sesuai harapan karena investasi yang rendah dari pada yang ditargetkan. Hanya konsumsi yang mampu tumbuh meski sangat tipis.
Oleh karenanya untuk menggerakkan perekonomian nasional melalui kinerja ekspor, maka ia berharap gejolak global saat ini bisa segera diselesaikan.
"Apakah ini akan terus berlangsung? Apakah ini permanen? Harapannya adalah itu hanya sementara karena tentunya ini semua akan berpengaruh kepada perekonomian emerging termasuk di Indonesia," harapnya.
(dru) Next Article Begini Kata BI Soal Asing yang Kuasai Rp 902 T SBN RI
Pada periode tersebut ekspor tercatat US$ 12,6 miliar atau turun 13,1% year on year. Sedangkan impor mencapai US$ 15,10 miliar atau turun 6,58%.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengatakan, defisit yang besar dan dalam ini disebabkan oleh tekanan eksternal. Memanasnya Amerika Serikat dan China mengurangi volume perdagangan dunia yang tentunya mempengaruhi ekspor Indonesia.
![]() |
"Kita alami kemarin angka trade balance defisit US$ 2,5 miliar. Trade dunia yang melambat ke ekspor kita dan langsung mengena kepada kegiatan ekonomi Indonesia," ujar Dody di Gedung BI, Jakarta, Jumat (17/5/2019).
Untuk pertumbuhan ekonomi, tidak sesuai harapan karena investasi yang rendah dari pada yang ditargetkan. Hanya konsumsi yang mampu tumbuh meski sangat tipis.
Oleh karenanya untuk menggerakkan perekonomian nasional melalui kinerja ekspor, maka ia berharap gejolak global saat ini bisa segera diselesaikan.
"Apakah ini akan terus berlangsung? Apakah ini permanen? Harapannya adalah itu hanya sementara karena tentunya ini semua akan berpengaruh kepada perekonomian emerging termasuk di Indonesia," harapnya.
(dru) Next Article Begini Kata BI Soal Asing yang Kuasai Rp 902 T SBN RI
Most Popular