
Anjlok 3 Hari Beruntun, Ini Peluang Cuan Trading Pound
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
16 May 2019 09:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang poundsterling Inggris kembali anjlok pada perdagangan Rabu (15/5/19) kemarin, isu Brexit masih menjadi penekan utama, mengabaikan data pasar tenaga kerja yang cukup kuat.
Perdana Menteri Inggris, Theresa May, berencana mengajukan proposal Brexit ke-empat pada parlemen di awal Juni nanti, sebelum libur musim panas. Namun Partai Buruh selaku oposisi mengatakan tidak akan menyetujui proposal tersebut jika permintaannya tidak diakomodir oleh pemerintah.
Pelaku pasar menjadi pesimis proposal kali ini akan disetujui, PM May diperkirakan kembali akan kalah saat voting dan tekanan agar dirinya mengundurkan diri sebagai perdana menteri akan semakin kuat.
"kegagalan mencapai kesepakatan dengan parlemen di bulan Juni kemungkinan akan membuat PM May mengundurkan diri, dan membuka kemungkinan terpilihnya perdana menteri yang skeptis terhadap Uni Eropa, kemungkinan terjadi hard Brexit menjadi lebih besar" kata Petr Krpata, strategist mata uang ING di London, melansir Reuters.
Sementara itu Office for National Statistic sebelumnya melaporkan data tingkat pengangguran turun menjadi 3,8% dalam tiga bulan hingga bulan Maret, menjadi yang terendah sejak akhir tahun 1974.
Pada periode yang sama, rata-rata gaji tumbuh 3,2% turun dari bulan sebelumnya 3,5%, tetapi tetap masih jauh lebih tinggi dari inflasi.
Data yang dirilis pada Selasa (14/5/19) lalu tersebut gagal mendongkrak kinerja pound. Hingga Rabu kemarin pound telah anjlok tiga hari beruntun, dan mengakhiri perdagangan di level US$ 1,2848 mengutip data dari Refinitiv.
Jika dibandingkan dengan penutupan pekan lalu di level US$ 1,2999, maka pound sudah turun 151 pip dalam tiga hari.
Pip adalah satuan poin terkecil untuk mewakili perubahan harga dalam trading forex. 1 pip dalam poundsterling senilai US$ 10 jika bertransaksi sebesar 1 lot.
Jadi trader yang mengambil posisi jual (short) pound vs dolar (GBP/USD) di hari Jumat dan menutup posisinya Rabu kemarin akan mendapat cuan 151 pip x US$ 10 = US$ 1.510 atau jika di-rupiah-kan lebih dari Rp 21 juta. Jumlah profit belum termasuk potongan komisi dan bunga menginap yang berbeda-beda di setiap broker.
Untuk membuka 1 lot kontrak standar dibutuhkan modal yang berbeda-beda tergantung berapa leverage (rasio antara dana si trader sendiri dan dana pinjaman) yang digunakan oleh trader.
Jika leverage 1:100, maka jumlah modal yang dibutuhkan atau dikenal dengan margin untuk membuka 1 lot standar adalah 100.000/100 = US$ 1.000.
Dengan asumsi investasi menggunakan modal US$ 10.000, maka cuan yang dihasilkan sebesar 15% saat mengambil posisi short GBP/USD dengan transaksi 1 lot dalam tiga hari.
(pap/hps) Next Article Dolar Unjuk Kekuatan Lagi Terhadap Mata Uang Utama
Perdana Menteri Inggris, Theresa May, berencana mengajukan proposal Brexit ke-empat pada parlemen di awal Juni nanti, sebelum libur musim panas. Namun Partai Buruh selaku oposisi mengatakan tidak akan menyetujui proposal tersebut jika permintaannya tidak diakomodir oleh pemerintah.
Pelaku pasar menjadi pesimis proposal kali ini akan disetujui, PM May diperkirakan kembali akan kalah saat voting dan tekanan agar dirinya mengundurkan diri sebagai perdana menteri akan semakin kuat.
Sementara itu Office for National Statistic sebelumnya melaporkan data tingkat pengangguran turun menjadi 3,8% dalam tiga bulan hingga bulan Maret, menjadi yang terendah sejak akhir tahun 1974.
Pada periode yang sama, rata-rata gaji tumbuh 3,2% turun dari bulan sebelumnya 3,5%, tetapi tetap masih jauh lebih tinggi dari inflasi.
Data yang dirilis pada Selasa (14/5/19) lalu tersebut gagal mendongkrak kinerja pound. Hingga Rabu kemarin pound telah anjlok tiga hari beruntun, dan mengakhiri perdagangan di level US$ 1,2848 mengutip data dari Refinitiv.
Jika dibandingkan dengan penutupan pekan lalu di level US$ 1,2999, maka pound sudah turun 151 pip dalam tiga hari.
Pip adalah satuan poin terkecil untuk mewakili perubahan harga dalam trading forex. 1 pip dalam poundsterling senilai US$ 10 jika bertransaksi sebesar 1 lot.
Jadi trader yang mengambil posisi jual (short) pound vs dolar (GBP/USD) di hari Jumat dan menutup posisinya Rabu kemarin akan mendapat cuan 151 pip x US$ 10 = US$ 1.510 atau jika di-rupiah-kan lebih dari Rp 21 juta. Jumlah profit belum termasuk potongan komisi dan bunga menginap yang berbeda-beda di setiap broker.
Untuk membuka 1 lot kontrak standar dibutuhkan modal yang berbeda-beda tergantung berapa leverage (rasio antara dana si trader sendiri dan dana pinjaman) yang digunakan oleh trader.
Jika leverage 1:100, maka jumlah modal yang dibutuhkan atau dikenal dengan margin untuk membuka 1 lot standar adalah 100.000/100 = US$ 1.000.
Dengan asumsi investasi menggunakan modal US$ 10.000, maka cuan yang dihasilkan sebesar 15% saat mengambil posisi short GBP/USD dengan transaksi 1 lot dalam tiga hari.
(pap/hps) Next Article Dolar Unjuk Kekuatan Lagi Terhadap Mata Uang Utama
Most Popular